Monday, August 11, 2014

Kemenangan Idul Fitri nya Ular - Ayam - Ulat

 

Kemenangan Idul Fitri memang relatif. Kalau di artikel Kemenangan Idul Fitri nilai relatif itu ditentukan dengan cerita saya tentang Anjing dan Belalang, di artikel ini hewan yang akan kita jadikan pelajaran adalah Ular - Ayam - Ulat.
 
Ketiga hewan tadi kalau diamati sebenarnya juga melakukan puasa. Dan kemenangan yang mereka dapatkan pun berbeda-beda. Hewan pertama adalah Ular. Puasa yang dilakukan Ular dilakukan saat Ular sedang mengganti kulit. Kemenangan puasa seekor Ular ditandai dengan semakin kuat nya racun yang dimiliki.
 
Kemenangan Ular adalah pertanda kemenangan keburukan. Setelah orang berpuasa, bukannya bertambah baik, keburukannya menutupi hati nurani nya. Dalam psikologi, orang-orang seperti ini menggunakan lapisan kepribadian paling dasar. Freud menyebutnya dengan Das Es.
 
Lapisan ini berada dalam lapisan ketidaksaran manusia. Wujudnya berupa kekuatan hidup yang berbentuk instink atau biasanya dikaitkan dengan nafsu hewaniah. Tujuan dari lapisan kepribadian Das Es ini hanya satu saja, yaitu mendapatkan kepuasan atau prinsip kepuasan (pleaure principle).
 
Simbol kemenangan puasa kedua, disimbolkan dengan Ayam. Puasa nya Ayam dilakukan saat mengerami telur nya. Selama 21 hari, Ayam berpuasa tidak makan dan minum sama sekali agar telur-telurnya selalu hangat dan anak nya pun lahir dengan selamat.
 
Setelah telur-telurnya lahir, Ayam pun menyelesaikan puasanya. Menariknya setelah puasanya selesai, Ayam kembali kebiasaan nya semula. Jika pada awalnya Ayam mencari makan di comberan, kembalilah lagi Sang Ayam ke comberan tersebut. Kemenangannya ditandai dengan hasil yang diperoleh.
 
Freud menyebut orang-orang seperti ini sebagai orang-orang yang didominasi aspek kepribadian Das Ich atau Ego. Lapisan kepribadian ini berfungsi menjaga keseimbangan antara dorongan Das Es dan dorongan dari lapisan teratas (Das Uber Ich). Orang-orang yang didominasi lapisan kepribadian ini terkesan menjadi manusia-manusia rasional yang berfokus pada hasil yang didapat.
 
Dan hewan terakhir yang menggambarkan kemenangan puasa adalah Ulat. Momen puasa yang dialami Ulat terjadi saat perubahan menjadi kepompong. Dan setelah puasa itu berakhir, Kepompong pun bertransformasi menjadi Kupu-Kupu. Dari seekor Ulat yang menjadi musuh petani, menjadi Kupu-Kupu yang membantu para Petani. Dari seekor Ulat yang dimusuhi para Wanita yang geli melihat tubuhnya. Menjadi Kupu-Kupu yang diburu para Wanita untuk dinikmati keindahannya.
 
Orang-orang seperti ini telah menemukan kemenangan sejati nya dalam Idul Fitri. Freud menyebutnya sebagai orang-orang yang didominasi lapisan kepribadian paling atas, Das Ueber Ich atau Super Ego. Lapisan ini adalah lapisan yang paling mulia, aspek moral yang menentukan benar atau salah, pantas atau tidak.
 
Dan kemenangan Anda bisa disimbolkan dengan apa? Apakah Anda lebih suka disebut Ular atau Ayam atau Kupu-Kupu?
 
Hu Allah Hu A'lam
 
Berkah selalu
N Kuswandi

No comments:

Post a Comment