Tuesday, March 10, 2015

Tongkat Musa

 
Tadi malam secara kebetulan, saya membuka laptop dan menemukan file audiobook lama tentang cerita Nabi Musa. Sebuah cerita yang saya yakin sudah hafal diluar kepala temen-temen. Dalam perenungan di dinginnya udara Cisarua, tiba-tiba ada bisikan gaib tentang cerita Musa ini.
Nabi yang begitu perkasa, dalam kehidupannya dijanjikan Tuhan akan “The Promise Land”. Percaya dengan janji itu, Musa mengajak semua kaumnya bermigrasi menuju The Promise Land. Dalam usahanya mengejar mimpi, Musa dan kaumnya dikejar oleh semua Bala Kurawa Fir’aun, hingga mereka terpojok di tepian laut Merah. Musa pun berdoa pada Tuhan “Ya Tuhan apa yang harus aku perbuat?” Tuhan menjawab “Pukulkan tongkatmu ke laut hai Musa”. Musa pun mengikuti perintah Tuhannya, dan akhirnya laut terbelah. Selamatlah Musa dan kaumnya dari kejaran Fir’aun.
Cerita ini ibarat perjalanan hidup kita, suatu saat kita dijanjikan oleh Tuhan, hingga kita berani bermimpi menuju The Promise Land. Tuhan memang sudah menghamparkan segala sesuatu di dunia ini untuk dikhalifahi. Dan janji itu disabdakan dengan “uzd ‘uni astajib lakum - berdoalah kepada Ku, akan kuberi”
Hingga saking yakinnya kita, The Promise Land itu maujud dalam To Be dan To Have, Keinginan menjadi sesuatu ataupun keinginan memiliki sesuatu. To Be nya bisa jadi apa saja, bermimpi untuk menjadi CEO, keinginan menjadi entrepreneur, ataupun keinginan untuk menjadi apapun. Dan To Have nya bisa jadi maujud dalam keinginan memiliki mobil Camry, keinginan memiliki apapun.
Layaknya Musa yang berjuang mencapai mimpi The Promise Land, kadang kala kita dikejar oleh Fir’aun, dan terjebak oleh laut. Fir’aun adalah gambaran tantangan yang akan mengejar usaha kita mencapai mimpi. Dan Laut adalah gambaran hambatan yang akan kita temui saat menuju The Promise Land.
Menariknya, ternyata Tuhan memberikan solusi yang paling mudah kepada Musa. Tuhan tidak meminta Musa untuk mengukir tongkatnya menjadi kapal dan meminjam senter pembesar Doraemon, hingga semua kaumnya bisa naik dalam kapal. No, solusi Tuhan hanya sederhana, “pukulkan tongkat yang sudah ada ditangan mu hai Musa”.
Solusi ini menandakan, sebenarnya solusi atas tantangan dan hambatan yang menghalangi kita menuju The Promise Land sudah ada ditangan kita sendiri, sudah ada didekat kita sendiri. Jika Anda jualan property contohnya, dari cerita teman-teman ternyata yang membeli adalah orang disekitar tempat property tadi dijual. Saat Anda membutuhkan dana untuk mengejar mimpi Anda, jangan remehkan ATM didekat Anda. “Kalau Cuma ngambil di ATM mah semua bisa bro”. Maksudnya ATM itu Anggota Keluarga, Teman dan Mertua. Begiju juga saat mimpi untuk menjadi pengusaha tertantang gak ada yang beli. Solusi Tuhan itu dekat, manfaatkan kedekatan pertemanan. Berdayakan teman-teman, tetangga-tetangga sekitar untuk meramaikan.
Kadang kita merasa susah mencari solusi atas kejaran Fir’aun dan jebakan Laut padahal solusi itu begitu dekat. Sayangnya seperti sebuah pepatah, “Gajah dilupuk mata tidak tampak, kuman di seberang lautan nampak”. Padahal kuman yang diseberang lautan tadi hanyalah solusi kecil atas tantangan dan hambatan kita untuk menuju The Promise Land. Kenapa memilih kuman seandainya ada solusi besar yang dijanjikan Tuhan? Kenapa mencari yang jauh seandainya yang dekat sudah disediakan?
Berkah selalu
N Kuswandi

2 comments: