Tuesday, March 1, 2016

Build Your Negosiator Character


 
Beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan feedback yang bagus dari seorang rekan kerja. Pasca saya share tentang berbagai teknik melakukan negosiasi, si rekan kerja saya ini merespon “challenge gue kalau bernegosiasi itusepertinya dari basic”. Saya mencoba memperjelas kebutuhan rekan saya ini“Maksudnya dari basic?” Dan rekan saya menjawab “jangankan ngomongin teknik, berani nego dulu sudah bagus bagi gue”.

Diskusi pun berlanjut ;

Saya :  “apa yang menyebabkan loe gak berani nego?”

Rekan kerja : “Gue gerasa takut aja, jangan-jangan kalau gue nego tar diomelin lagi”

Saya ; “Ok, I see”

Kawan negosiator, memang untuk menjadi negosiator ulung, Anda harus break your limit dalam bernegosiasi. Berikut adalah braking limit yang sering saya temui dari seorang negosiator;

a.       Jangan-jangan nanti saya diomelin karena nego nya terlalu rendah

Kira-kira saat ini berapa persen keuntungan yang diambil oleh pedagang? Jika Anda jalan-jalan ke tempat rekreasi maka keuntungan yang diambil pedagang antara 200% sd 300%, gila kan? Bagaimana dengan keuntungan pedagang di toko-toko atau pasar? Keuntungan yang mereka ambil antara 10% - 50%

Sekarang berapa keuntungan yang disunahkan oleh Rosulullah SAW, 2% - 5% saja. Rubah cara berfikir nya saat kita negosiasi. Bahwa negosiasi yang kita lakukan bertujuan membantu pedagang menjual barangnya dengan mengambil keuntungan sesuai dengan yang diajarkan Rosulullah.

b.      Kasihan pedagang kecil, mereka bukan pengemis, kenapa mesti di nego segala

Bisa jadi Anda akan menemui pedagang yang berkata “ya sudah deh, saya jual rugi untuk pelaris”. Apa Anda percaya pedagang tersebut benar-benar menjual rugi barangnya?

Pedagang pastinya sudah melakukan perhitungan berapa harga jual barang agar ongkos operasional nya impas bahkan lebih. Pedagang juga sudah memperhitungkan modal yang harus dikembalikan agar usahanya tetap berjalan. Sehingga kata-kata “saya jual rugi” bener-benar penjualnya “rugi”? adalah pancingan bagi Anda.

Sesuangguhnya dengan mengatakan hal tersebut, penjual mengharapkan satu diantara dua respon Anda. Pertama penjual mengharapkan respon dari Anda, “Abang penjual kasihan ya, ya sudah, saya gak jadi nawar lebih murah lagi”. Respon kedua yang diharapkan dari Anda adalah, “Abang penjualnya baik ya, saya seharusnya langganan dengan abang ini”.

Selalu ingat, saat penjual sudah melepaskan barang dagangannya, dia sudah mengambil untung.

c.       Saya mau nego, tapi tidak tahu aapakah harga yang saya negosiasikan masuk akal atau tidak

Inilah perlu nya Anda mengumpulkan informasi terlebih dahulu. Dan jika Anda perhatikan bagaimana ibu-ibu bernegosiasi, sebenarnya mereka menerapkan cara mengumpulkan informasi, walaupun cara yang mereka lakukan tidak efektif. Perhatikan ibu-ibu, saat mau membeli sesuatu, ibu-ibu tadi “muter-muter” keliling pasar untuk mengumpulkan informasi harga yang paling murah. Sebagai langkah awal, Anda bisa meniru yang dilakukan ibu-ibu dalam mengumpulkan informasi.

Cara lainnya adalah dengan memanfaatkan teknologi. Sekarang sudah banyak aplikasi yang dapat membantu Anda dalam membandingkan harga. Patokan harga inilah yang bisa Anda gunakan untuk bernegosiasi.

Cara yang lebih efektif adalah dengan teknik “Empat Pelayan Bertanya”. Pembahasannya sudah saya bahas dicatatan sebelumnya

Fisrt breaking your limit, then learn the technic

Berkah selalu

N Kuswandi