Thursday, February 26, 2015

Involve Stakeholder To Enggagement


Kadang kala kita merasa keputusan yang kita ambil sudah yang terbaik, namun kenapa hasilnya tidak baik? Jabawannya ada di seberapa kuat stakeholder mengeksekusi keputusan. Sederhananya keputusan sebaik apapun yang dibuat, jika tidak dieksekusi dengan baik tentunya tidak akan menghasilkan hasil terbaik.

Franklin Covey, bekerja sama dengan Harris Interactive, sebuah lembaga jajak pendapat di Amerika Serikat, melakukan xQ (Execution Quotient) Survey terhadap 12.000 pekerja AS sepanjang Desember 2003. Hasil dari survei tersebut, ditemukan ada empat faktor penyebab kegagalan eksekusi, yakni: orang tidak tahu apa yang menjadi sasaran yang disepakati, orang tidak tahu bagaimana cara mencapai sasaran yang disepakati, orang tidak mengukur pencapaian yang disepakati, dan orang tidak bertanggung jawab terhadap kemajuan dalam sasaran yang disepakati.

Rham Execution dalam bukunya The Discipline of Getting Things Done juga mengungkapkan 70% strategi gagal dieksekusi atau lack of execution. Strategi sering gagal sebab tidak di eksekusi dengan baik, apakah karena organisasi yang tidak mampu menjadikannya strategi terjadi atau para pemimpin yang keliru melihat atau menganalisa tantangan-tantangan yang dihadapi perusahaan atau bisa jadi keduanya.

Pertanyaannya bagaimana membuat stakeholder mau ikut bertanggungjawab mengeksekui keputusan yang sudah dibuat?

Garry Yukl seorang ahli influence, lewat penelitiannya yang dikenal dengan Influence Behavior Question menemukan salah satu teknik menginfluence orang adalah dengan inspiration appeal tactics. Tactics influence jenis ini dilakukan dengan metode seeking atau menggali. Orang yang ingin diinfluence dilibatkan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.

Logikanya jika seorang stakeholder dilibatkan untuk memecahkan masalah maka mereka akan mengemukakan ide atau sudut pandang mereka. Tiap orang punya kebutuhan untuk dihargai. Dan orang akan merasa dihargai saat ide atau sudut pandang nya diterima oleh orang lain.

Setelah proses diskusi yang saling tersinergi akhirnya keluar keputusan yang saling memuaskan para stakeholder. Saat ide atau sudut pandang nya terakomodasi maka orang akan cenderung lebih berkomitmen untuk melaksanakan keputusan yang dibuat.

Ada perasaan tanggungjawab untuk melaksanakan keputusan yang dibuat. “La ini kan ide dan sudut pandang saya, mosok saya yang ngomong, saya sendiri yang mengingkari” mungkin begitu kata hatinya.

(Jimmy Wales)
 
Kisah kesuksesan Wikipedia bisa menggambarkan pengaruh dari keterlibatan. Prinsip keterlibatan stakeholder di Wikipedia terlihat dari kebebasan setiap pengguna (stakeholder) Wikipedia untuk mengakses, membuat dan mengkoreksi.


Prinsip keterlibatan ini adalah filosofi yang Jimmy Wales, pendiri Wikipedia, dalam membangun Wikipedia.  Jimmy memaparkan bahwa falsafah pendirian Wikipedia adalah ensiklopedia bebas lisensi yang ditulis oleh semua stakeholder (pengguna internet) dalam banyak bahasa.

Dengan keterlibatan para stakeholder nya, Wikipedia mampu menjadi Ensiklopedia dengan 1 miliar kata, membuatnya lebih besar dari gabungan Britannica dan Encarta (Ensiklopedia yang dikembangkan oleh Microsoft).

Menurut Jimmy, Wikipedia bukanlah inovasi teknologi, melainkan inovasi social. Salah satu yang membuat Wikipedia sukses adalah keterlibatan semua orang untuk membangun situs tersebut.

Hal sederhana yang membedakan Wikipedia, Britanica dan Encarta adalah pelibatan pengguna (stakeholder). Jika di Ensiklopedia Britanica dan Encarta, stakeholder hanya dilibatkan diakhir dengan menjadi pengguna. Sebaliknya Wikipedia melibatkan stakeholder dari awal, mereka dilibatkan dalam pembuatannya dan terlibat untuk menggunakannya.

Kesuksesan Wikipedia mengantarkannya menyabet penghargaan bergengsi Webby and Prix Ars Electronica Awards. Jimmy Wales sendiri disebut sebagai 100 tokoh paling berpengaruh di dunia tahun 2006 oleh majalah Time.

