Wednesday, December 18, 2013

Naruto Melatih Muscle Memory



Jika orang terpandai di desa Konohakure adalah Shikamaru dengan IQ diatas 200 (Pembajakan Brain Memory) maka kalau Anda ditanya siapa orang paling bodoh di desa Konohakure? Jawabannya adalah Uzumaki Naruto. Walaupun menjadi tokoh yang paling bodoh, namun menjadi pusat cerita di komik Naruto. Semenjak kecil, Naruto sudah menjadi yatim piatu. Naruto juga dijahui penduduk kampung yang ketakutan karena di dalam tubuh Naruto terdapat Biju. Agar penduduk kampung memperhatikan dan menganggap diri nya ada, Naruto sering kali membuat keonaran dan bercita-cita menjadi Hokage (kepada Desa).
 
Sebagai orang yang paling bodoh di komik Naruto, di seri satu dari skala 1-4, kecerdasan (brain memory) Naruto ditempatkan diposisi 1. Menariknya di seri dua dan ketiga, kecerdasan Naruto semakin naik. Saat kecerdasan naik juga berdampak pada kekuatan yang lain. Berikut adalah peta kemampuan Naruto dari seri 1 sampai dengan seri 3.

Series
Kekuatan
Total
Tangan
1
2
1.5
1
1
2
2
4
1
14.5
2
3
2
1
1.5
3
3
4
1
18.5
3
4
3.5
2
3
3.5
3.5
5
1.5
26
 
Pertanyaannya, Bagaimana bisa Naruto yang menjadi orang paling bodoh mampu menjadi orang yang jenius (dari kecerdasan tingkat 1 menjadi kecerdasan tingkat 3)?
 
Jawabannya sejalan dengan seberapa keras Naruto membentuk "muscle memory". Selama hidupnya naruto memiliki beberapa guru. Di Seri 1, guru Naruto selama di Akademi Ninja adalah Guru Iruka. Di Seri 1, Naruto masih dikenal sebagai orang paling bodoh di akademi Ninja, karena Naruto tidak pernah melatih yang sudah diajarkan Guru Iruka. dari sekian jurus yang diajarkan guru Iruka, naruto hanya menguasai satu juru saja, yaitu Jurus Seksi (Oiroke no Kutsu (Sexy no Kutsu)). Masih di Seri 1, setelah Naruto lulus dari akademi ninja, Naruto mendapatkan guru kedua bernama Kakasi. Ninja cerdas ini mengajarkan Ninjutsu kepada Naruto. Setelah mendapatkan guru Kakasi, Naruto mulai lebih banyak melatih muscle memory nya. Apa yang diajarkan guru nya, dilatihnya dengan sangat keras. Dari latihannya dengan guru Kakasi, Naruto menguasai juru Serangan Shuriken Segala Arah (Naruto Ninpocho, Shihou Hapou Shuriken no Maki), Derita Seribu Tahun (Sennen Goroshi)Jurus Harem (Harem no Jutsu)Uzumaki Naruto 2000 Kombo (Uzumaki Naruto Nisen Rendan), Amukan Naruto Uzumaki (Uzumaki Naruto Rendan), Kloning Bayangan (Kage Bunshin no Jutsu).
 
Berbeda dengan seri 1, Naruto di seri 2 mendapat guru dari level Sannin yaitu Jiraiya. Dengan pola pendidikan yang dilakukan guru ketiganya, Naruto mau tidak mau dipaksa untuk terus melatih muscle memory nya. Jiraya yang suka berpetualang membuat nya hanya memberikan sedikit teori untuk mengisi brain memory nya. Dan Jiraya selalu memberikan target waktu kepada Naruto untuk menguasai jurus yang diajarkan. Dari proses mescle memory dengan guru Jiraya, Naruto menguasai jurus  Rasengan (Rasengan), Sennin Mode dan Teknik Panggilan (Kuchiyose No Jutsu). Walaupun hanya memperlajari dua jurus, namun kedua jurus tadi adalah jurus kelas tinggi, terutama jurus Rasengan. Jurus ini  dalam sejarahnya hanya dikuasai lima orang ninja saja.
 
