Tuesday, December 30, 2014

Jebakan Kelonggaran Waktu


 
Jika tekanan waktu akan berpotensi membuat orang terjebak jebakan going solo dan hastiness, kebalikannya kelonggaran waktu akan membuat orang terjebak pada jebakan pengambilan keputusan decision dodging atau menghindar mengambil keputusan dan analysis paralysis atau tenggelam dalam analisa.

Kelonggaran waktu bisa berarti dua hal, arti pertama bisa berarti waktu yang diberikan untuk memberikan keputusan memang longgar atau panjang. Atau kelonggaran waktu  juga bisa berarti perasaan tidak ada yang mendesak untuk segera mengambil keputusan.

Kelonggaran waktu membuat orang mudah terjebak dalam jebakan decision dodging. Apalagi jika ditambah dengan kondisi dimana keputusan yang akan dibuat berpengaruh pada banyak orang. Sadar dengan resiko yang akan ditanggung dan dengan adanya kelonggaran waktu yang terjadi berikutnya tentu saja mengelak mengambil keputusan atau decision dodging.

Tidak hanya para Steadiness, namun orang-orang dengan kepribadian lain akan cenderung terjebak dalam jebakan decision dodging saat mengalami situasi medan peperangan seperti ini. Dengan jurus Tai Chi mereka mencoba mengalihkan tanggungjawab pengambilan keputusan kepada orang lain.

Kelonggaran waktu selain membuat jebakan decision dodging juga bisa menggali jebakan pengambilan keputusan analysis paralysis. Kelonggaran waktu seringkali dimanfaatkan seseorang untuk menganalisa masalah secara berlebihan. Akhibatnya mereka terjebak dalam jebakan pengambilan keputusan analysis paralysis

Mereka mengerahkan dan menginvestasi banyak sekali resources untuk menganalisa masalah secara berlebihan. Padahal putusan yang perlu dibuat tidak lah sebegitu genting. Bahasa sederhananya, tidak sebanding antara investasi resources yang digunakan dengan keputusan atau hasil keputusan yang didapat. Investasi resources nya terlalu besar namun hasil yang didapat hanya sedikit saja.

Layaknya anekdot di Indonesia, masalah-masalah kecil dibesar-besarkan. Kebalikannya, masalah yang seharusnya besar malah dikecilkan. Keputusan yang akan diambil untuk menyelesaikan masalah kecil dibuat heboh dengan investasi resources yang berlebihan. Dibuatlah panitia kerja atau Panja, dibuatlah panitia khusus atau Pansus.

Dengan kepanitiaan yang ditunjuk oleh pemerintah, mereka pun bekerja sangat keras untuk membuktikan bahwa mereka memang layak menjadi bagian di kepanitian tersebut. Saling memperlihatkan kelebihannya,  saling menganalisa dari sudut pandang masing-masing. Akhirnya mereka saling terjebak dalam jebakan analysis paralysis. Seakan mereka tidak mereasa ada waktu yang membatasi kinerja mereka.
Lihat saja seberapa banyak Panja dan Pansus yang gagal memberikan keputusan terbaik mereka karena terjebak analysis paralysis

Thursday, December 25, 2014

Jebakan Keterbatasan Waktu


Selain kecenderungan terjebak jebakan going solo yang dipengaruhi kecenderungan kepribadian Dominance, dan kecenderungan terjebak dalam jebakan hastiness bagi para Influence, kedua jebakan tersebut juga bisa saja dialami oleh tipikal kepribadian lain. Penyebabnya adalah kondisi medan pertempuran. Jebakan pengambilan keputusan going solo dan hastiness sering kali muncul saat ada tekanan waktu.

Memang kadang kala, sebagai pejuang pengambilan keputusan bertemu dengan moment-moment yang membuat mereka harus segera membuat keputusan. Pendeknya waktu yang diberikan untuk mengambil keputusan membuat para pejuang pengambilan keputusan akhirnya harus terjebak dengan jebakan going solo dan hastiness.

