Friday, January 9, 2015

Menggunakan Media Merubah Perilaku


Apa kesan Anda dengan pemberitaan media saat ini? Dengan common sense dan analisa sederhana, jawaban orang akan beragam. Di antara jawaban yang diberikan, salah satu jawabannya adalah media sekarang sudah memihak.

Tentunya masih ingat saat momen-momen pemilihan presiden RI. Terlihat sekali persaingan Metro TV  dan TV One dalam memihak calon presiden. Metro TV dibawah komando Surya Paloh, yang juga komandan Partai Nasdem memilih untuk memihak Jokowi – JK. Sedangkan TV One, dibawah Abu Rizal Bakri yang juga Ketua Partai Golkar memilih memihak Prabowo.

Dibalik kontroversi plus minus media, sebenarnya media punya peran penting dalam mengubah perilaku. Sebenarnya media masa bisa menjadi media yang baik dalam perubahan social.

Dr. Garth Japhet misalnya, dia adalah ahli membangun modal social, mengubah masalah “aku” menjadi “kita”. Dr Japhet mengawali karir sebagai doter dan melewati jalan berliku panjang untuk menjadi CEO Soul City, sebuah serikat media konsultan.

Dr. Japhet memberikan perhatian pada pencegahan kekerasan terhadap wanita di Afrika Selatan. Sudah menjadi rahasia umum jika kekerasan terhadap wanita di Afrika Selatan begitu tinggi, satu diantara sembilan wanita pernah diperkosa setidaknya satu kali seumur hidup. Dan satu dari lima wanita pernah disiksa secara fisik atau mental oleh pasangannya,

Dr. Japhet yakin banyak kalangan yang sebenarnya tidak menyetujui kekerasan. Namun mereka tidak memiliki pengaruh yang cukup untuk mengubah perilaku social. Dr. Japhet kemudian menunjukan caranya kepada mereka.

Di acara televise Soul City, Dr. Japhet menciptakan tokoh guru yang dihormati, bernama Thabang. Sang Guru berkali-kali menyiksa istri nya yang disukai oleh banyak orang, Matlakala namanya.

Penonton langsung menyimpulkan bahwa Marlakala tidak layak disiksa. Marlakala wanita baik, mudah bersahabat, dan tak lebih dari korban yang berdosa. Begitu juga dengan Thabang, yang bisa dibilang seorang pribadi yang baik.

Pada suatu episode, para tetangga mendengar Thabang memukul Marlakala dan mereka tidak bisa membiarkan lagi. Para tetangga kemudian berkumpul di depan pintu rumah Thabang dan memukul-mukul panci serta wajan. Mereka tidak berkata apa-apa, akhirnya Thabang menjadi malu dan mulai mengubah perilaku.

Hal menarik terjadi setelah episode tersebut diputar. Orang-orang dari beberapa kota kecil di seluruh Afrika Selatan ketika mendengar suara penyiksaan pasangannya dari rumah sebelah mulai berdiri di depan rumah tetangga mereka dan mulai memukul-mukul panci dan wajan.

Kekuatan media menunjukan keajaibannya. Pesan sederhana untuk menanggulangi kekerasan terhadap wanita begitu ampuh dimainkan oleh model pengganti. Lagi-lagi media masa akan menjadi cara ampuh untuk mengubah perilaku seseorang ke arah positif ataupun negative.

Laksana pisau yang tajam, saat berada di tangan yang tepat akan menghasilkan makanan yang enak. Dan saat berada di tangan yang salah akan menjadi alat pembunuh.

Sayangnya di Indonesia, media masih menjadi komoditas yang lebih cenderung memihak dibanding bersikap netral. Pertanyaannya apa yang bisa kita lakukan untuk mengubah itu?

Berkah Selalu
N Kuswandi

No comments:

Post a Comment