Wednesday, December 10, 2014

Influence With Hastiness


 
 

Siapa Saya? Apakah kepribadian saya dominance, influence, steadiness, atau compliance? Setiap kepribadian memiliki kelebihan dan kekurangannya dalam pengambilan keputusan.

Jika seorang berkepribadian dominance atau sering juga disebut kepribadian kholeris punya kecenderungan terjebak dalam jebakan pengambilan keputusan going solo. Orang dengan kepribadian influence juga punya kecenderungan tersebak dalam pengambilan keputusan.

Kepribadian influence ditandakan dengan dua kecenderungan “People Oriented” dan “Extrovert”. Berkebalikan dengan kepribadian dominance yang task oriented, kepribadian influence atau sering juga dikenal sebagai sanguinis lebih berorientasi ke people.

Orang-orang dengan tipe kepribadian influence dengan kecenderungan people oriented mudah sekali dikenali berada dikerumunan. Dengan kecenderungan people oriented, orang-orang berkepribadian influence senang sekali menjadi pusat perhatian di kerumunan.

Ditambah dengan potensi nya yang extrovert, orang-orang berkepribadian influence sangat mudah menarik perhatian orang lain. Potensi extrovert nya membuat mereka sangat membuka diri untuk berbicara.

Jika dikombinasikan kecenderungan extrovert dan people oriented, maka orang-orang influence sangat membuka diri untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bahan obrolan nya jika diperhatikan akan berbeda dengan orang-orang bertipe dominance. Orang dengan kepribadian dominance akan focus pada pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan. Sedangkan orang-orang bertipe influence lebih senang berkomunikasi yang berhubungan diluar pekerjaan, seperti dengan hobbies, keluarga, aktifitas, dan sebagainya.

Karena lebih senang berkomunikasi diluar pekerjaan, orang-orang dengan kepribadian influence saat diajak berdiskusi untuk mengambil keputusan, sering kali diskusi nya tidak focus pada bahan diskusi. Ingat mereka lebih senang berdiskusi bukan pekerjaan.

Akibatnya saat waktu untuk berdiskusi memutuskan sesuatu hampir habis, dan mereka harus memutuskan sesuatu, terjebaklah mereka dalam jebakan pengambilan keputusan bernama “Hastiness” atau terburu-buru.

Tentu saja jika masuk dalam jebakan pastinya harus mau berhadapan dengan konsekuensi yang akan diterima.

Orang yang terjebak dalam jebakan “Hastiness” akan beresiko salah dalam mengambil keputusan. Bisa jadi data atau informasi belum akurat atau komplit dan tidak memperhatikan detail efek dari keputusan yang diambil.

Dan bisa jadi karena keterburuan mengambil keputusan, malah menimbulkan lebih banyak masalah. Bukannya menyelesaikan masalah namun menambah lebih banyak masalah.

Lihat saja pengalaman kita sendiri, seberapa sering kita mengambil keputusan yang dilakukan secara terburu-buru? Apa dampak yang Anda rasakan? Bisa jadi keputusan kecil yang Anda ambil hanya menimbulkan masalah yang lebih besar.

Bahkan ada sebuah quote menarik “Berfikir akan lebih clear, saat tidak dilakukan dengan terburu-buru. Keterburu-buruan adalah bentuk kebutaan”

Berkah selalu
N Kuswandi





No comments:

Post a Comment