Thursday, February 4, 2016

Backstage Kisah Goliat VS Daud



Di Palestina kuno terletaklah pegunungan-pegunungan yang menjadi kota-kota indah, yakni Yerusalem, Betlehem, Hebron. Pegunungan tersebut dihubungkan rangkaian lembah dan gunung yang terbentang dari timur ke barat, dengan sebuah Sefela, sebuah tempat yang paling indah, dengan hutan ek,ladang gandum, dan kebun anggur.
Selain sebagai tempat yang sangat indah, Safela juga memiliki fungsi strategis nyata sebagai jalur bagi tentara musuh untuk naik ke pegunungan dan mengancam orang-orang yang tinggal di sana. Cerita ini juga terjadi di Safela pada 3.000 tahun silam. Raja Saul pemimpin kerajaan di Yerusalem mendengar kabar akan datangnya musuh yang akan mengambil alih kerajaannya. Raja Saul kemudian membawa bala tentara turun dari pegunungan dan ia menghadang musuhnya di Lembah Tarbantin, salah satu lembah terindah di Sefela. Pasukan Raja Saul bertahan di sepanjang pegunungan Utara, dan musuhnya bertahan di sepanjang pegunungan Selatan. Masing-masing berada di posisi yang strategis (diatas pegunungan), kedua pasukan hanya duduk di sana berminggu-minggu dan saling menatap. Karena kalau menyerang, mereka harus turun dari gunung ke dalam lembah dan naik ke lokasi musuh, sehingga mudah diserang oleh musuh dari atas gunung.
Akhirnya, untuk memecah kebuntuan, musuh raja Saul mengirim prajurit terkuat mereka turun ke dasar lembah. Sang prajurit ini bernama Goliat. Setelah sampai di dasar lembah, Goliat berteriak dan berkata pada Raja Saul, "Turunkan prajurit terkuat kalian, dan kami akan bertarung, berdua saja.
Ini adalah tradisi perang kuno yang disebut duel tunggal. Cara menyelesaikan perselisihan tanpa menimbulkan pertumpahan darah dalam pertempuran besar. Goliat adalah prajurit terkuat dengan tinggi lebih dari dua meter, mengenakan zirah perunggu mengkilat dari kepala sampai kaki, dan bersenjatakan lembing, tombak dan pedang . Goliat terlihat sangat mengerikan, hingga tak satu pun pasukan Raja Saul yang berani menantangnya.
Setelah kengerian yang mencekam tanpa satupun orang yang berani menghadapi Goliat, tiba-tiba ada satu orang yang bersedia maju. Dia adalah seorang gembala muda, bernama Daud. Saul tentu saja meragukan si Gembala muda dalam menghadapi Goliat, "tidak mungkin engkau menang, engkau masih kecil, sedangkan dia prajurit terkuat". Daud pun berkata “Aku sudah mempertahankan hewan ternak dari serangan singa dan serigala selama bertahun-tahun. Aku bisa."
Karena Raja Saul tidak memiliki pilihan lain, maka Daud pun diizinkan untuk mewakili kerajaannya. Raja Saul menyuruh pasukannya untuk menyediakan perlengkapan perang, muali dari Zirah sampai dengan persenjataan untuk Daud. Namun, Daud hanya memilih memungut lima batu yang kemudian disimpan dalam kantung nya.
Daud kemudian mulai menuruni gunung untuk mendatangi Goliat. Saat Daud semakin mendekat, Goliat merasa terhina, karena Daud hanya membawa tongkat, bukannya senjata. Goliat pun berteriak marah, "Apa aku ini anjing sehingga kau datang padaku dengan tongkat-tongkat?"

Pertarungan dimuali, Daud mengeluarkan batu dari saku dan memasangkannya di Ketapel, memutar dan kemudian melontarkannya. Batu itu mendarat tepat di antara kedua mata raksasa dan Goliat terjatuh. Dauh kemudian mengambil pedang Goliat dan memenggal kepalanya.
Saya yakin kisah ini sudah sering Anda dengar, pertanyannya adalah “Apa yang membuat Daud bisa mengalahkan Goliat?” Tentu saja karena pertolongan Allah. Dan dalam bentuk apa pertolongan Allah tersebut? Yuk kita bahas satu-persatu
Daud menggunakan kelebihannya. Pengalamannya sebagai gembala telah mengasahnya untuk menjaga gembalanya dari terkaman Singa, dan ketapel adalah senjatanya. Allah telah menunjukan kelebihan Daud dengan membisikan ilham, bukan pedang, bukan tombak, atau senjata lain yang perlu dibawa Daud, namun ketapel. Dengan pengalamannya menggunakan ketapel, sebenarnya Daud adalah tentara artileri atau pemanah yang terlatih, dan Allah membisikan hal tersebut pada Daud. Saat Daud memutar pengumban mungkin sekitar 6 atau 7 putaran per detik, maka saat dilepaskan, batu tersebut akan melaju 35 meter per detik. Ditambah lagi, bebatuan di Lembah tersebut setelah diidentifikasi para ahli adalah batuan jenis barium sulfat, dengan kepadatan dua kali batu biasa. Jika kita melakukan perhitungan balistik, pada daya penetrasi batu yang terlontar dari pengumban Daud, kurang lebih sama dengan daya penetrasi dari pistol kaliber 45.
Daud mengetahui kelemahan musuhnya. Goliat adalah tentara infanteri (pasukan berkuda dan pejalan kaki) dan ekspektasinya ketika menantang Raja Saul adalah berduel sesama tentara infanteri. Allah membisikan kelemahan Goliat, bahwa musuh terbesar infanteri adalah arteri. Disinilah kemenangan awal Daud saat melawan Goliat.
Kelebihan Goliat adalah kelemahannya. Saat Goliat menuruni gunung, dalam catatan sejarah Goliat dituntun seorang pengawal ke dasar lembah. Menariknya, kenapa seorang prajurit terkuat dituntun saat menuruni lembahh. Goliat juga digambarkan sebagai prajurit yang sangat lambat bergerak. Dan catatan lain menggambarkan respon Goliat saat melihat Daud menuruni gunung, "Apa aku ini anjing sehingga kau datang padaku dengan tongkat-tongkat?" Padahal Dau hanya membawa satu tongkat bukat tongkat-tongkat.
Ada banyak spekulasi medis selama bertahun-tahun tentang catatan sejarah mengenai Goliat. Indiana Medical Journal pada tahun 1960 an mengawali spekulasi yang bermula dengan penjelasan untuk tinggi Goliat. Tinggi Goliat yang tiga kali lebih tinggi di atas semua rekannya pada masa itu pasti memiliki penjelasannya. Dengan bentuk seorang raksasa, maka penjelasan medis yang paling umum adalah akromegali, sebuah kelainan yang disebabkan tumor jinak pada kelenjar pituitari sehingga berakibat kelebihan produksi hormon pertumbuhan. Akromegali memiliki sekumpulan efek samping yang sangat khas, utamanya terkait dengan penglihatan. Itulah sebabnya, Goliat tidak bisa melihat dengan jelas, satu tongkat yang dibawa Daud terbayang dan terlihat menjadi dua. Tak heran Goliat berkomentar dengan tongkat-tongkat.
Penderita Akromegali juga mengakibatkan penderitanya berjalan sangat lambat, karena harus menopang tubuhnya. Inilah penjelasan kenapa Goliat bergerak begitu lamban dan harus diantar turun ke dasar lembah oleh seorang pengawal.
Kesimpulannya, kelebihan yang terlihat dari Golliat yang sebenarnya adalah kekurangannya. Di sini, menurut saya, ada pelajaran yang sangat penting bagi kita semua. Raksasa tidak sekuat dan setangguh penampilan mereka. Bahkan, kadang-kadang anak gembala menyimpan ketapel dan batu di sakunya mampu mengalahkan raksasa

No comments:

Post a Comment