Sunday, November 17, 2013

Membalik Piramida Maslow




Hari ini delivery training ke rekan-rekan patroler masih dengan premis yang sama namun dengan materi yang berbeda. Lagi-lagi berdiskusi masalah motivasi. Hari ini memutuskan menggunakan pendekatan Maslow untuk mengubah mind set motivasi seseorang. Layak nya piramida, Maslow juga menggunakan model piramida untuk menunjukan motivasi seseorang. Piramida dibangun dengan jenjang paling besar dibawah, dilanjutkan jenjang berikut nya yang semakin ke atas semakin kecil.

Piramida Maslow sendiri juga memiliki jenjang layaknya piramida asli. Jenjang piramida Maslow berjumlah lima buah. Jenjang paling dasar adalah jenjang motivasi fisiologis (physiological need), jenjang kedua adalah motivasi rasa aman (safety & security), jenjang ketiga dicintai (love & belonging), jenjang keempat dihargai (self esteem), dan jenjang kelima berupa aktualisasi diri (self actualization). Bagi Maslow besarnya jenjang menuntukkan jumlah populasi yang termotivasi. Artinya jika jenjang paling bawah piramida motivasi Maslow adalah fisiologis (orang dimotivasi karena uang) maka menurut Maslow sebagian besar orang bergerak karena termotivasi oleh uang. 

Jika kita melihat piramida Maslow, logika yang muncul adalah untuk mendapatkan rasa aman, perasaan dicintai, perasaan harga diri, dan aktualisasi diri harus dimulai dari memenuhi kebutuhan fisiologis. Saat kebutuhan fisiologis terpenuhi maka orang hanya bisa dimotivasi untuk bergerak dengan kebutuhan rasa aman. Setelah rasa aman terpenuhi maka orang hanya bisa dimotivasi oleh kebutuhan dicintai, dan seterusnya sampai dengan jenjang paling atas. Ujung-ujung nya dari keseluruhan motivasi yang menggerakan manusia bertujuan untuk mencapai kebahagiaan. Bukan lagi kesenangan semu (pleasure) namun kebahagian sejati (happiness). Kesejatian kebahagiaan ini merupakan sifat dasar manusia, yaitu sifat insaniah.

Pencarian kesejatian kebahagiaan ini menurut Maslow haruslah didahului dari jenjang pertama sampai jenjang terakhir. Setelah manusia mampu memenuhi semua kebutuhan nya maka manusia akan mendapatkan kesejatian kebahagian. Sayang nya jika kita melihat piramida Maslow menunjukan semakin keatas jenjang piramida Maslow semakin kecil. Artinya, semua orang mencari kebahagian sejati namun semakin keatas piramida nya hanya menyisakan sedikit orang yang berhasil melewati semua jenjang piramida.

Jika dianalisa dari kedua sifat manusia, sifat hayawiah dan insaniah, penyebab utama kegagalan pencarian kebahagian sejati yang merupakan sifat insaniah manusia dikarenakan pencarian kebahagian dimulai dari sifat hayawiah, padahal kebahagian sejati berasal dari sifat insaniah. Sifat hayawiah adalah sifat kebinatangan, sifat ini dikontrol oleh otak kecil (Cerebellum) yang terletak di belakang otak. Sedangkan sifat insaniah diatur oleh otak paling dalam manusia, yang dikenal dengan Thalamus, Daniel Goleman menyebutnya sebagai God Spot.
  
Sifat-sifat hayawiah itu muncul dalam piramida Maslow jenjang pertama dan kedua. Sedangkan sifat insaniah maujud dalam jenjang motivasi dicintai, harga diri dan aktualisasi diri. Sifat hayawiah hanya mengenal memenuhi kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman. Hewan tidak membutuhkan rasa dicintai, harga diri ataupun aktualisasi diri. Dominasi sifat ini hayawiah yang terfokus pada kebutuhan fisiologis dan rasa aman menjadikan manusia tidak mampu meraih jenjang rasa dicintai, dihargai dan aktualisasi diri. Dengan dalil motivasi fisiologis, manusia mampu menundukkan motivasi rasa aman, dicintai, harga diri dan aktualisasi diri. Karena alasan fisiologis, manusia melakukan pekerjaan yang menentang maut, asalkan mendapatkan uang. Karena alasan fisiologis, manusia tergila-gila dengan uang sehingga tidak memperdulikan keluarga yang mencintai nya. Berangkat kerja sebelum anak dan istri bangun dan pulang kerja setelah anak dan istri tidur, hilangkan motivasi love & belonging. Karena alasan motivasi fisiologis juga, manusia meniadakan kehormatan (self esteem), tidak butuh dihormati dan menghormati masyarakat, yang penting kaya raya dan bisa memenuhi kebutuhan. Dan karena alasan motivasi fisiologis, manusia menerima pekerjaan apapun tanpa mendengarkan suara hati nya, tidak peduli senang atau tidak mengerjakan sesuatu yang terpenting menghasilkan uang.

Pertanyaannya adalah, kenapa harus jauh-jauh mencari kesejatian kebahagian melalui jalur otak kecil (cerebellum), padahal kesejatihan kebahagiaan berasal dari God Spot? Kenapa kita tidak membalik piramida Maslow? Jenjang pertama menjadi Aktualisasi diri, dilanjutkan jenjang harga diri, dicintai, rasa aman dan fisiologis. Logika nya sederhana, saat kita bisa eksis dengan hobi, dan minat kita maka kita akan melakukan dengan senang hati untuk menghasilkan hasil yang maksimal. Saat hasil nya maksimal, maka kita akan menjadi expert, saat kita menjadi expert orang akan menghargai karya kita. Lihatlah bagaimana karya Habibie yang mencintai membuat pesawat sebagai hobi nya, dan orang-orang menghargai Habibie dan karya indah nya. Saat orang menghargai Anda maka Anda akan dicintai orang lain. Saat Anda dicintai maka orang-orang yang mencintai Anda tidak akan tega Anda terluka. Dan secara otomatis kebutuhan fisiologis Anda akan terpenuhi. Jadi kenapa susah-susah mengejar kebahagiaan sejati melalui jalur cerebellum, jika kebahagiaan sejati beradai di Thalamus, kenapa tidak langsung menuju ke Thalamus?

Berkah selalu
N. Kuswandi

4 comments:

  1. mudah dipahami..simple tapi berbobot..keren...thanks mas Andi

    ReplyDelete
  2. Joossh Mas.... hehe..., saya jadi teringat kata2 seseorang yang bijaksana, Kebanyakan orang itu selalu berpikir (terbatas) pada teori yg telah tercipta, kenapa tidak mencoba untuk berpikir "Out of The Box".
    Semua hukum sunatullah (sebab akibat) di dunia ini, bisa menjadi terbantahkan atau terbalikkan dengan keimanan dan ketakwaan kepadaNya. Mengejar kebutuhan insaniah terlebih dahulu, maka akan berefek pada tercapainya kbutuhan hayawiah, dan itu merupakan jalan yang telah diajarkan Tuhan, seperti nasehat "Kejarlah akhiratmu, maka kamu akan mendapatkan duniamu, Jika kamu hanya mengejar duniamu, maka kamu tdk akan mendapatkan keduanya". Selamat Menginspirasi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. comment nya jenengan juga menginspirasi saya untuk terus memperbaiki diri

      Kadang kala menjadi lupa sendiri bahwa "apa yang saya tulis, tanggungjawabnya menjadi lebih besar untuk dikerjakan"

      Delete