Thursday, March 27, 2014

Fresh Graduate Lolos Seleksi Lowongan Experience



Apakah memang lowongan untuk fresh graduate itu hanya management trainee (MT) dan low position? Benar sih, seandainya saya bisa tembus seleksi MT, saya akan menempati posisi first managerial level. Tapi kan harus mengikuti proses pendidikan MT lagi selama 1-2 tahun. Bahkan dibeberapa perusahaan sampai 3 tahun. Sebenarnya ada cara gak sih, agar setelah lulus kuliah, langsung menempati posisi first managerial level.

Setiap kem
auan pasti ada jalan - Man Jada Wa Jadda. Lagi-lagi ini adalah masalah reputasi, jika Anda fresh graduate yang ingin melamar untuk lowongan yang mensyaratkan pengalaman kerja, maka jawabannya Anda harus membangun reputasi pengalaman kerja.

Selama menjadi mahasiswa, sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan untuk membangun reputasi pengalaman kerja. Sayangnya keleluasaan waktu yang dimiliki mahasiswa hilang dengan melakukan kegiatan tidak bermanfaat. Padahal, pengalaman saya mengajarkan waktu belajar yang paling fleksibel dan paling banyak free nya adalah saat menjadi mahasiswa. Bagaimana tidak, selain jam belajarnya yang kurang drastis dibanding sewaktu SMA, di tempat kuliah saya dulu juga dikasih tolelir untuk tidak masuk sebanyak 3 kali per mata kuliah.

Waktu itu bisa dimanfaatkan untuk membangun reputasi pengalaman kerja. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk membangun reputasi kerja adalah dengan ikut project jangka panjang yang berhubungan dengan jurusan Anda. Jika Anda mahasiswa psikologi yang tertarik dengan dunia recruitment, ikutlah project assessment di Lembaga Psikologi Terapan tertentu. Ingat yang namanya project jangka panjang itu durasinya minimal 3 tahun. Dan pastikan sebelum Anda keluar dari project itu ada sudah diberi wewenang setidaknya untuk ngelead satu project. Kemudian di CV yang Anda buat, cantumkan dengan menyebut "Project Manager Assessment Lembaga Psikologi Terapan XXX".

Dengan mencantumkan pengalaman di CV Anda, setidaknya Anda sudah lulus seleksi administrasi. Langkah berikutnya adalah tembus psikotes, interview user, interview HR. Di interview user yang akan ditanyakan adalah knowledge dan skill Anda, maka kembali sebelum Anda lulus, bangun reputasi pengetahuan knowledge dan skill Anda. Sedangkan saat seleksi psikotes dan interview HR, lagi-lagi reputasi yang harus dibangun adalah "7 Habit" sebagaimana saya tulis di artikel sebelumnya "Anggukan Universal Para Recruiter".

Berkah Selalu
N. Kuswandi

 

Wednesday, March 19, 2014

Lowongan Fresh Graduate

 

Kemarin berdiskusi dengan teman saya yang masih kuliah, setelah panjang lebar membahas tentang pentingnya reputasi, munculah sebuah pertanyaan, “dari mana saya harus memulai membangun reputasi?” Sepertinya pertanyaan ini juga banyak ditanyakan oleh para mahasiswa. Jawaban saya sederhana, “setelah lulus Anda ingin jadi apa?”

Jika kita sederhanakan, setelah lulus sebenarny
a kita bisa berkarya di tiga area, PNS, Swasta, dan Wiraswasta. Jika Anda ingin jadi PNS, reputasi yang harus Anda bangun selama di bangku kuliah adalah belajar dengan pinter. Setelah Anda diterima menjadi PNS, bukan berarti berhenti membangun reputasi. Goal berikutnya adalah membangun reputasi untuk karir. Sayang saya tidak bisa bercerita banyak tentang membangun reputasi sebagai seorang PNS. Karena saya belum pernah menjadi seorang PNS.

Sesuai bidang keahlian saya di perusahaan swasta, maka saya akan bercerita tentang membangun reputasi untuk menghadapi seleksi di perusahaan swasta. Saat Anda mengikuti seleksi karyawan, jika diperhatikan akan ada dua jenis lowongan, “Experience dan Fresh Graduate”. Mahasiswa yang baru lulus biasanya mengambil lowongan “Fresh Graduate”. Jika kita perhatikan, sebenarnya ada dua jenis lowongan untuk fresh graduate, lowongan untuk fresh graduate yang akan dikader menjadi calon leader atau sering dikenal dengan Management Trainee (MT) dan lowongan fresh graduate yang memulai karir dari tingkat rendah.

