Sunday, July 20, 2014

Pengumuman Hasil Pilpres

 
Menanti pengumuman resmi KPU tentang hasil pemilu Presiden Indonesia, pada tanggal 22 Juli 2014. Perbedaan hasil Quick Count di beberapa televisi nasional memang membuat suasana politik Indonesia menjadi semakin memanas. Apalagi saat kedua calon presiden mendeklarasikan kemenangannya kepada publik, Indonesia laksana mempunyai dua orang presiden.
 
Sambil menunggu hasil resmi dari KPU tanggal 22 Juli 2014, diskusi kecil saya dan istri selalu mewarnai selepas berbuka puasa. Diskusi tentang ke"legowo"an mengakui kemenangan dan menjadikan kekalahan sebagai pelajaran. Dan berikut adalah rangkuman diskusi saya dengan istri.
 
# 1 WAJIB-WAJIB
Kewajiban pertama saya untuk memilih sudah saya lakukan
Kewajiban kedua saya adalah mendukung siapapun presidennya yang menang

Saya butuh presiden, tapi presiden saja tidak cukup untuk membangun Indonesia tanpa sinergi rakyat nya

Mange presiden superhero
 
#2 PYGMALION EFFECT
Saya percaya Pygmalion Effect - Apa yang kita pikirkan yang akan terjadi
Saya sudah memilih dan saat nya berfikit positif
"siapapun presidennya adalah orang baik yang akan membangun Indonesia dengan cara yang baik"

Sehingga saya siap dipimpin Prabowo ataupun Jokowi

Saya malah kawatir dengan pikiran-pikir
an negatif para pendukung kepada presiden sebelah

Piye jal kalau presiden yang tidak kita dukung yang benar-benar jadi presiden
Bisa jadi, karena pikiran buruk nya orang maka presiden berikutnya benar-benar menjadi buruk seperti pikiran orang

Sama-sama berpikir, saya memilih berpikir yang baik-baik saja

#3 THE MAP IS NOT YOUR TERITORY
Saya bukan orang fanatik pada satu orang kok
Kasihan orang-orang ini yang menghujat presiden fanatiknya ya ma

Ada istilah dalam NLP "THE MAP IS NOT YOUR TERITORY"
Dengan menggeser sudut pandang, ...

Kita bisa menjadi pendukung presiden yang terpilih kok ma

Change the map and you can change the word

 
#4 MENTAL KAYA
Option ini opsion yg belum teruji secara ilmiah. Tapi layak ditambahkan

 
Org bermental kaya melihat kemenangan dan kekalahan sebagai media bertumbuh
Orang bermental kaya melihat kekalahan dan kemenangan sebagai media belajar lebih dan lebih

Orang bermental miskin melihat kemenangan sebagai kesempatan menghina yang kalah
Orang bermental miskin melihat kekalahan sebagai kecurangan dan meratapi kekalahannya

Dan saya memilih sebagai orang "Bermental Kaya" yang siap dipimpin Prabowo atau Jokowi
Bagaimana dengan Anda?
 
#5 KHOIRUL UMUURI AWASATUHAA
Langsung teringat pesannya
Cak Nun "Diam saja, tidak usah berdebat, tidak usah menghebat-hebatkan siapa dan tidak perlu ikut menghina-hina siapa tetapi anda harus menjadi pengayom bagi bagi seluruhnya. Anda harus tetap menjaga cinta anda kepada Jokowi dan juga kepada Prabowo karena mereka adalah orang-orang Indonesia dan mereka adalah anak-anak Bangsa Indonesia, dan anda harus tetap berdiri ditengah di garis khatuslistiwa untuk mencintai mereka semua dengan cara mencintai yang searif-arifnya"

Anda mendukung siapapun, mau memuja siapapun, mau menghina siapapun saya ingatkan bahwa dari keseluruhan euphoria yang sedang anda rayakan mohon dicukupkan 5% saja, 95% sisanya anda persiapkan untuk kekecewaan-kekecewaan yang akan terjadi selanjutnya, siapapun Presidennya.
 
Khoirul umuuri awsatuhaa, bahwa yang terbaik adalah yang berada di tengah-tengah (secukupnya saja)
 
Semoga bermanfaat untuk menyikapi hasil resmi KPU
 
Berkah selalu
N Kuswandi

Wednesday, July 9, 2014

Hasil Survey Aspek Kepribadian Capres

 
Tanggal 3 Juli 2014, Laboratorium Psikologi Politik UI bekerjasama dengan HIMPSI Psikologi Sosial, HIMPSI Psikologi Klinis, dan Fakultas Psikologi Padjajaran merilis hasil survery yang diklaim sebagai survey aspek kepribadian Capres.

Survey ini adalah proaktif para psikolog untuk melihat dinamika politik pemilihan presiden yang sedang menghangat. Dan selama proses pemilihan presiden di Indonesia, nampaknya ini adalah survey psikologis pertama kali yang dilakukan oleh kalangan psikolog.
 
Berikut adalah hasil survey yang dilakukan para psikolog tersebut.
 