Semakin Naruto memaksimalkan muscle memory nya maka semakin cerdas juga Naruto. Itu lah yang dialami Naruto di seri ke 3. Di seri ini Naruto mendapatkan guru bernama Yamato dan Killer B. Dari kedua orang ini, Naruto menguasai jurus yang lebih hebat lagi Kyuubi chakra Mode dan Bijuu Mode. Dengan kedua jurus tadi, Naruto menjadi Ninja yang sangat hebat.

Thursday, December 12, 2013

Siapa Sensei Brain Memory?



Saat kelas dua SMP, Steve Job (13 tahun) membutuhkan cip untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Cip tadi hanya diproduksi oleh HP. Keesokan harinya, Steve Job membawa cip itu kepada kelompoknya. Semua teman-temannya bingung, Steve Job yang dikenal sebagai anak yatim piatu dan dipelihara oleh keluarga yang menengah mampu mendapatkan cip yang harganya mahal. Teman-temannya bertanya, dari mana Steve Job mendapatkan cip tadi? Steve Job menjawab "dari Bill Hewlett - salah satu pendiri HP". Teman-temannya semakin bingung, "bagaimana cara nya Steve Job memiliki akses ke Bill Hewlett?"  Steve Job menjawab, dia mendapatkan no telp Bill Hewlett dari Yellow Page. Setelah Steve Job mengobrol selama 20 menit, Bill Hewlett bersedia memberikan cip dan menawari Steve Job pekerjaan selama musim panas. Inilah awal kerjasama Appel dengan HP

Tokoh kedua yang berpengaruh terhadap kesuksesan Steve Job adalah Nolan Bushnell (CEO dan Pendiri Atari). Pada saat Steve Jobs berumur 17 tahun, ia mendatangi kantor Atari (perusahaan produsen game console). Kepada satpam yang menjaga kantor itu dia berkata ingin mencari kerja. Tapi karena penampilannya yang tidak rapi dan kurang meyakinkan, satpam tersebut mengusir Jobs. Tidak menyerah dengan penolakan satpam, Steve Job memilih duduk di trotoar hingga sore hari. Satpam itupun menyerah dan pergi menemui Nolan Bushnell. Untungnya Nolan Bushnell mau menemui Steve Job. Nolan bertanya pada Steve Jobs “Kamu mau apa?”. Jobs menjawab “Saya mau kerja”. Nolan bertanya lagi “Kamu bisa apa?”. Jobs menjawab “Saya gak bisa apa-apa, tapi saya mau kerja”. Kata kuncinya adalah "mau", Jobs mau kerja. Bushnell merespon “Ok, kalau begitu kamu jadi asisten saya saja”. Mulai saat itu Jobs menemani Bushnell ke mana setiap pertemuan-pertemuan penting dan menjadi sangat intim dengannya.
 
Lihatlah bagaimana Steve Jobs mampu menjadi orang yang gilang-gemilang pendiri mendirikan Apple Computers dan Pixar Animation Studio. Padahal pada masa kecilnya, Steve Job berasal dari seorang ibu yang menyerahkan ke lembaga adopsi, kemudian diadopsi oleh keluarga kelas menengah dengan ayah yang tidak pernah lulus SMA dan ibu yang tidak lulus kuliah. Bagaimana orang yang memiliki latar belakang biasa-biasa ini menjadi seorang millionaire pada usia muda? Salah satu jawab nya adalah orang-orang dibalik Steve Job, dari kisah diatas ternyata Steve Job memiliki dua orang guru yang membentunya melatih brain memory untuk memperbesar wadah rezeki, yaitu Bill Hewlett dan Nolan Bushnell. Steve Job belajar hardware dari orang terbaik pada saat itu yaitu Bill Hewlett sebagai pendiri HP dan belajar software dari orang terbaik saat itu yaitu Nolan Bushell.
 