Sebagai lulusan fresh graduate mana yang Anda pilih, MT atau memulai karir dari bawah? Kalau saya lebih merekomendasikan Anda menjadi memilih menjadi MT. Jangka waktu pendidikan MT berdurasi antara 1-2 tahun, setelah itu Anda menjadi leader. Bandingkan jika Anda memulai karir dari bawah, dalam waktu 1-2 tahun belum tentu karir Anda naik menjadi seorang leader.
Jika saya ingin menjadi MT, dari mana saya harus membangun reputasi? Pertama kali yang akan dilihat seorang recruiter dalam menyeleksi MT adalah melihat reputasi IPK Anda. Semakin besar perusahaan nya maka semakin besar syarat IPK. Perusahaan kelas menengah akan mensyaratkan reputasi IPK minimal 2,75 sedangkan perusahaan besar biasanya mensyaratkan reputasi minimal IPK Anda adalah 3,0. Pilih perusahaan kecil atau besar? Tentunya perusahaan besar, sehingga jika IPK Anda belum 3, tunda kelulusan Anda sampai mencapai IPK 3.

Reputasi kedua yang akan dilihat recruiter adalah pengalaman organisasi. Semakin banyak pengalaman organisasi Anda semakin menunjukan kualitas reputasi Anda. Ingat lowongan MT itu dikader untuk menjadi leader, dan leader tidak bisa dibentuk dalam waktu singkat 1-2 tahun selama proses pendidikan MT. Leader dipelajari dalam waktu yang lama, sehingga seorang recruiter tidak akan main-main memilih pemimpin organisasi di masa depan. Asumsi dasarnya, saat seseorang memiliki pengalaman organisasi yang banyak berarti semenjak kuliah, mahasiswa tersebut berusaha membangun reputasi belajar menjadi pemimpin.

Kedua reputasi tersebut ternyata hanya menjadi jaminan Anda lulus seleksi tahap satu, proses seleksi administrasi. Padahal jika Anda melamar sebagai seorang MT, proses seleksinya masih sangat panjang. Anda akan mengikuti proses seleksi psikotes, interview HR, Interview User, Focus Group Discussion dan Tes Kesehatan. Reputasi apa lagi yang dibutuhkan untuk lulus psikotes, interview HR, interview user, dan focus group discussion? Reputasi itu berbentuk habit. Ditulisan saya berjudul “Tembus Semua Seleksi Dengan Habit Universal”, saya menjelaskan ketujuh habit yang harus dibangun reputasi nya sejak kuliah.

Berkah Selalu
Novianta Kuswandi
 

Friday, March 14, 2014

Perbaiki CV Anda





Jika Anda mengikuti proses seleksi, gerbang pertama yang pasti akan Anda lalui adalah gerbang seleksi administrasi. Di gerbang ini recruiter akan mengecek kesesuaian berkas Anda dengan iklan lowongan kerja. Artinya jika Anda tidak memenuhi klasifikasi sesuai dengan lowongan kerja, idealnya jangan coba-coba melamar. Berkas lamaran Anda hanya akan menjadi penghuni sudut gudang.
 
Beberapa artikel sebelumnya, saya sudah menjelaskan beberapa hal untuk mengisi CV Anda. Jika Anda Fresh Graduate yang mengincar lowongan experience maka gunakan waktu selama kuliah mengikuti project jangka panjang di area yang Anda impikan. Kemudian masukkan pengalaman Anda mengikuti project di kolom pengalaman kerja. Tulis jabatan tertinggi saat Anda mengikuti project tersebut, contohnya project manager “apa” di perusahaan “apa”, tahun nya Anda tulis dari pertama kali Anda terlibat project sampai dengan akhir project. Contoh nya;
Jabatan Perusahaan Tahun
Project Manager Training and Development Super Quantum Consultant 2003 - 2008