Karena terbatasnya waktu yang diberikan membuat para Compliance mengorbakan perfeksionis yang mereka miliki. Dan karena keterbatasan waktu, para Steadiness mengorbakan kecintaan mereka akan kedamaian. Dan akhirnya para Compiance dan Steadiness pun terjebak dalam jebakan going solo atau hastiness.

Contohnya saja, Anda adalah seorang pengusaha yang mendapatkan peluang usaha dari rekan Anda. Saat memberikan peluang usaha, teman Anda berkata, “besok saya tunggu keputusannya mau joint atau tidak nya ya. Karena ada juga teman yang juga tertarik. Karena kamu sahabat terbaik, ya saya tawarkan kamu dulu”

Anda diberiakn waktu hanya satu hari untuk memutuskan, Anda akan mengambil peluang usaha tersebut atau tidak. Otak Anda pun bekerja saling menimbang, jika tidak diambil akan kehilangan peluang mendapatkan untung yang besar. Jika diambil, Anda perlu menanamkan modal yang cukup besar, dan bisa jadi Anda akan kehilangan modal yang ditanam saat merugi.

Karena waktunya yang sangat terbatas, ada saja orang yang terjebak dalam jebakan pengambilan keputusan hastiness. Mereka terburu-buru untuk mengiyakan atau menolak peluang yang diberikan oleh temannya. Mereka lupa untuk mengumpulkan data dan informasi lebih detail. Layaknya berjudi dengan keputusan yang dibuat, mereka bisa jadi malah kehilangan modal yang ditanamkan.

Selain terjebak dalam jebakan hastiness, ada juga orang yang terjebak dalam jebakan going solo. Mereka tidak mencoba melibatkan stakeholder yang akan terkena dampak dari keputusan yang diambil. Alasannya karena sudah tidak ada waktu untuk melibatkan para stakeholder.

Padahal jika diberi waktu yang cukup, bisa saja mereka melibatkan konsultan entrepreneur untuk melihat memang berpotensi atau tidak peluang yang ditawarkan. Atau melibatkan istri dan keluarga, yang bisa jadi punya pemikiran sudut pandang yang bisa menguatkan pilihan yang akan diambil.

Sayangnya karena keterbatasan waktu, mau tidak mau keputusan harus segera dibuat, akhirnya intuisi yang bermain. “Biarkan saya memutuskan sendiri dengan kekuatan intuisi yang saya miliki” begitu kira-kira yang akan diucapkan dan terpikir oleh orang-orang yang terjebak dalam kesempitan waktu.

Karena keputusan kadang kala memang harus diambil tekanan waktu trus apa yang perlu dilakukan? Hanya ada satu jawabannya saja, berlatih - berlatih dan berlatih mengambil keputusan.


Perhatikan gambar diatas, otak manusia terbentuk dari sel-sel otak yang saling dihubungkan oleh jaringan myelin. Bentuknya seperti akar pohon yang saling berurai.

Layaknya otot yang dilatih dengan angkat berat, otot akan semakin menebal dan  menguat, begitu juga dengan myelin. Orang yang sering melatih kemampuan berfikir untuk mengambil keputusan ibaratnya sedang melatih myelin untuk semakin menebal dan menguat. Perhatikan myelin yang berwana kuning, begitulah bentuk myelin yang menebal dan menguat.

Semakin tebal lapisan warna kuning nya akan semakin baik. Ketebalan lapisan myelin tersebut adalah indikasi keahlian kita dalam melakuka sesuatu, termasuk juga keahlian dalam mengambil keputusan. Semakin tebal lapisannya semakin ahli orang tersebut.

Saturday, December 20, 2014

Compliance to Analysis Paralysis




Jika Anda bukan seorang dominance yang punya kecenderungan going solo atau memutuskan sendiri dalam mengambil keputusan. Dan Anda juga bukan seorang influence yang punya kecenderungan hastiness atau terburu-buru dalam mengambil keputusan. Dan Anda juga bikan seorang steadiness yang punya kecenderungan decision dodging atau menghindar dalam mengambil keputusan. Maka bisa jadi kepribadian Anda adalah compliance.