Thursday, February 19, 2015

Hoki nya Imlek


 
Jika Anda mendengar kata Imlek, apa yang langsung terlintas dalam pikiran Anda? Bisa jadi, warna merah, Ang pao, Gong Xi Pa Cai, kembang api, Barongsai, dan liburan yang langsung terlintas. Dan satu hal lagi untuk menambahi lintasan memori Anda, saya seberangkan kata “penghormatan leluhur” dalam lintasan memori Anda.

Bagi etnis Cina, penghormatan pada leluhur ini dilakukan dengan upacara doa khusus bagi leluhur yang sudah meninggal. Dan penghormatan leluhur lain yang sangat ditunggu  oleh anak-anak adalah penghormatan leluhur yang masih hidup. Bentuk penghormatannya ditandai dengan datang bersilaturohmi, anak-anak yang sudah menikah datang ke orang tuanya, dan cucu-cucu datang pada kakek nenek nya.

Begitu tinggi nya penghormatan etnis Cina pada orang yang lebih tua. Tak heran per 2014 kemarin Cina menjadi salah negara dengan perekonomian no 1 seluruh dunia. Penghormatan mereka kepada orang tua memang memunculkan “hoki”.

Di semua agama memang dipercaya orang tua khususnya Ibu adalah perwujutan Tuhan di dunia. Restu orang tua adalah ridho dari Tuhan. Dan Kemarahan mereka adalah representasi kemarahan Tuhan. Sudah banyak cerita yang membuktikan, anak-anak durhaka kehilangan “hoki” nya karena kemarahan orang tua. Dan banyak lagi, cerita yang membuktikan anak-anak yang berbakti pada orang tuanya, ditinggikan oleh Tuhan dengan kesuksesan.

Tak heran, etnis Cina yang begitu menghormati orang tua juga dimulyakan oleh Tuhan dengan pertumbuhan ekonomi yang melesat.

Selain budaya penghormatan yang begitu tinggi pada orang tua, satu hal lagi yang patut kita kagumi dari etnis Cina adalah keberanian untuk merantau dan tidak melupakan akar rumpun nya. Coba saja perhatikan, hampir di semua belahan dunia pasti Anda bisa menemukan etnis Cina. Dan menariknya saat hari raya Imlek, hampir semua nya merayakan Imlek sebagai wujud ingat dan kecintaan mereka akan akar rumpun nya.

Keberanian merantau etnis Cina ini yang saya rasa juga menjadi salah satu unsur “hoki” nya orang-orang Cina. Keberanian mereka merantau hingga membuka jalur sutra yang begitu melegenda, hingga di era modern ini pun mereka jalur sutra baru melalui air.

Jika kita ingat jurus sakti berbisnis yang disingkat dengan ATM (Amati, Tiru, Modifikasi), maka sebenarnya merantau adalah pondasi melakukan ATM tadi. Dengan merantau orang bisa melihat dan mengamati banyak hal yang bisa jadi tidak ada di daerahnya. Semakin banyak merantau, tentunya orang akan semakin banyak melihat dan mengamati.

Bekal penglihatan dan pengamatan mereka diperantauan menjadi modal untuk mengembangkan usaha. Mereka mengamati barang yang tidak ada di daerah tertentu, mereka beli dan jual di daerah lain yang tidak punya.

Dengan merantau kemampuan untuk meniru pun semakin mudah. Semakin banyak merantau semakin banyak mendapatkan informasi. Bisa jadi salah satu informasinya adalah resources yang lebih murah untuk meniru product.

Dan dengan merantau juga, mereka melihat banyak hal didunia. Ini adalah bekal yang sangat bagus untuk memodifikasi. Semakin banyak yang dilihat semakin mudah untuk memodifikasi. Tinggal menambahkan ciri khas daerah tertentu dengan ciri khas daerah tententu. Mengurangi ciri khas daerah tertentu dengan menambahkan ciri khas daerah tertentu. Kesemua kemampuan ini mereka dapat dari melihat dunia yang lebih luas lewat merantau.

Tak heran jika Cina dikenal sebagai negara dengan produk-product ATM nya. Dan ini menjadi salah satu jalan bagi Cina menjadikan negaranya menjadi no 1 di dunia.
 
Berkah selalu
N Kuswandi

Sunday, February 15, 2015

Tempat Keberkahan


 
Pernahkah Anda bertanya-tanya, apakah tempat kerja saya sekarang itu memang tempat kerja yang berkah – Hoki kata orang Cina? Hingga bekerja begitu dimudahkan, lingkungannya begitu support, nyaman, rezeki yang dihasilkannya pun membawa happiness.