Steve Job melatih brain memory nya dengan berguru pada orang-orang terbaik. Kenapa harus berguru pada orang-orang terbaik? Ada dua alasan kenapa kita harus melatih brain memory kita dengan belajar pada orang terbaik. Alasan pertama, seperti pernah saya tulis dicatatan saya berjudul "Pembajakan Brain memory", struktur psikologis manusia terdiri dari mindset, motif, attitude, dan baru menjadi behavior. Melatih brain memory berarti memasukkan informasi dari lapisan attitude ke dalam lapisan mindset untuk menjadi behavior. Sayangnya saat kita memasukkan informasi ada gerbang alam tak sadar yang menghalangi informasi tersebut kedalam mindset kita. Bagaimana cara menembus gerbang alam tak sadar tersebut? Kita bisa menembus dari lapisan behavior ataupun dari lapisan mindset. Mendobrak gerbang alam tak sadar dari luar atau dari lapisan behavior bisa dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan proses pembiasaan yang melibatkan penguatan reward, punishment dan modeling. Sedangkan mendobrak gerbang alam tak sadar dari dalam atau melalui lapisan mindset dapat dilakukan dengan repetition, emotion, hypnoteraphy, dan orang yang berpengaruh. Perhatikan, salah satu cara mendobrak gerbang alam tak sadar dari luar adalah dengan modeling dan salah satu cara mendobrak gerbang alam tak sadar dari dalam adalah dengan menggunakan orang yang berpengaruh. Siapa yang layak dijadikan modeling atau orang yang harusnya berpengaruh pada kita, tentunya adalah orang terbaik di bidangnya. Inilah alasan pertama kenapa kita perlu melatih brain memory dari orang terbaik. Dengan berlatih kepada orang yang terbaik akan mampu membuka gerbang alam tak sadar kita hingga pembelajaran yang dilakukan masuk kedalam mindset kita, jadilah apa yang kita pelajari menjadi Unconsciousness Competence.
 
Alasan kedua kenapa harus belajar dari yang terbaik adalah, dalam proses belajar, 10% ilmu yang kita diserap berasal dari formal education, 20% nya berasal dari learning from other, dan 70% nya berasal dari on the job learning (muscle memory). Belajar dari yang terbaik adalah bentuk pembelajaran learning from other yang akan menghasilkan internalisasi knowledge sebesar 20%. Nama lain dari belajar dari yang terbaik adalah coaching dan mentoring. Bayangkan jika kita salah mengambil coach, yang terjadi proses internalisasi melalui on the job learning (muscle memory) tentunya akan salah. Contoh ektrim nya saja, Anda ingin belajar sepak bola namun Anda belajar pada pelatih golf, apa yang akan terjadi? Wadah rezeki Anda tidak bertambah besar

Bahkan dari melihat siapa guru Anda, saya bisa menebak seberapa besar wadah rezeki Anda? Caranya, coba kira-kira omzet yang dimiliki guru yang melatih brain memory Anda. Jika Anda memiliki 10 guru, maka tambahkan semua omzet yang dicapai guru Anda selama satu bulan. Kemudian hitung rata-rata omzet semua guru Anda. Hasil perhitungan rata-rata omzet para guru Anda itulah wadah rezeki Anda.

Berkah selalu
N. Kuswandi

Sunday, December 8, 2013

Pembajakan Brain Memory

Akhirnya keluar juga komik Naruto Jilid 63 yang sudah dinanti satu bulan. Setelah habis membaca Jilid 63, entah kenapa tiba-tiba ada loncatan "sinapsis" di otak yang menghubungkan catatan "brain memory" dengan salah satu tokoh jenius di komik Naruto. Tokoh ini memiliki IQ diatas 200, kejeniusannya hanya bisa dilampaui oleh Kakasi. Walaupun sebenarnya Kakasi lebih mengakui tokoh ini lebih jenius dari pada dirinya. Siapa tokoh ini? Yup, namanya adalah Shikamaru.
 
Shikamaru sangat menggemari Shogi (catur Jepang) untuk melatih brain memory nya. Namun, coba perhatikan wajahnya yang menandakan perilaku nya. Shikamaru dikenal sebagai pribadi yang gemar tidur siang sambil memandangi awan daripada berlatih ninjutsu. Bahkan, Shikamaru menjuluki dirinya sebagai "penakut nomor satu" dan "paling jago melarikan diri," padahal dia hanya tidak ingin menggunakan kekuatannya dan malas berurusan dengan orang. Pertanyaannya, kenapa Shikamaru yang memiliki modal brain memory tidak membuat nya setenar Sasuke saat belajar di akademi?
 
Karena memang brain memory saja tidak cukup untuk memperbesar wadah energi. Brain memory harus diikuti dengan muscle memory - berlatih. Shikamaru lebih senang tidur-tidur memandangi awan daripada harus berlatih ninjutsu. Mungkin timbul pertanyaan lagi, kenapa brain memory tidak membuat Shikamaru bergerak untuk berlatih? Padahal seorang yang berilmu atau orang yang mengerti, idealnya bergerak untuk berlatih.
 
Jika kita perhatikan lapisan kepribadian manusia. Lapisan terdalam disebut sebagai belief system atau mindset, lapisan berikutnya motif, attitude dan kemudian baru muncul behavior. Hal yang harus diperhatikan adalah behavior muncul dari gabungan belief system, motif, attitude. Pada awalnya, brain memory mengasah seseorang dari kuadran conscious uncompetence menjadi kuadran unconscious competence. Brain memory pertama kali masuk melalui lapisan attitude (pernyataan evaluatif terhadap object, orang atau perilaku) menuju lapisan belief system. Kasus Shikamaru menunjukkan bahwa behavior berlatih untuk menciptakan muscle memory tidak muncul karena ada hambatan di salah satu lapisan sebelum nya. Seharusnya orang-orang yang berilmu akan memmiliki belief system yang baik dan akan mempengaruhi terjadinya perilaku sebesar 85%. Sedangkan 15% kemunculan behavior dipengaruhi oleh motif dan attitude. Contohnya orang yang memiliki mindset kejujuran, mindset ini mendukung untuk orang tersebut untuk berperilaku jujur. Namun, harus juga diingat setelah lapisan mindset ada juga lapisan motif dan attitude. Orang yang memiliki mindset jujur belum tentu berperilaku jujur, karena ada motif dan attitude. Motif yang muncul contohnya anak yang sakit dan tidak punya uang. Attitude nya atau penilaiannya kemudian menimbang-menimbang. "Hati saya sebenarnya tidak setuju jika tidak jujur, namun anak saya sakit" pikirannya menimbang-nimbang dan diputuskan "jika saya tidak mencuri maka anak saya akan meninggal". Akhirnya munculah perilaku "mencuri".
 
Begitu juga yang terjadi dengan Shikamaru, behavior nya untuk melatih muscle memory nya dipotong atau dibajak oleh tiga lapisan dibawahnya. Shikamaru sudah melatih brain memory nya hingga masuk ke dalam mindset nya hingga menjadi unconsious competence. Shikamaru memiliki motif sendiri untuk tidak melatih muscle memory nya. Sebenarnya Shikamaru sadar untuk menjadi ninja hebat dia harus melatih muscle memory nya. Namun, Shikamaru tidak memiliki motif kenapa harus menjadi Ninja hebat? Shikamaru hanya ingin menjadi ninja biasa. Dia hanya memiliki motif untuk menikah dengan perempuan yang tidak cantik tetapi juga tidak jelek, lalu punya dua orang anak. Ia juga berharap agar anak pertamanya berjenis kelamin perempuan, sedangkan anak keduanya laki-laki. Dan ia berencana setelah anak pertamanya menikah, dia akan pensiun dari dunia ninja untuk terjun ke bidang pertanian. Motif Shikamaru berubah saat orang yang berpengaruh dalam kehidupannya meninggal. Asuma yang dianggap sebagai ayah kedua nya mati dibunuh oleh Hidan B Baiu. Shikamaru menyesal, karena kemalasannya berlatih ninjutsu membuat dia tidak bisa melindungi Asuma. Setelah kejadian tersebut, Shikamaru berlatih keras dan bersama tim 10 menjadi legenda baru Ino - Shika - Cho.
 
Banyak cara untuk merubah motif kita agar brain memory kita bisa menjadi muscle memory. Apakah kita harus menunggu kejadian seperti yang dialami Shikamaru baru berubah motif kita?
 
Berkah selalu
N. Kuswandi

Wednesday, December 4, 2013

Brain Memory

 
Kita selalu berharap memiliki rezeki yang besar. Namun kenapa ada orang yang rezeqi nya besar dan ada yang rezeki nya kecil? Bahkan dalam empat bulan ini, ada saja orang yang mencaci saya gara-gara mereka kehilangan rezeki nya. Padahal bukan saya yang menghilangkan rezeki mereka. Namun berhubung saya yang mendelivery training "Adapting to Change", kena deh, saya yang menjadi tumbal kemarahan mereka. Sayang mereka tidak membaca catatan saya berjudul "Wadah Rezeki" dan "Laut Kumpulan Sungai".
 
Dicatatan "Wadah Rezeqi", saya sempat membahas bahwa banyaknya rezeqi itu ditentukan oleh wadah. Kabar baik dan buruk nya, wadah tersebut bisa membesar dan mengecil tergantung seberapa besar habit Anda. Tiga habit yang mendasari besar dan kecilnya wadah tadi adalah berilmu, beramal sholeh, dan memuliakan orang lain. Mengejar ilmu akan membentuk brain memory, sedangkan beramal sholeh dan memuliakan orang lain membentuk muscle memory.
 
Lihatlah perbedaan antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu. Contoh ekstrimnya saja, sama-sama mencuri uang. Kisah ini tentang Si Badu dan Si Dudu. Si Badu lebih pintar dari pada Si Dudu. Kepintaran Si Badu menjadikan nya sebagai pejabat desa. Sedangkan Si Dudu yang tidak begitu pintar hanya menjadi warga biasa. Dengan kepandaian Si Badu, wadah rezeqi nya besar sehingga dia mencuri uang jutaan rupiah dari kas desa. Sedangkan Si Dudu yang tidak begitu pintar hanya berkesempatan mencuri dompet orang lain, isi nya pun tidak sebesar yang didapat Si Badu.
 
Bandingkan juga orang-orang yang tidak berilmu "menjadikan penghasilan sebagai komsumsi" sedangkan orang berilmu "menjadikan penghasilan sebagai investasi penghasilan". Orang-orang yang ilmu nya kurang, tidak tahu cara memperbesar wadah mereka. Sedangkan, orang-orang berilmu mengetahui cara memperbesar wadah rezeki mereka dengan berinvestasi.
 
Pertanyaannya adalah ilmu apa yang perlu dipelajari untuk memperbesar wadah rezeki? Ingat bahwa Kitab Babon Sukses kita Al Ashr, sebenarnya semua orang bisa menjadi apapun asalkan bisa mengalahkan atau bergerak mendekati cahaya. Begitu juga dengan urusah rezeki, Nabi pun juga berkata yang sama
“Sesungguhnya rezeki itu akan mecari seseorang dan bergerak lebih cepat daripada ajalnya.”
HR. Thabrani
Kuncinya untuk bisa bergerak lebih cepat dari cahaya yang pertama adalah berilmu. Menurut Marshall Sylver dalam bukunya, Passion, Profit & Power ternyata 90% uang yang beredar di dunia hanya dikuasai 5% populasi. Dan lebih mengujutkan lagi, 1% dari 5% populasi tersebut mengguasai 50% uang yang beredar itu. Bila uang yang ada di dunia ini dibagi rata-rata kepada semua orang, setiap orang akan menerima $2.400.000 (Wealth Mastery, Singapura 2001). Lebih menyedihkan lagi dalam waktu lima tahun setelah seluruh uang di dunia dibagi rata, komposisi kepemilikan akan kembali seperti semua - 90% uang dikuasai oleh 5%, dan 1% dari 5% itu menguasai 50% uang yang beredar.

Pertanyaannya adalah kenapa hal ini bisa terjadi? Jawaban sederhananya, karena 5% orang tadi sudah mengetahui ilmu nya. Mungkin rekan-rekan ingat cerita Abdurrahman bi Auf. Sebelum berhijrah ke Madinah, Abdurrahman bin Auf dikenal sebagai saudagar kaya. Saat Sang Nabi berhijrah, Abdurrahman meninggalkan semua kekayaannya di Mekkah. Beliau hanya membawa seekor unta dan baju ke Medinah. Sampai di Mednah, Abdurrahman dipersaudarakan dengan Saad bin Rabi. Menariknya, Abdurahman setelah dipersaudarakan menolah tawaran Saad bin Rabi yang akan membagi 50% harta kekayaannya kepada Abdurrahman. "Terimakasih atas kebaikanmu ya Saad, cukuplah kebaikanmu kepadaku dengan menunjukkan dimana pasar berada" begitu kira-kira Abduraahman menjawab tawaran Saad bin Rabi.