Ada seorang teman yang bertanya, “saat saya ngikuti training persiapan kerja, trainernya mengatakan untuk membuat CV menarik lain dari pada yang lain, apakah memang berpengaruh?” Jika yang menarik hanya grafisnya, CV Anda memang cenderung akan dibaca oleh recruiter. Namun, apa manfaatnya kalau cuma dibaca tanpa dilanjut diproses berikutnya. Lagi-lagi karena kualifikasi Anda tidak memenuhi requirement atau persyaratan yang dibutuhkan.
“Aduh, kalau begitu caranya recruiter, berarti saya tidak memiliki kesempatan melamar pekerjaan dong pak. Saya tidak memiliki reputasi berkas yang baik, IPK saya dibawah persyaratan yang ditentukan. Pengalaman saya juga tidak memenuhi persyaratan”.
Coba kita diagnose kemampuan Anda, jika reputasi Anda memang tidak baik namun Anda yakin memiliki tujuh habit anggukan universal (proaktif, begin with the end, mendahulukan yang utama, win-win, synergy, empathy, dan pembelajar) maka Anda masih punya kesempatan untuk diselamatkan. Ketujuh habit tersebut akan diuji di gerbang seleksi ke dua (psikotes), dan ketiga (wawancara HRD). Tentunya Anda harus selamat dahulu dari gerbang pertama.
 
Bagi Anda yang merasa memiliki kasus seperti ini, Anda bisa melakukan hal berikut untuk selamat dari gerbang seleksi pertama, gerbang seleksi administrasi. Tentunya Anda tidak bisa meyakinkan recruiter melalui CV dengan reputasi berkas yang Anda miliki. Berarti Anda perlu meyakinkan recruiter dengan cara yang lain. Penasaran caranya ?
Yakinkan recruiter yang memeriksa berkas Anda melalui audio ataupun visual. Berkas-berkas yang dipersyaratkan tetap harus dilampirkan, namun lampirkan juga CD yang berisi audio ataupun visual. Di rekaman audio video tersebut, sampaikan kepada recruiter bahwa reputasi Anda diberkas lamaran memang tidak sesuai seperti yang dipersyaratkan. Jelaskan kenapa reputasi Anda tidak bagus, dan kemudian yakinkan recruiter bahwa sebenarnya Anda memiliki potensi yang bagus. Buktikan potensi yang Anda ceritakan dengan bukti pencapaian yang pernah Anda raih. Perhatikan juga durasi audio video yang Anda rekam. Ingat seorang recruiter memiliki waktu yang sangat terbatas. Durasi 15 detik pertama rekaman CD Anda, akan menentukan, recruiter melanjutkan melihat atau menghentikan rekaman CD Anda. Sehingga Anda harus benar-benar membuat CD Anda powerfull. Panjang durasi CD juga mempengaruhi seorang recruiter menyelesaikan melihat CD Anda atau tidak. Idealnya, durasi CD Anda hanya 2-3 menit.

Berkah Selalu
Novianta Kuswandi
 


Tuesday, March 11, 2014

Mengapa Mengiklankan Brand yang Belum Teruji?

 
 
Menyambung artikel sebelumnya tentang "reputasi", di artikel "Recruiter : Mana Iklan Reputasi Anda?", saya sempat menjelaskan bahwa mengiklankan reputasi itu agar reputasi kita dikenal oleh o...rang lain. Sebagus apapun product yang kita miliki kalau tidak dikenal oleh orang lain tentunya tidak akan pernah laku. Kemarin, saya juga membahas personal branding (reputasi) yang perlu diiklankan adalah reputasi yang sedang dibangun dan reputasi yang sudah teruji kualitasnya.

Di artikel ini, saya akan membahas kenapa reputasi yang belum teruji kualitasnya atau yang sedang dibangun juga perlu diiklankan? Menurut Steven Covey, salah satu highly effective habit yang menandakan kedewasaan tingkat dua (kemandirian) seseorang adalah begin with the end of mind (memulai dari misi atau goal) maka saya akan membahas, kenapa perlu mengiklankan reputasi yang sedang dibangun? Tentunya goal dari mengiklankan personal branding yang sedang dibangun adalah memiliki reputasi yang berkualitas. Tujuan ini hanya bisa tercapai jika kita melatih brain memory dan muscle memory. Brain memory dilatih dengan meng up grate pengetahuan, dan muscle memory diasah dengan melatih skill.

