Monday, December 2, 2013

Bagaimana Cara Mengukur Seberapa Besar Wadah Rezeki ?

Setelah membaca tentang wadah rezeki, teman saya bertanya, ukuran wadah rezeki yang besar itu seperti apa? Pertanyaan yang sangat berbobot, karena wadah rezeki itu bersifat intangible (tidak terlihat) dan mengukur yang tidak terlihat itu gampang-gambpang susah. Seberapa besar rezeki itu juga relatif, ada orang yang menganggap wadah rezekinya besar karena setiap bulan memiliki omzetnya mencapai 10 juta. Namun, ada juga orang yang menganggap wadah rezekinya masih kecil padahal omzetnya tiap bulan mencapai 100 juta.

Walaupun bersifat intangible, sayang jika pertanyaan yang berbobot ini harus dijawab dengan jawaban ambingu "besarnya wadah rezeki ditentukan oleh persepsi". Pertanyaan berbobot ini perlu dijawab dengan jawaban yang berbobot juga. Sehingga nampaknya kita memang butuh definisi baku tentang besarnya wadah rezeki agar semua orang memiliki pandangan yang sama tentang besarnya wadah rezeki yang dimiliki. Jika wadah rezeki yang bersifat intangible tidak bisa kita ukur, ada baiknya ukurannya dialihkan kepada seberapa banyakk yang mampu ditampung oleh wadah rezeki dalam artikata kekayaan yang mengisi wadah rezeki. Definisi pertama tentang orang yang disebut kaya berasal dari majalah Forbes. Orang yang disebut kaya dan memiliki wadah rezeki yang besar jika memiliki pendapatan $1.000.000 setahun atau senilai dengan Rp 12 M setahun.
 
Forbes menetapkan nilai yang sangat besar. Pertanyaannya, dari Rp 12 M isi wadah rezeki dalam setahun yang besar itu seberapa banyak yang mampu Anda bayangkan? Wadah rezeki Anda sebesar kemampuan Anda membayangkan isi wadah rezeki Anda. Jika Anda hanya hanya mampu membayangkan Rp 170 juta setahun berarti wadah rezeki Anda masih kecil.
 
Nampaknya syarat yang diberikan Forbes terlalu jauh dengan reality isi wadah rezeki kita. Supaya menenangkan hati kita, coba kita berpindah ke definisi ukuran wadah rezeki lain. Ukuran ini dibuat oleh Robert T. Kiyosaki. Orang yang dianggap memiliki wadah rezeki yang besar menurut Robert T. Kiyosaki adalah orang yang mampu bertahan hidup dengan gaya hidup yang sama tanpa perlu bekerja. Artinya jika saat Anda bekerja membutuhkan uang Rp 10 Juta sebulan untuk gaya hidup Anda, maka setelah Anda pensiun tidak bekerja Anda tetap mengeluarkan Rp 10 Juta sebulan untuk membiayai gaya hidup Anda. Hasil survey dari Gelep International menemukan ternyata para eksekutif di Asia hanya bertahan 90 hari tanpa bekerja.
 
Mike Tyson, juara dunia tinju kelas berat termuda, merupakan salah satu olahragawan dengan penghasilan terbesar. Pada masa jayanya, Mike Tyson memiliki wadah rezeki yang besar sehingga mampu mengisi wadah rezekinya dengan total pendapatan lebih dari $165 juta atau setara dengan Rp 2,4 T. Namun ingat wadah rezeki bisa berkembang dan menyusut tergantung bagaimana kita melatih brain dan muscle memory kita. Wadah rezeki Mike Tyson mengalami penyusutan setelah pensiun. Mike Tyson masih bergaya hidup seperti sebelum pensiun, kesalahan terbesarnya adalah gaya hidupnya tidak berubah namun latihanbrain dan muscle memory nya mengalami perubahan, yang terjadi wadah rezeki Mike Tyson mengalami penyusutan dan dinyatakan bangkrut dengan hutang $ 70 juta atau senilai Rp 1 T.
 
Definisi kedua nampaknya juga tantangan yang berat untuk mendefinisikan wadah rezeki yang besar. Mungkin definisi ketiga membuat Anda masuk dalam definisi orang berwadah rezeki besar.  Definisi ketiga dipopulerkan oleh Thomas J. Stanley, Ph.D dan Willliam D. Danko, Ph.D. Menurut kedua orang ini, orang yang berwadah rezeki besar memiliki isi wadah rezeki dengan formula :
(Usia x Penghasilan Tahunan Sebelum Pajak) : 10 = Isi Wadah Rezeki yang Harus Miliki
Contohnya jika usia Anda saat ini 29 tahun dan penghasilan Anda sebelum dipotong pajak adalah Rp 12 juta per bulan maka;
(29 x Rp 12.000.000 x 12) : 10 = Rp 417.600.000,-
Berarti jika Anda saat ini memiliki isi wadah rezeki sebesar Rp 417.600.000,- maka wadah rezeki Anda dikategorikan besar.
 
Kalau diminta memiliki dari ketiga definisi besarnya wadah rezeki di atas maka saya akan lebih condong pada definisi yang dikeluarkan oleh Thomas J. Stanley, Ph.D dan Willliam D. Danko, Ph.D. Alasannya karena definisi yang mereka berdua keluarkan begitu fleksibel untuk orang perorang. Seperti pengantar saya di depan, ada orang yang memiliki Rp 10 Juta dan merasa wadah rezekinya besar dan ada orang yang memiliki Rp 100 juta namun masih menganggap wadah rezekinya kecil. Artinya isi ada relatifitas melihat besarnya wadah rezeki, dan kerealitifitasan itu dapat diterjemahkan dengan baik oleh Thomas J. Stanley, Ph.D dan Willliam D. Danko, Ph.D melalui kerelatifitasan wadah rezeki dalam rumus mereka. Pertanyaannya sekarang seberapa besar wadah rezeki Anda?
 
Berkah Selalu
N. Kuswandi

No comments:

Post a Comment