Tuesday, August 19, 2014

Monumen Interdependent Dari Bung Karno



Merayakan ulang tahun kemenangan kemandiriannya di tanggal 17 Agustus 2014 kemarin membuat Indonesia semakin dewasa. Bukan hanya mengejar kemenangan pribadi nya dengan "independent day" namun mulai memenangkan orang lain. Bertumbuh dari dependent menjadi interdependent.

Romantika itu terasa saat tadi malam, secara tidak sengaja melewati monumen yang dibangun Bung Karno. Walaupun monumen itu sekarang dipakai para pelayan kita, wakil rakyat yang bisa jadi tidak kita suka. Namun, getaran monumen bernama Gedung DPR/MPR itu masih terasa kemegahannya.

Membeku otak ini saat loncatan memori untuk apa monumen ini didirikan. Bangunan ini semestinya menjadi simbol awal tumbuh  nya kedewasaan interdependent Indonesia.

Gedung ini semestinya menjadi anchor Indonesia untuk menjadi pusat dunia. Bukan nya malah berhenti bertumbuh dan membiarkan negara lain menjadi pusat dunia.

Gedung itu semestinya menjadi gedung pusat NATO, salah satu mimpi Bung Karno untuk membantu Indonesia bertumbuh menjadi dewasa "interdependent".

Saat gedung itu benar-benar digunakan selayaknya mimpi Bung Karno, maka negara-negara lain akan saling bersimbiosis mutualisme "interdependent" dengan Indonesia.

Simbiosis mutualisme lewat interdependent tadi akan diwujudkan dengan saling menang-menang, bersinergi dan memahami negara lain untuk dipahami.

Dengan interdependent bayangan gelap globalisasi yang tidak terbendung lagi datangnya bisa dihilangkan. Optimisme yang akan muncul, hilanglah pesimisme. Negara dengan kedewasaan "independent day" menjadikan semangat globalisasi sebagai semangat kompetisi, yang juara akan mengguasai dan yang tidak punya kompetensi silahkan minggir tersingkir.

Berbeda dengan negara yang interdependent. Motor penggerak globalisasi yang dimiliki negara interdependent bukanlah kompetisi yang menjadikan negara nya mengalahkan negara lain. Namun negara interdependent memiliki motor untuk memahami negara lain hingga mampu bersinergi maju bersama dan saling memenangkan dengan negara yang dimasuki.

Negara dengan interdependent, tidak mendirikan perusahaan multinasional untuk berkompetisi mengalahkan perusahaan lokal. Namun negara interdependent membangun perusahaan multinasional untuk memahami perusahaan lokal hingga mampu bersinergi maju bersama dan saling memenangkan dengan negara yang dimasuki.

Alangkah indah nya jika mimpi kedewasaan interdependent nya Bung Karno bisa diwujudkan. Dan alangkah indah nya jika kelebatan monumen yang baru saja lewati tiba-tiba berubah nama dari Gedung DPR/MPR menjadi Gedung NATO

Berkah Selalu
N Kuswandi

No comments:

Post a Comment