Wednesday, January 8, 2014

Tahun Baru-Pakaian Baru-Ganti Perilaku

Awal tahun saatnya membuat perubahan atau yang populer dengan sebutan resolusi. Karena sifat materi, baik berupa benda maupun sifat itu usang, maka resolusi perlu dibuat. Dahulu iPhone itu keren sekali, namun semakin kesini iPhone itu jadul. Dahulu kita memiliki komunikasi yang baik, namun tidak hari ini. Tuntutan zaman selalu berubah. Karenanya muncul iPhone dari 2G menjadi 3GS, berubah lagi menjadi iPhone 4, dan berubah lagi menjadi iPhone 5. Komunikasi juga begitu, istilah-istilah yang dahulu up date berubah menjadi kupdate.

Saatnya menentukan perubahan yang lebih baik target yang lebih baik, penciptaan lebih baik. Seperti semua penciptaan, penciptaan dohir selalu dimulai dengan penciptaan batin. Gedung yang besar tidak seketika terbangun, namun dimulai dari penciptaan batin-gambaran dalam otak kita. Agar penciptaan batin semakin maujud menjadi penciptaan dohir maka penciptaan batin atau gambaran otak kita perlu dijadikan gambaran nyata menjadi sketsa-sketsa.

Steven Covey dalam bukunya 7 Habit Highly Effective People menamakan proses penciptaan batin ke dalam penciptaan dohir dengan istilah "begin with the end" - memulai dari akhir. Memulai awal 2014 dengan hasil yang ingin dicapai diakhir tahun 2014. Resolusi yang kita lakukan di awal tahun adalah framework kita di 2014. Steven Covey juga menyatakan bahwa begin with the end merupakan salah satu ciri kedewasaan tingkat kedua, atau dikenal sebagai tingkat kedewasaan independent (mandiri). Pertanyaan nya sudahkah Anda menyusun resolusi di tahun ini sebagai bentuk kedewasaan independen Anda?

Ternyata memiliki target resolusi pencapaian atau dengan kata lain misi saja tidaklah cukup. Renald Khasali, Prof Management dan direktur pasca sarjana UI yang terkenal dengan buku-buku bertema perubahan, dalam buku nya berjudul "Change Your DNA" menjelaskan agar perubahan bisa berjalan dengan baik dibutuhkan misi, skill, motivasi, resources, dan action plan.

1. Misi
Orang yang memiliki skill, insentif atau motivasi, resources, dan action plan, namun tidak memiliki misi, yang terjadi orang akan kebingungan. Hidupnya hanya mengikuti arus, tidak memiliki tujuan yang pasti. Dengan banyak nya alus yang harus diikuti orang pun menjadi bingung. Melihat arus para enterpreneur, dia ingin menjadi enterpreneur. Melihat arus para ilmuan, dia ingin menjadi ilmuan. Ujung-ujung nya tidak fokus dan gagal menjadi apapun. Padahal sebenarnya, dia sudah memiliki skill untuk menjadi enterpreneur, dia sudah memiliki motivasi untuk menjadi enterpreneur, dia juga sudah memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk menjadi enterpreneur, dan dia juga memiliki action plan untuk menjadi enterpreneur. Namun dia tidak memiliki misi, yang terjadi action plan yang dibikin salah arah, resources yang ada habis untuk memutar arah yang salah, motivasinya semakin menipis karena kegagalan-kegagalan, dan merasa skill nya ternyata tidak mencukupi. Dia semakin bingung menentukan arah yang benar

2. Skill
Unsur kedua dalam membuat resolusi perubahan adalah skill. Orang yang memiliki misi, motivasi, resources, dan action plan, namun tidak memiliki skill akan membuat dia cemas. Tujuan yang jelas, motivasi tinggi untuk mencapai, sumber daya yang dibutuhkan ada, action plan nya jelas, namun tidak tau caranya mencapai tujuan yang ingin dicapai ujung-ujung nya dilanda kecemasan. Cara yang paling mudah mengatasi adalah memasukkan proses pembelajaran untuk mendapatkan skill di action plan yang dibuat.


3. Motivation
Unsur ketiga untuk membuat resolusi perubahan adalah motivasi. Saat seseorang memiliki misi resolusi perubahan, punya skill untuk mencapai tujuan, penya resources yang dibutuhkan dan punya action plan, namun tidak memiliki motivasi untuk bergerak yang terjadi orang tidak jalan. Sehebat apapun skill yang dimiliki tapi kalau tidak punya motivasi untuk berubah tentunya action plan yang dibuat tidak akan jalan. Motivasi ibarat bahan bakar, sejelas apapun garis finish nya, seahli apapun pengemudinya, sehebat apapun mobilnya, namun kalau tanpa bahan bakar, mobil dan pengendaranya tidak mampu mencapai garis finish.

Motivasi bisa didapat dari internal ataupun external. Kondisi keluarga kita bisa jadi motivasi external yang baik bagi kita. Atau lihatlah ke dalam hati Anda dan temukan inner motivasi yang tidak akan pernah habis.

4. Resources
Unsur keempat untuk membuat resolusi perubahan adalah resources. Orang yang sudah memiliki misi resolusi perubahan, skill menjalankan resolusi, motivasi untuk bergerak, dan action plan untuk mentract arah pergerakan, namun tidak memiliki resources yang terjadi orang akan frustration. Resources ibarat mobil, semakin baik resources nya ibarat kita mengendarai mobil hebat. Ibarat kita berlomba, kita bisa melihat garis finish, kita jago mengendarai mobil, BBM nya fuel, namun kita tidak memiliki mobilnya, yang terjadi kita frustasi ditinggal pembalap-pembalap lain.

Bagaimana jika kita tidak memiliki resources, apa harus menyerah? Resources bisa didapat dari mana saja, kalau tidak punya pinjamlah. Terapkan prinsip win-win, menangkan orang yang akan kita pinjami resources nya. Sederhananya seperti kita pinjam di Bank, kita mudah menerima pinjaman dari Bank karena Bank merasa win terlebih dahulu. Bank merasa menang karena Anda membawa sertifikat tanah dan hanya diberi pinjaman maksimal 80% dari harga tanah, jika Anda tidak berhasil mengangsur maka Bank akan menyita tanah Anda dan untung 20%. Kalau Anda berhasil mengangsur, Bank juga merasa menang karena Anda harus membayar bunga tiap bulan. Sertifikat itu bisa berupa apapun. Kalau dalam pergaulan, sertifikat itu bernama sertifikat reputasi nama baik.

4. Action Plan
Unsur kelima untuk membuat resolusi perubahan adalah action plan. Orang yang sudah memiliki misi resolusi perubahan, skill menjalankan resolusi, motivasi untuk bergerak, dan resources, namun tidak memiliki action plan yang terjadi orang tersebut akan menunda-nunda. Action plan ibarat peta menuju garis finish. Saat tidak ada peta bisa jadi kita mengira garis finish sudah dekat didepan mata, dan kita pun menjadi santai menuju garis finish, yang terjadi berikutnya, kita ditinggalkan pembalap lain.


Yesterday is but today's memory, tomorrow is today's dream. - Kahlil Gibran
Berkah selalu
N. Kuswandi

No comments:

Post a Comment