Wednesday, June 26, 2019

Efek Domino Di Dalam Coaching



Di Leeuwarden, Belanda, pada hari Domino, 13 November 2009, Weijers Domino Production menyelenggarakan pemecahan rekor dunia menjatuhkan domino dengan membariskan 4.491.863 keping domino yang ditata secara menakjubkan. Seperti kita tahu, kejatuhan domino pertama kan memicu kejatuhan beruntun domino berikutnya. Namun tahukah Anda, setiap domino yang jatuh ternyata melepaskan energi lebih dari 94.000 joule yang setara dengan seorang laki-laki yang melakukan push up 545 kali.

Menariknya adalah efek domino ini menjadi punya energi yang lebih besar saat disusun dengan kepingan domino yang berukuran besar. Lorne Whitehead dalam journal pf physics menulis bahkan sebuah domino mampu menjatuhkan sebuah domino yang berukuran 50% lebih besar. Artinya apa? Jika kita menyusun domino awal dengan tinggi 5 cm, maka domino ke 18 akan setinggi Menara pizza, dan itu bisa dijatuhkan dari reaksi berantai domino yang diawali dari domino 5 cm.

Apa implikasinya terhadap coaching?

Mari sepakati bahwa coaching tidak hanya memberikan powerful question? Ada lima bagian utama dari coaching, yang sering kali saya singkat menjadi COACH. Dimana C adalah singkatan dari Create Trust and Intimacy, O kepanjangan dari Observe and Assess Coachee Needs. Aktifitas ketiga baru A atau Ask Powerful Question. Proses coaching tidak berhenti di huruf A namun ada proses berikutnya, yaitu huruf C atau Challenge the Process dan H atau Hold Accountability.
Challenge the process dan hold accountability pada hakekatnya adalah membantu coachee mengimplementasikan action log dari percakapan coaching. Dan menariknya adalah saat coachee doing small action untuk mengimplementasikan action log dari percakapan coaching maka “bang” reaksi  berantai seperti efek domino akan terjadi.

Ada orang yang pada awalnya tidak pernah olah raga. Kemudian dia memulai menggerakkan domino awalnya dengan jalan kaki mengelilingi komplek bersama anak nya. Dan “bang”, efek domino terjadi. Small action yang dia lakukan menggerakan domino keakraban dengan anaknya, menggerakan domino lebih bugar, menggerakan domino lebih sehat, menggerakan domino disiplin dan domino-domino lain.

Dari keseluruhan kekurangan yang saya miliki, saya menata domino pertama saya dengan belajar mendengar lebih baik.  Setelah domino pertama saya, “mendengar”, bergerak maka domino lain juga ikut berdampak. Hubungan saya dengan istri menjadi lebih baik, kehidupan keluarga lebih indah, senyuman yang dibawa dari rumah membuat kerja semakin produktif dan gerakan-gerakan domio lain.

Perlu dicatat bahwa ada syarat yang perlu dipenuhi oleh seorang coach untuk menggerakan “domino” awal tersebut. Syarat tersebut berhubungan dengan hokum pareto. Seperti kita sepakati bahwa ada bagian sebesar 20% yang memiliki kontribusi terhadap 80%. Sehingga coach butuh menemukan domino awal yang 20% tersebut.

Proses penemuan domino awal ini bisa dilakukan seorang coach saat berada di proses akhir percakapan coaching.

Pertanyaan yang biasa saya gunakan untuk membantu coachee menemukan domino awal adalah “Dari keseluruhan action yang akan Anda lakukan, mana satu action yang jika Anda lakukan akan membuat action lain menjadi lebih mudah atau bahkan tidak perlu dilakukan lagi?”

Peran Anda sebagai coach belumlah berakhir, setelah coachee Anda menemukan domino pertama, langkah berikutnya adalah mengajak coachee Anda menyusun domino-domino berikutnya. Dan pertanyaan berikutnya yang seringkai saya gunakan adalah “Dari action plan lain yang sudah Anda rencanakan, mana yang memiliki impact besar dengan effort yang kecil?”

Akhirnya domino coachee Anda sudah tersusun dengan rapi. Ingat bahwa domino terakhir tidak akan pernah bergerak jika domino awal tidak pernah digerakan. Dan inilah peran challenge the progress & hold accountability seorang coach. Gerakan domino pertama coachee dengan monitoring progress coachee dan berikan feedback atas pregress yang dilakukan coachee.

Berkah Selalu
N Kuswandi
People & Organization Performance Coach
Penulis Buku Coaching Handbook