Compliance adalah kepanjangan dari C pada tipikal kepribadian DISC yang yang dikenalkan William Moulton Marston. Kepribadian compliance memiliki kesamaan kecenderungan dengan kepribadian steadiness dalam hal kecenderungan “introvert”. Dan memiliki kesamaan kecenderungan “task oriented” dengan kepribadian dominance. Dengan kata lain kepribadian compliance memiliki dua kecenderungan berupa “Task Oriented” dan “Introvert”.

Dengan kecenderungan introvert nya, orang-orang compliance memiliki kelebihan dalam interpersonal skill. Mereka mampu memahami diri nya lebih baik ketimbang menjalin hubungan intrapersonal. Mereka lebih senang melakukan dialog internal untuk mengekplorasi kelebihannya.

Berbeda dengan orang-orang dominance yang lebih senang melihat hal besar karena kecenderungan estrovert nya. Orang compliance dengan kecenderungan introvert memiliki kelebihan dan kecenderungan untuk melihat hal-hal detail yang membuatnya terlihat sebagai seorang keperfeksionis. Karena kecenderungan introvert nya juga, mereka akan memperbaiki sendiri tanpa mellibatkan orang lain jika melihat sesuatu yang dianggap tidak perfek dimatanya.

Ciri khas perfeksinis sebagai hasil kombinasi task oriented dan introvert tidak berarti orang compliance terlepas dari jebakan pengambilan keputusan. Sifat perfeksionis orang compliance membawa mereka cenderung terjebak dalam pengambilan keputusan bernama “Analysis Paralysis” atau tenggelam dalam analisa.

Mereka akan sangat suka untuk menganalisa suatu masalah hingga tenggelam dalam analisa. Mereka hanya akan berhenti untuk menganalisa suatu masalah saat merasa keputusan yang dibuat telah sempurna.

Menariknya, karena kecenderungan introvert nya, mereka hanya akan menganalisa masalah tanpa melibatkan orang lain. Mereka lebih senang untuk mengekplorasi solusi dari dalam dirinya. Padahal dua kepala yang bersinergi lebih baik dari pada satu kepala bukan? Karena perlu menelaah dan tidak melibatkan orang lain, akibatnya keputusan yang dibuat pun memerlukan waktu lama.

Seperti jebakan pengambilan keputusan lain, orang-orang yang terjebak dalam jebakan pengambilan keputusan analysis paralysis juga akan menerima resiko yang tidak mengenakan. Resiko pertama yang akan ditanggung berupa terlambatnya proses. Karena orang lain menunggu orang compliance mengambil keputusan, akhirnya proses selanjutnya pun terhambat untuk dikerjakan. Ujung-ujungnya moment terbaik dan peluang terbaik pun bisa jadi juga akan hilang.

Resiko kedua yang juga bakal ditanggung adalah masalah image. Orang yang cenderung selalu terjebak dalam jebakan analysis paralysis akan mendapatkan image sebagai seorang peragu dan tidak yakin. Bayangkan jika image itu diberikan anak nya kepada orang tua nya. Atau bayangkan jika image itu diberikan anggota team kepada atasannya. Akibatnya, kepercayaan orang pun akan cenderung menurun kepada orang-orang yang cenderung terjebak dengan analysis paralysis. Dan kalau sudah masalah kepercayaan ujung-ujung nya akan berdampak panjang.

Berkah selalu
N Kuswandi

Sunday, December 14, 2014

Steadiness Ahli Tai Chi


 

 

Jika Anda bukan seorang dominance yang punya kecenderungan going solo atau memutuskan sendiri dalam mengambil keputusan. Dan Anda juga bukan seorang influence yang punya kecenderungan hastiness atau terburu-buru dalam mengambil keputusan. Mungkin kepribadian Anda adalah steadiness.

 
Jangan keburu senang dulu, layaknya dua kepribadian pertama, orang-orang berkepribadian steadiness juga memiliki kecenderungan terjebak pada jebakan pengambilan keputusan.