Tentunya dalam membaca hasil survey harus diikuti dengan netralitas dan analisa setajam "silet". Dan berikut adalah beberapa komentar saya terkait dengan hasil survey tersebut :
 
1. Kenapa judul nya menjadi Survey Aspek Kepribadian Capres tp yg dipakai trait?
Dalam psikologi berbeda antara kepribadian dan trait

2. Ketua HIMPSI Jakarta Jo Rumeser mengatakan bahwa "landasan teori survey ini menggunakan Konsep Posner dan Kauzen yg dikenal sbg Leadership Challange" tetapi alat survey yg dipakai ternyata menggunakan konsep Big Five Personality nya Golbern
http://m.beritasatu.com/.../194420-menakar-aspek...

3. Selain menggunakan konsep the big five juga menambahkan konsep motif. Dua konsep yg menurut sy berbeda, seakan berkata the big five perlu disempurnakan. Tp sy yakin para psikolog punya pertimbangan tertentu

4. Ini yg plg kritikal tp tdk dijelaskan dan tdk ada di ppt, uji data dan hasil VALIDITAS - REABILITAS

5. Jika diperhatikan lbh jauh lg juga menarik contoh nya leadership style. Dr begitu banyak leadership style kenapa responden hanya diminta milih otorriter atau demokratis? Dengan dasar konsep yang sama kenapa juga tidak memasukan dua tipe leadership yang lain, Otoriter - Permissive - Demokratis - Otoritatif

6. Saat mempresentasikan hasil survey nya, sayangnya presenternya tdk menjelaskan dinamika psikologisnya tapi malah fokus ke data survey. Bagi orang non psikologis bisa jadi hasil ini diterjemahkan secara sepihak. Contoh nya kalau hanya dibaca persifat tdk ke dlm dinamika psikologi. Jokowi punya nilai 7 di trait Consiounes "pengambilan keputusan dg mempertimbangkan byk hal" kalu berdiri sendiri bagi sebagian org akan dilihat sebagi positif sebagai tajam menganalisa masalah atau bisa juga dinilai negatif sebagai lama menganalisa lama memutuskan
Mari diskusikan ini
 
Berkah selalu
N Kuswandi

Tuesday, July 1, 2014

Melihat Capres Secara Berimbang


Pemilu presiden, momen yang menggairahkan bagi hampir semua warga Indonesia. Perdebatan saling membela ataupun menjelek-jelekan Calon Presiden pilihan pun menjadi fenomena menarik tersendiri di diskusi sosial media sampai diskusi di warung kopi.  Saking fanatiknya pendukung Calon Presiden tak heran yang terjadi berikutnya adalah teman jadi musuh, saudara hilang, dan relasi renggang. Padahal 1000 teman itu sedikit dibanding 1 orang musuh. Hilang satu saudara tidak tergantikan. Dan renggangnya relasi membutuhkan effort 5 kali lipat untuk mengembalikan hubungan.
 
Agar semua teman, saudara dan relasi yang kita miliki tetap selalu di sisi kita, yuk coba kita mendiskusikan dari sisi yang berimbang. Melihat dari sudut pandang kekuatan para calon presiden kita. Dan ini adalah beberapa sudut pandang yang saya dan istri kumpulkan dari diskusi menjelang sahur dan setelah buka puasa.
 
#1 Task Oriented & People Oriented
Task Oriented "Capres Prabowo Subianto menegaskan demokrasi adalah alat untuk mencapai cita-cita yang diinginkan Indonesia"
People Oriented "Capres Joko Widodo, demokrasi adalah suara rakyat"
 
#2 Manager & Leader
Jika memilih manager (do the right think) pilih Jokowi
Kalau memilih leader (do the think right) pilih Prabowo


#3 Strategic & Executor
Kalau Anda yakin strategi Indonesia selama ini sdh bagus tapi eksekusi nya yg tdk Bagus pilih Jokowi. Dia eksekutor yg baik
Kalau Anda meyakini Indonesia butuh strategi yg baik, pilih Prabowo. Dia ahli strategi

 
#4 Kholeris & Plagmatis
Prabowo Subijanto adalah seorang kholeris. Dan sebagai seorang kholeris, Prabowo memiliki kelebihan dan kekurangannya
Jokowi adalah seorang Plagmatis. Dan sebagai seorang Plagmatis, Jokowi memiliki kekurangan dan kelebihannya

#5 Persepsi Kepribadian
Ketegasan seorang kholeris seringkali disalah arti sebagai otoriter
Take a lead nya seorang kholeris sering kali disalah arti sebagai ambisi kekuasaan

Kedamaian seorang Plagmatis seringkali disalah arti sebagai boneka
Kemampuan untuk mendengar pendapat seorang Plagmatis seringkali disalah arti sebagai tidak punya pendirian


#6 Coach & Mentor
Sebagai Plagmatis, Jokowi adalah Coach yang baik - Ing madyo mangun karso
Sebagai Kholeric, Prabowo adalah mentor yang baik - Ing ngarso sun tulodho

Setiap orang memiliki ekpektasi sendiri-sendiri dengan presiden yang akan datang. Dan setiap orang memiliki analisa nya masing-masing untuk melihat kondisi Indonesia. Dengan situasi yang ada saat ini, silahkan menentukan presiden yang menurut Anda sesuai dengan analisa Anda. Dan tetap bersinergi membangun Indonesia

Berkah selalu
N Kuswandi