Keberkahan, mungkin kata yang pertama kali dipikirkan bapak saya saat pertama kali saya mengutarakan keinginan untuk mencari sesuap nasi dan segunung berlian di negeri rantau. Bapak saya memanggil dan bertanya “sudah mantab niat mu merantau le?” Saya pun menjawab “Insyaallah sudah pak”.

“Le, bapakmu tidak bisa memberikan bekal apa-apa untuk mu merantau. Hanya satu doa yang bapakmu titipkan untuk menjadi wiridmu selama di rantau”. Dan bapak pun membukakan untuk saya QS Al Mu’minum : 29 “Ya Robbi Anzilni Munzalan Mubarokan, Wa Anta Khoirul Munzilin (Ya Robbi,tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik baik yang memberi tempat

Doa yang begitu menggetarkan untuk menyerahkan keputusan pada Tuhan, menunjukan tempat kerja kita berkah atau tidak? Doa itu pun menjadi bekal yang luar biasa, senjata pamungkas saat saya bekerja di rantau. Setiap kali akan melamar kerjaan, doa ini yang saya rapal. Setiap kali memulai hari baru, doa itu juga yang menjadi pengantar perjalanan.

Karena, saya yakin bisa jadi tempat yang saya datangi membuat saya dijauhkan dengan kebaikan dan didekatkan dengan keburukan. Kesempatan-kesempatan berbuat jelek didekatkan dan kekuatan mental saya tidak sanggub membendungnya. Dan bisa jadi tempat itu menjadi keberkahan bagi orang lain, yang ternyata kekuatan mentalnya malah membuatnya mampu merubah hal-hal buruk menjadi hal baik.

Doa itu ibarat penolak bala yang ampuh. Nilai keberkahan itu luar biasa kawan. Rezeki yang berkah akan menarik rezeki yang lain, mendatangkan kecukupan untuk apapun. Sebaliknya saat rezeki tidak berkah, sebesar apapun rezeki yang di dapat rasanya kok ya kurang dan hilang. Keberkahan memang menjadi hal serius kawan. Tak heran jika tuhan sendiri menempatkan ayat keberkahan di dalam kitab nya yang mulia.

Begitu juga saat gonjang-ganjing perasaan tidak nyaman di tempat kita kerja. Banyak isu yang berhembus, hingga kita susah membedakan mana yang issue dan mana kabar yang benar.

Bisa jadi doa ini menjadi menentram hati yang luar biasa bagi kita. Semakin saya meresapi doa itu semakin saya meyakini, tidak ada yang sia-sia dalam setiap kejadian dan penempatan. Karena Tuhan punya rahasia yang tidak terjangkau, bahkan oleh imajinasi hebat manusia.

Jika kehebatan imajinasi yang tanpa menyentuhkan tangan ke matahari, mampu mengetahui panas matahari di area yang paling dingin bisa mencapai 6000 derajat celcius. Dan kehebatan imajinasi manusia mampu mengetahui cahaya dari matahari sampai ke bumi dalam waktu 8 menit. Padahal manusia belum pernah melihat segitu cepatnya cahaya begerak.

Maka semua keperkasaan imajinasi manusia masih dikalahkan oleh rahasia keberkahan oleh tuhan. Jadi adakah yang sia-sia dari apa yang Dia lakukan?
Berkah Selalu
N Kuswandi