Dan memang wadah rezeki orang yang besar dengan brain memory nya yang terus menerus dilatih menjadikan Abdurrahman bin Auf kembali menjadi saudagar kaya. Bahkan, di suatu hari Beliau menjual tanah seharga 40.000 dinar, kemudian uang itu dibahagi-bahagikannya semua untuk keluarganya dari Bani Zuhrah, untuk para isteri Nabi dan untuk kaum fakir miskin. Di lain hari diserahkannya pula 500 ekor kuda untuk perlengkapan bala tentera Islam, dan di hari yang lain 1500 kendaraan. Bahkan salah satu harta perdagangannya yang menjadi fenomena adalah saat Abdurrahman bin Auf menyumbangkan 700 kendaraan yang syarat dengan harta perdagangan kepada. Menariknya lagi, walaupun Beliau menyumbangkan banyak harta kekayaannya, Beliau sampai meninggal tidak pernah miskin. Menjelang wafatnya, Abdurrahman bin Auf masih mewariskan 50.000 dinar untuk jalan Allah, dan mewasiatkan pula bagi setiap orang yang ikut perang Badar dan masih hidup, masing-masing mendapat 400 dinar, hingga Utsman bin Affan r.a yang terbilang kaya juga mengambil bahagiannya dari wasiat itu, serta katanya, “Harta Abdurrahman bin ‘Auf halal lagi bersih, dan memakan harta itu membawa selamat dan berkah".

Kenapa Abdurrahman bin Auf bisa mengembalikan kekayaannya yang ditinggalkannya di Mekah? Lagi-lagi karena latihan brain memory nya untuk memperbesar wadah rezeki.

Monday, December 2, 2013

Bagaimana Cara Mengukur Seberapa Besar Wadah Rezeki ?

Setelah membaca tentang wadah rezeki, teman saya bertanya, ukuran wadah rezeki yang besar itu seperti apa? Pertanyaan yang sangat berbobot, karena wadah rezeki itu bersifat intangible (tidak terlihat) dan mengukur yang tidak terlihat itu gampang-gambpang susah. Seberapa besar rezeki itu juga relatif, ada orang yang menganggap wadah rezekinya besar karena setiap bulan memiliki omzetnya mencapai 10 juta. Namun, ada juga orang yang menganggap wadah rezekinya masih kecil padahal omzetnya tiap bulan mencapai 100 juta.

Walaupun bersifat intangible, sayang jika pertanyaan yang berbobot ini harus dijawab dengan jawaban ambingu "besarnya wadah rezeki ditentukan oleh persepsi". Pertanyaan berbobot ini perlu dijawab dengan jawaban yang berbobot juga. Sehingga nampaknya kita memang butuh definisi baku tentang besarnya wadah rezeki agar semua orang memiliki pandangan yang sama tentang besarnya wadah rezeki yang dimiliki. Jika wadah rezeki yang bersifat intangible tidak bisa kita ukur, ada baiknya ukurannya dialihkan kepada seberapa banyakk yang mampu ditampung oleh wadah rezeki dalam artikata kekayaan yang mengisi wadah rezeki. Definisi pertama tentang orang yang disebut kaya berasal dari majalah Forbes. Orang yang disebut kaya dan memiliki wadah rezeki yang besar jika memiliki pendapatan $1.000.000 setahun atau senilai dengan Rp 12 M setahun.
 
Forbes menetapkan nilai yang sangat besar. Pertanyaannya, dari Rp 12 M isi wadah rezeki dalam setahun yang besar itu seberapa banyak yang mampu Anda bayangkan? Wadah rezeki Anda sebesar kemampuan Anda membayangkan isi wadah rezeki Anda. Jika Anda hanya hanya mampu membayangkan Rp 170 juta setahun berarti wadah rezeki Anda masih kecil.
 
Nampaknya syarat yang diberikan Forbes terlalu jauh dengan reality isi wadah rezeki kita. Supaya menenangkan hati kita, coba kita berpindah ke definisi ukuran wadah rezeki lain. Ukuran ini dibuat oleh Robert T. Kiyosaki. Orang yang dianggap memiliki wadah rezeki yang besar menurut Robert T. Kiyosaki adalah orang yang mampu bertahan hidup dengan gaya hidup yang sama tanpa perlu bekerja. Artinya jika saat Anda bekerja membutuhkan uang Rp 10 Juta sebulan untuk gaya hidup Anda, maka setelah Anda pensiun tidak bekerja Anda tetap mengeluarkan Rp 10 Juta sebulan untuk membiayai gaya hidup Anda. Hasil survey dari Gelep International menemukan ternyata para eksekutif di Asia hanya bertahan 90 hari tanpa bekerja.
 