Agar brain memory dan muscle memory menjadi semakin terlatih maka dibutuhkan guru. Sehebat apapun seseorang, dengan adanya guru akan membuatnya lebih hebat. Bahkan orang-orang hebat yang kelihatannya tidak memiliki guru sebenarnya berguru kepada orang lain. Contoh nya saja, Steve Job yang memiliki dua guru hebat, Bill Hewlett (pendiri HP) dan Nolan Bushnell (CEO Atari). Saat kita mengiklankan personal branding yang sedang kita bangun, kita akan memiliki banyak guru yang memfasilitasi dan memastikan branding yang kita iklankan benar-benar terwujud. Tentunya personal branding yang diiklankan akan menjadi bahan pembicaraan orang-orang. Baik pembicaraan perkembangan branding itu bermaksud menyindir, positif, tidak terima atau apapun. Merekalah guru-guru kita, dengarkan mereka dengan baik dan penuhilah harapan-harapan positif mereka.

Mengiklankan personal branding kita yang sedang dibangun juga bermanfaat untuk membangun komitmen. Betapa malunya saat kita sudah koar-koar mengiklankan personal branding yang kita bangun namun kita sendiri tidak melakukan apa yang kita tuju. Orang lain akan menjadi control terhadap pelaksanan personal branding yang kita iklankan. Begitu besar manfaat mengiklankan personal branding. Jadi tunggu apa lagi untuk mengiklankan branding Anda? Tidak ada waktu yang lebih tepat untuk mengiklankan personal branding Anda kecuali hari ini. Dan saya akan mengawali iklan dari teman-teman semua, bahwa personal branding yang akan saya bangun di tahun ini adalah “Modifying Behavior”. Bantuan Anda untuk menjadi guru yang selalu mengingatkan tujuan akhir dari branding saya akan selalu ditunggu.


Berkah selalu
N. Kuswandi

Thursday, March 6, 2014

Mengiklkan​kan Reputasi

Orang bermental miskin antipati dengan marketing
Orang bermental kaya selalu melakukan marketing
-Tung Desem Waringin-

Melanjutkan artikel saya sebelumnya, "Bangun Reputasi Sebelum Ikut Seleksi", ternyata membangun saja tidak cukup. Pasti Anda setuju, product yang baik hanya dikenal orang setelah diiklankan. Artinya sebagus apapun reputasi Anda, jika Anda tidak pernah beriklan tentang brand Anda, maka orang tidak akan mengenal Anda.

Jika personal branding ini coba kita aplikasikan ke dalam konsep Johari Windows, brand yang bagus itu berada di kuadran open (self know dan other know brand yang dibangun). Sayang nya, kadang kala kita terjebak di kuadran dua Johari Windows. Kuadran dua dinamakan sebagai kuadran "Blind", kita tahu brand yang akan kita bangun, namun orang lain tidak tau brand yang sedang kita bangun. Jika Anda terjebak di kuadran ini, saat nya mengiklankan diri.

Sayangnya, masih saja ada orang yang apriori dengan mengiklankan diri. Ada mental block yang menghalangi mereka untuk mengiklankan diri, "Kalau saya mengiklankan diri, saya takut nanti dikatain sombong dan cari muka?" Bisa jadi kita memiliki mental block seperti ini karena pernah punya pengalaman buruk dengan para bad marketing. Mereka hanya menjual product, menjual brand tanpa bisa bertanggungjawab dengan product atau pun brand yang dijual. Ujung-ujung nya mereka tidak akan mendapat costumer loyalty. Padahal menurut penelitian, untuk mendapat costumer baru, Anda harus mengeluarkan effort sebanyak 5X lipat. Sedangkan untuk mempertahankan costumer, Anda hanya butuh effort sebanyak 1X. Dan menariknya, saat costumer kehilangan kepercayaan kepada Anda, effort yang Anda keluarkan untuk mendapatkan costumer itu lagi sebanyak 12X.

"Trus bagaimana dong caranya supaya saya tidak dikatakan cari muka?" Jawabannya cuma sederhana, iklan kan brand akan Anda bangun, dan iklankan brand yang sudah teruji kualitasnya. Personal branding itu ada dua macam, practical branding dan psychology branding. Practical branding lebih mengarah kepada profesi yang Anda geluti. Sedangkan psychology branding berhubungan dengan habit atau behavior atau personality yang ingin dibranding.