Tuesday, February 10, 2015

Better Decision With Involve Stakeholder

 
Memang benar, tahap melibatkan stakeholder untuk mengambil keputusan yang effective menjadi tahapan yang challenging. Tentunya semakin banyak stakeholder yang terlibat akan semakin banyak sudut pandang. Bisa jadi tiap stakeholder yang terlibat akan memiliki sudut pandang nya masing-masing. Dan menyatukan sudut pandang yang berbeda memang menjadi challenge tersendiri.
Kadang untuk mempermudah para mengambil keputusan yang dianggap efektif, akhirnya para stakeholder yang dilibatkan memilih untuk ber"kompromi". Walaupun sebenarnya ada pilihan lain yang bisa dipilih oleh para stakeholder, yaitu "sinergi".
Sinergi tidak sama dengan kompromi. Dalam kompromi satu tambah satu sebaik-baiknya hanya menghasilkan satu setengah. Setiap orang kehilangan sesuatu. Sinergi tidak hanya mengatasi konflik, namun melampaui konflik.
Mungkin sebuah kompromi bisa membuat para pihak puas, tapi belum tentu membuat mereka gembira. Hubungan para pihak menjadi lemah. Dan seringkali, konflik yang diselesaikan dengan kompromi akan muncul kembali.
Sebaliknya dengan sinergi, semua stakeholder akan merasakan kepuasan dan kegembiraan. Karena keputusan yang dibuat dengan sinergi mengakomodir semua sudut pandang hingga biasanya akan melebihi need dan want nya para stakeholder.
Sehingga keputusan yang dihasilkan dari sinergi para stakeholder yang dilibatkan akan menghasilkan keputusan yang lebih tinggi dan lebih baik dari espectasi para stakeholder.
Tentu saja membangun sinergi dalam pengambilan keputusan cukup challenging. Namun, Anda hanya perlu selalu percaya, bahwa Tuhan menyertakan solusi dalam setiap masalah. Tak terkecuali solusi untuk membangun stakeholder yang penuh dengan sinergi. Kita akan membahas beberapa cara nya nanti.
Semua orang pastinya setuju bahwa sinergi akan menghasilkan manfaat berkali-kali lipat. Sebatang besi bisa dipatahkan dengan tekanan sebesar 60.000 pon kuadran inci (PSI). Sebatang kromiun akan patah pada tekanan sebesar 70.000 PSI. Sebatang nikel akan patah pada tekanan 80.000 PSI.
Jika ketiganya dicampurkan, besi, kromium, dan nikel bukan 210.000 PSI (60.000 + 70.000 + 80.000). Dengan sinergi campuran tertentu, besi, kromium dan nikel akan mampu bertahan sampai dengan 300.000 PSI. Selisih dari 300.000 PSI dengan 210.000 PSI tersebut dari unsur apa? Tentunya dari unsur sinergi. 43% lebih kuat daripada saat berpisah. Inilah sinergi.
Jika besi, kromium dan nikel tadi adalah ibarat stakeholder yang bersinergi untuk mengambil keputusan terbaik maka begitu juga yang akan terjadi dalam pengambilan keputusan. Setiap keputusan tersinergi yang dilahirkan akan mampu menghasilkan bukan saja pertambahan keahlian tiap stakeholder, namun perkalian bahkan kuadrat keahlian tiap stakeholder.
James Surowieci dalam bukunya The Wisdom of Crowds menulis tentang Francis Galton, orang yang menerapkan metode statistic untuk menunjukan bahwa kelompok yang terdiri dari orang-orang dengan kecerdasan berbeda-beda sering kali menunjukan kinerja yang lebih baik dari pada individu yang bekerja sendiri-sendiri.
Ketika 787 penduduk local yang mengunjungi sebuah peternakan dan diminta memperkirakan berat sapi jantan yang akan disembelih dan dikuliti ternyata hasilnya hampir 90% benar. Francis Galton menghitung rata-rata prediksi penduduk setempat, yaitu sekitar 542 kilogram dan ternyata berat sapi jantan itu 543 kilogram.
Francis Gulton menyimpulkan dalam  kondisi yang tepat, sekelompok orang yang bersinergi menghasilkan keputusan yang luar biasa cerdas, dan sering kali lebih cerdas daripada orang-orang paling cerdas di dalam kelompok tersebut.
Keputusan yang dimunculkan dengan melibatkan stakeholder yang bersinergi bisa dilihat dari keberhasilan XL saat merevolusi dirinya menjadi perusahaan telekomunikasi pertama yang merubah bisnis telekomunikasi di Indonesia. Di tahun 2007, CEO XL Hasnul Suhaimi mengeluarkan strategi perusahaan dengan formula 123. Strategi perusahaan tadi berarti bersatu (1) untuk menjadi no dua (2) dalam tiga (3) tahun.
Hasnul Suhaimi kemudian melibatkan semua stakeholder internal untuk mengoperasionalkan strategi perubahan tersebut. Diambilah orang-orang terbaik dari masing-masing department. Merekalah para stakeholder yang kemudian dilebur  menjadi sebuah team bernama Blue Thunder. Nama Blue dipilih sebagai wakil warna perusahaan XL yang dominan Biru. Dan thunder sebagai wakil dari resolusi yang cepat, layaknya suara dan cahaya thunder (kilat) yang sangat cepat.
 
Hasnul Suhaimi melibatkan stakeholdernya dengan membuat team gabungan stakeholder dengan nama Blue Thunder
 
Mereka diikat dengan perjanjian untuk merahasiakan strategi perusahaan, serta dibebaskan dari pekerjaan rutin selama waktu tertentu. Tugas mereka hanya satu membuat kebijakan yang merevolusi XL menjadi nomer dua se Indonesia. Di tahun 2007 memang XL masih menjadi provider telekomunikasi nomer tiga se Indonesia setelah Telkom (Simpati dan As) dan Indosat (Mentari).