Mike Tyson, juara dunia tinju kelas berat termuda, merupakan salah satu olahragawan dengan penghasilan terbesar. Pada masa jayanya, Mike Tyson memiliki wadah rezeki yang besar sehingga mampu mengisi wadah rezekinya dengan total pendapatan lebih dari $165 juta atau setara dengan Rp 2,4 T. Namun ingat wadah rezeki bisa berkembang dan menyusut tergantung bagaimana kita melatih brain dan muscle memory kita. Wadah rezeki Mike Tyson mengalami penyusutan setelah pensiun. Mike Tyson masih bergaya hidup seperti sebelum pensiun, kesalahan terbesarnya adalah gaya hidupnya tidak berubah namun latihanbrain dan muscle memory nya mengalami perubahan, yang terjadi wadah rezeki Mike Tyson mengalami penyusutan dan dinyatakan bangkrut dengan hutang $ 70 juta atau senilai Rp 1 T.
 
Definisi kedua nampaknya juga tantangan yang berat untuk mendefinisikan wadah rezeki yang besar. Mungkin definisi ketiga membuat Anda masuk dalam definisi orang berwadah rezeki besar.  Definisi ketiga dipopulerkan oleh Thomas J. Stanley, Ph.D dan Willliam D. Danko, Ph.D. Menurut kedua orang ini, orang yang berwadah rezeki besar memiliki isi wadah rezeki dengan formula :
(Usia x Penghasilan Tahunan Sebelum Pajak) : 10 = Isi Wadah Rezeki yang Harus Miliki
Contohnya jika usia Anda saat ini 29 tahun dan penghasilan Anda sebelum dipotong pajak adalah Rp 12 juta per bulan maka;
(29 x Rp 12.000.000 x 12) : 10 = Rp 417.600.000,-
Berarti jika Anda saat ini memiliki isi wadah rezeki sebesar Rp 417.600.000,- maka wadah rezeki Anda dikategorikan besar.
 
Kalau diminta memiliki dari ketiga definisi besarnya wadah rezeki di atas maka saya akan lebih condong pada definisi yang dikeluarkan oleh Thomas J. Stanley, Ph.D dan Willliam D. Danko, Ph.D. Alasannya karena definisi yang mereka berdua keluarkan begitu fleksibel untuk orang perorang. Seperti pengantar saya di depan, ada orang yang memiliki Rp 10 Juta dan merasa wadah rezekinya besar dan ada orang yang memiliki Rp 100 juta namun masih menganggap wadah rezekinya kecil. Artinya isi ada relatifitas melihat besarnya wadah rezeki, dan kerealitifitasan itu dapat diterjemahkan dengan baik oleh Thomas J. Stanley, Ph.D dan Willliam D. Danko, Ph.D melalui kerelatifitasan wadah rezeki dalam rumus mereka. Pertanyaannya sekarang seberapa besar wadah rezeki Anda?
 
Berkah Selalu
N. Kuswandi

Sunday, December 1, 2013

Wadah Rezeqi

Dua tahun berturut-turut (1985 dan 1986), Evelyn Adams memenangkan hadiah New Jersey sebesar $5,4 Juta atau jika $1 senilai dengan Rp 10.000, maka Evelyn Adams mendapatkan hadiah senilai Rp 54 Miliar. Menariknya, Evelyn Adams menghabiskan semua uang nya tanpa sisa. Diakhir hidupnya dia harus hidup di sebuah trailer park.

William "Bud" Post melakukan hal yang lebih gila lagi, karena dia memenangkan hadiah dari Pennsylvania sejumlah $16,2 Juta atau setara dengan Rp 162 Miliar. Dia kemudian menginvestasikan uangnya untuk bisnis mobil dan restoran. Setahun kemudian, Bud berhutang $1 Juta dan dinyatakan bangkrut. Saat ini, Bud hidup dengan jaminan sosial pemerintah.