Agar tidak terkesan mencari muka, Anda bisa mengiklankan branding yang sedang dibangun dengan mana resolusi. Katakan pada rekan-rekan Anda, bahwa resolusi saya adalah menjadi (sebutkan branding Anda). Kemudian minta semua rekan Anda menjadi buddies atau gampang nya menjadi guru yang selalu memberi feedback. Sedangkan, jika Anda sudah yakin dengan kualitas brand Anda, segera iklankan. Ingatlah sebaik apapun Anda pasti ada yang mencela. Bahkan, seorang Nabi masih dicela kaum nya. Ambil nilai-nilai positif dari celaan sebagi bagian dari mengembangkan brand dari kualitas menjadi premium.

Berkah selalu
N. Kuswandi

Saturday, March 1, 2014

Membangun Reputasi Sebelum Ikut Seleksi

 
Beberapa waktu yang lalu, saya mengikuti Leadership Cafe dengan pembicara, Teddy P Rachmat. Mungkin belum banyak yang mengenal Beliau. Namun, jika saya sebutkan Triputra (property), Adira (pembiayaan) dan Adaro (coal mining), Astra International mungkin Anda lebih banyak kenal. Beliau lah orang dibalik kesuksesan perusahan tadi. Bahkan, tiga perusahaan pertama adalah perusahaan yang dimiliki oleh TP Rachmat (begitu Beliau sering dipanggil).

Tidak seperti Steven Job yang dikenal ahli presentasi, TP Rachmat tidak pandai mempresentasikan sesuatu. Namun, kekuatan Beliau ada di sesi diskusi. Semua pertanyaan peserta dijawab dengan memuaskan. Semakin pandai kita bertanya semakin banyak ilmu yang Beliau tularkan.

Dari semua diskusi yang berjalan, saya menggarisbawahi satu hal yang akan saya share di artikel ini. Beliau berpesan, "jika ingin bekerjasama dengan orang, Anda butuh REPUTASI". Jika diartikan lebih luas, arti kerjasama bisa juga berarti, jika Anda ingin mencari pekerjaan, Anda butuh REPUTASI.

Entah kenapa, kemarin saat mengikuti diskusi di ImpacTV dengan bintang tamu Ir. Ciputra, seorang pengusaha properti dengan bisnis yang menggurita, seperti Mall Ciputra, Ancol, Pondok Indah, Ciputra University, juga berpesan hal yang sama. Saat host acara bertanya, setelah sekian lama akhirnya Ciputra mau menjadi bintang tamu acara nya. Dan secara terus terang, Ciputra berkata, "saya melihat reputasi Anda, saat awal-awal mengundang saya, Anda tidak punya reputasi sebagus sekarang".

Dalam bahasa psikologis, Reputasi disebut juga sebagai personal branding. Orang biasanya mendefinisikan personal branding sebagai alasan kenapa seseorang memilih Anda. Saya sendiri mendefinisikan personal branding sebagai bekerja tanpa bekerja. Orang yang sudah memiliki good personal branding tidak perlu bekerja menawarkan CV nya untuk mendapatkan pekerjaan. Sebaliknya, saat personal branding Anda terbentuk maka pekerjaan yang mencari Anda. Dalam istilah orang-orang HRD, calon employee yang memiliki track record atau personal branding yang baik layak dibajak.

Keuntungan lain memiliki personal branding atau track record yang baik adalah tentang penentuan gaji. Perusahaan mengenal 3P dalam menentukan gaji. Pay pertama adalah pay for performance. Anda dibayar lebih karena performance Anda yang baik. Pay yang kedua adalah pay for position. Dan pay ketiga adalah pay for person. Sebagai calon karyawan baru yang melamar kerja, maka gaji Anda biasanya ditentukan oleh range gaji perusahaan, atau istilahnya pay for position. Namun, saat Anda dibajak perusahaan lain atau Anda lah yang dicari pekerjaan, maka harga tawar Anda lebih tinggi. Anda bisa minta penawaran gaji diatas range perusahaan, atau istilahnya pay for person.

Berkah Selalu
N. Kuswandi