Thursday, December 4, 2014

Jebakan Kholeris is Going Solo


 

 

“Kenali dirimu, kenali musuhmu, dan kenali medan tempurmu. Dan kau akan memenangi seribu pertempuran” (Sun Tzu)

Begitulah nasehat seorang jenderal besar Sun Tzu, seorang jenderal besar Cina yang selama hidupnya tidak pernah terkalahkan dalam peperangan. Nasehat ini begitu sederhana namun sebenarnya bisa dijewantahkan kedalam berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali dalam pengambilan keputusan.

Perjalanan memenangkan pertempuran pengambilan keputusan ini dimulai dari mengenali diri sendiri, kemudian musuh dan diakhiri medan tempur.

“Who am i?” begitu seringkali kali pertanyaan dalam diri kita muncul. Ahli-ahli psikologi telah mencoba merumuskan kepribadian seseorang. Salah satu model kepribadian yang dikembangkan William Moulton Marston disingkat dengan DISC. Huruf D adalah singkatan dari kepribadian Dominance. I singkatan dari Influence, S kepanjangan dari Steadiness, dan C kepanjangan dari Compliance.

Tiap tipikal kepribadian memiliki kecenderungan dalam mengambil keputusan. Di artikel ini, kepribadian Dominance yang kita bahas terlebih dahulu.

Orang-orang dengan tipikal kepribadian Dominance atau sering juga dikenal dengan kepribadian Kholeris, secara sederhana dapat digambarkan sebagai orang-orang yang memiliki kecenderungan “Task Oriented” dan “Extrovert”. Dengan kecenderungan task oriented membuat hidupnya memiliki fokus adalah mengejar hasil.

Kecenderungannya ditambah dengan kecenderungan extrovert. Dengan kecenderungannya ini, maka seorang berkepribadian dominance sangat senang berkomunikasi langsung dengan orang.

Jika kedua kecenderungan ini digabungkan maka yang perilaku yang terlihat adalah orang nya terlihat tegas, orientasi nya adalah hasil, yang kadang-kala melupakan proses. Dan sering kali, orang-orang dengan kepribadian dominance dilabeli orang yang berkata “tanpa saringan”. Laksana semua yang diomongkan tidak difilter terlebih dahulu, yang terpenting adalah hasil akhir nya.

Apapun kepribadiannya, setiap kepribadian memiliki kecenderungan untuk terjebak pada jebakan pengambilan keputusan.

Begitu juga dengan orang-orang berkepribadian dominance. Perhatikan ciri-ciri orang berkepribadian dominance diatas, focus pada hasil dan cenderung mengabaikan proses.

Di artikel sebelumnya, saya sempat menulis bahwa decision making yang effective ditandai dengan input yang benar-process yang benar-output yang benar. Input dalam pengambilan keputusan adalah informasi. Process dalam pengambilan keputusan berupa pelibatan stakeholder, dan output yang benar adalah sesuai dengan yang diharapkan.

Jika orang-orang berkepribadian dominance cenderung mengabaikan process maka potensi orang-orang berkepribadian dominance dalam pengambilan keputusan adalah tidak melibatkan stakeholder dalam pengambilan keputusan. Atau jika dibahasakan maka orang denga kepribadian dominance akan cenderung terjebak dalam jebakan “Going Solo” atau mengambil keputusan sendiri.

Jebakan “Going Solo” tentunya memiliki resiko yang harus ditanggung. Resiko yang sangat terlihat adalah dicap sebagai orang-orang yang otoriter. Selalu mengambil keputusan sendiri tanpa pernah melibatkan stakeholder untuk berbagi pendapat.

Resiko lain yang bisa diterima oleh orang-orang yang terjebak dalam jebakan “Going Solo” adalah tidak munculnya komitment para pelaku keputusan. Keputusan yang diambil melalui pelibatan stakeholder tentunya memiliki komitment yang lebih tinggi untuk dilaksanakan dibandingkan dengan keputusan yang direktif dari atas.

Dan resiko berikutnya adalah kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keputusan yang lebih baik. Bukahkan kepala dua orang lebih baik dari pada pikiran satu orang yang bersinergi?

Berkah selalu
N Kuswandi

No comments:

Post a Comment