Sebaliknya, di tahun 1990, seorang pengusaha property mengalami kemerosotan sedemikian parah hingga harus menanggung hutang perusahaan sebesar $3,5 juta dam hutang pribadi sebesar $900 juta. Lima belas tahun kemudian, tepatnya di tahun 2005, majalah Forbes memasukkan nama orang ini ke dalam daftar 400 orang terkaya di Amerika. Dia mengubah hutang $903,5 juta menjadi keuntungan bersih sebesar 2,7 miliar. Pengusaha ini bernama Donald Trump.

Pengalaman hidup di atas menjadikan saya semakin yakin bahwa manusia memiliki wadah untuk menampung rezeki. Ada orang yang memiliki wadah besar sehingga bisa menampung banyak rezeki, dan ada orang yang memiliki wadah kecil hingga sedikit pula rezeki yang ditampung. Anggap saja ada seseorang yang memiliki wadah kecil dan hanya mampu menyimpan air 1,5 L. Walaupun, wadah tadi diisi oleh air yang selalu mengucur dari keran, tetap saja wadah tadi hanya bisa menyimpan 1,5 L air saja.

Evelyn Adam dan William "Bud" Post adalah contoh-contoh orang yang wadah rezeki nya kecil. Hadiah jutaan dolar yang mereka terima, tidak membuat hidup mereka nyaman dibelakang hari. Karena wadah rezeki mereka yang kecil, tidak mampu menyimpan rezeki melebihi wadahnya. Cerita mereka berdua berbeda dengan Donald Trum yang memiliki wadah besar. Seterpuruk apapun Donald Trump, wadah nya yang besar menginginkan untuk diisi.

Perhatikan juga acara reality show di RCTI yang sempat naik daun di tahun 2009 berjudul Uang Kaget. Acara yang dipandu Helmi Yahya ini memberikan uang Rp 10 juta kepada target acara yang kemudian diminta untuk menghabiskan dalam waktu 30 menit. Perhatikan barang-barang yang dibeli oleh para target. Rata-rata mereka membeli beras, TV, Kulkas, dan barang-barang konsumtif lainnya. Walaupun ada juga target acara yang terlihat memiliki wadah rezeki yang lebih agak besar dengan membeli emas. Barang yang dibeli oleh target sebenarnya juga menunjukan seberapa besar wadah rezeki yang dimiliki oleh seseorang. Orang-orang dengan wadah rezeki kecil menghabiskan rezeki untuk menghabiskan waktu untuk membeli barang-barang konsumtif. Sedangka orang dengan wadah rezeki besar menghabiskan waktu untuk membeli barang-barang investasi.

Beruntung ada kabar baik yang sekaligus kabar buruk untuk Anda, wadah rezeki tadi bisa menjadi lebih besar dan lebih kecil. Perkembangan wadah rezeki tergantung dari perilaku atau habbit kita. Semakin jelek habit kita maka semakin wadah kita kecil, dan semakin baik habit kita maka akan semakin besar wadah rezeki kita. perhatikan filosofi wadah rezeki berikut;


Rezeki sudah ditetapkan oleh Tuhan.
Bukan pada jumlahnya, tapi pada caranya
Dia yang malas akan dimalasi rezeki
Dia yang baik hati, rajin, jujur sering dikunjungi oleh rezeki yg kangen
Dia yang bermanfaat bagi sesama, rezekinya langsung & khusus dari Tuhan
Sebelum menyalahkan rezeki sebaiknya kita memeriksa ketetapan sikap kita


Habit baik tidak diturunkan, namun harus dilatih. Sesuai dengan Kitab Babon Rahasia Sukses, habit diperoleh dari berilmu, beramal sholeh dan ditutup dengan memuliakan orang lain. Mengejar ilmu akan membentuk brain memory dan beramal sholeh dan memuliakan orang lain sebenarnya bagian dari berlatih mempraktekan. Latihan-latihan tadi akan membentuk myelin (muscle memory). Manusia yang mengasah brain memory­-nya saja akan menjadi manusia formula, dan manusia yang mengasah muscle memory-nya saja akan bergerak secara reflektif otomatis. Gabungan antara keduanya akan memunculkan sebuah daya saing yang berlimpah dalam bentuk nilai-nilai yang intangible, serta perubahan tangible dahsyat yang akan berbeda dibandingkan dengan orientasi-orientasi sebelumnya.  
 
Berkah selalu
N. Kuswandi