 
Orang dengan kepribadian steadiness memiliki kesamaan dengan tipikal influence dalam hal “People Oriented”. Walaupun begitu, orang-orang berkepribadian steadiness memiliki perbedaan dengan kepribadian influence pada introvert-extrovert nya. Jika kepribadian influence punya kecenderungan extrovert, maka kepribadian steadiness punya kecenderungan introvert.

 
Alih-alih senang menjadi pusat perhatian, orang-orang steadiness lebih senang dan ahli dalam mengamati.Saat influence berbicara dan menjadi bintang perhatian, orang-orang  steadiness akan menjadi pendengar yang baik. Bahkan terkesan tidak ada dalam kelompok, “abaikan saya-abaikan saya” begitu hatinya berkata.

 
Mereka akan kelihatan saat mulai muncul konflik ditengah kelompok. Dengan kemampuan alami nya, orang-orang berkepribadian steadiness menjadi pendamai yang baik. Merekalah para pencinta damai.

 
Kemampuannya untuk mendamaikan koflik dan sifatnya yang tidak senang berkonflik muncul dari kombinasi people oriented dan introvert nya. Orientasi  nya pada people membawa nya lebih senang dengan keberadaan orang. Dan introvert nya membuat lebih senang menyimpan ketidaksetujuannya dalam hati.

 
Sebagai pencinta damai, orang-orang berkepribadian steadiness cenderung tidak suka memaksa keputusan yang dibuat. Sehingga secara otomatis akan terhindar dari jebakan pengambilan keputusan going solo atau mengambil keputusan sendiri, seperti yang cenderung dialami pribadi dominance. Sebagai pecinta damai, orang-orang berkepribadian steadiness juga cenderung tidak suka mengambil keputusan secara terburu-buru. “Jangan sampai ada yang tersakiti” begitu mungkin kata hatinya. Artinya orang-orang steadiness juga punya kecenderungan untuk terhindar dari jebakan pengambilan keputusan hastiness atau terburu-buru, layaknya kecenderungan pribadi influence.

 
Bukan berarti orang-orang berkepribadian steadiness tidak memiliki kecenderungan terjebak dalam pengambilan keputusan. Karena kecintaannya pada kedamaian, orang-orang steadiness cenderung terjebak dalam pengambilan keputusan berupa “Decision Dodging” atau mengelak mengambil keputusan. Jebakan decision dodging bagi pribadi steadiness muncul dari perasaan jangan sampai ada yang tersakiti dari keputusan yang dibuat.

 
Mereka yang terjebak dalam jebakan decision dodging sering kali diplesetkan sebagai master kungfu Tai Chi. Ciri utama kungfu Tai Chi terletak pada gerakan melambai memanfaatkan tenaga lawan untuk mengurangi energi yang merusak dan dikembalikan ke penyerang. Begitu juga dengan orang-orang yang terjebak decision dodging, mereka menghindari mengambil keputusan dan meneruskan keputusan kepada orang lain.

 
Seperti jebakan pengambilan keputusan lain yang memiliki resiko, begitu juga dengan jebakan decision dodging. Resiko pertama yang akan ditanggung orang-orang yang sering terjebak dalam jebakan decision dodging adalah kehilangan moment terbaik. Orang lain akan terlalu lama menunggu keputusan yang dibuat, hingga kesempatan yang datang pun akhirnya hilang.

 
Resiko berikutnya yang akan dihadapi adalah pekerjaan yang terbengkalai. Segala keputusan yang perlu diambil selalu dilempar keorang lain. Saat orang yang dilempar belum ada atau parahnya yang dilempar juga melempar pada orang lain yang terjadi adalah lingkaran setan yang tidak kunjung selesai. Pekerjaan pun akhirnya terbengkalai.

 
Dan resiko yang juga tak kalah beratnya adalah dicap sebagai orang yang tidak bertanggung jawab. Bagaimana tidak, saat keputusan harusnya segera dibuat, mereka malah mengulur waktu agar orang lain saja yang mengambil keputusan. Dan kalau sudah menyangkut image atau cap, urusannya menjadi agak berat, karena akan susah untuk dirubah.

 
Berkah selalu
N Kuswandi