Layaknya sebuah team yang baru terbentuk, masing-masing anggota team memiliki sudut pandangnya sendiri-sendiri. Mereka memasuki fase storming, chaos terjadi di dalam team, sinergi belum terbentuk, saling menyalahkan, merasa paling benar dan semua anggota team merasa stress dengan tekanan yang terjadi kepada team. Fase awal ini pun membuat nama Blue Thunder sering kali diplesetkan oleh para anggoa team dengan singkatan BeTe.
Selain melibatkan stakeholder internal, Hasnul dan team Blue Thunder juga melibatkan stakeholder external (customer). Bahkan, team Blue Thunder sampai rela berada di tengah masyarakat hanya untuk mengetahui kebutuhan pelanggan.  
Waktu berjalan, tekanan semakin terasa kepada anggota team. Mereka semakin diburu oleh waktu untuk mengeluarkan kebijakan. Berjalannya waktu membuat para anggota team juga ikut bertumbuh, berpindah dari fase storming menjadi fase norming. Sinergi mulai terbentuk dan diskusi untuk memutuskan keputusan terbaik pun semakin mudah.
Mari ingat zaman dahulu saat tarif pulsa telepon dan SMS masih mahal. Provider telekomunikasi saat itu mematok tariff sebesar Rp 1.000/menit.  Beberapa provider telekomunikasi sudah mulai memikirkan cara agar tariff telephone tersebut bisa ditekan. Simpati contohnya mengeluarkan tariff telephone yang dikenal dengan tarif Gigi Belalang. Layaknya gigi belalang yang tidak rata, tariff gigi belalang juga tidak flat. Pada menit pertama sampai menit ketiga, harga tariff nya sebesar Rp 1.000,-. Saat dimenit keempat, tariff nya akan turun ke Rp 300,-. Dan kembali lagi ke tariff Rp 1.000,- di menit ke enam.
Alih-alih mengikuti pola tariff yang sudah diterapkan Simpati. Blue Thunder membuat keputusan yang mengejutkan. Mereka merovolusi tariff telephone dengan hanya Rp 1/detik. Mungkin Anda masih ingat salah satu iklan “kawin dengan monyet”, iklan kontroversial yang dilakukan XL untuk memperkenalkan tariff Rp 1/detik
Hasil sinergi para stakeholder membuat Team Blue Thunder membuat keputusan dengan benar. Dari keputusan yang dibuat team Blue Thunder, sekarang kita bisa merasakan tariff telephone dengan murah. Dan bagi XL, mereka mampu mewujudkan mimpi untuk menjadi nomer dua se Indonesia dalam waktu satu tahun.
Keputusan ini tidak akan terjadi jika tidak ada sinergi antar stakeholder dari masing-masing perwakilan department. Sudut pandang dari masing-masing stakeholder di tampung, alih-alih dimentahkan. Semua sudut pandang diakomodir dan dijadikan kekuatan untuk saling support menghasilkan keputusan yang meresolusi bisnis telekomunikasi di Indonesia.

Thursday, February 5, 2015

Involve Stakeholder To Making Effective Decision


 
Layaknya definisi keputusan effective sendiri yang berarti mendapatkan informasi yang benar, melibatkan stakeholder secara benar dan menghasilkan output keputusan sesuai yang diharapkan. Maka di chapter ini, focus pembahasan nya adalah mengenai pelibatan stakeholder dalam pengambilan keputusan.

Jika Anda ingat lagi definisi keputusan kuat atau effective decision dari Carl Roger yang menjelaskan bahwa keputusan kuat adalah pilihan yang terbaik yang mungkin, dan ditetapkan dengan cara menghilangkan semua keraguan dan ketidakpastian. Carl Roger menjelaskan hanya ada satu cara untuk meminimalkan semua keraguan dan ketidakpastian, dengan mendengarkan stakeholder.

Melibatkan stakeholder dalam mengambil keputusan bisa hanya bersifat fisik saja, namun juga psikologis. Secara fisik melibatkan stakeholder berarti mengundang para stakeholder untuk saling berbagi sudut pandang nya, sehingga memang secara fisik semua stakeholder datang untuk saling berbagi. Sedangkan secara psikologis, melibatkan stakeholder berarti mendengarkan dan berempati untuk memahami semua sudut pandang dari stakeholder, dimana tujuan akhirnya adalah menciptakan sinergi pengambilan keputusan.

Tanpa melibatkan stakeholder secara fisik maupun psikologis tentunya akan berdampak buruk bagi pengambilan keputusan yang effective. Ada sebuah cerita dari perusahaan makanan multinasional yang mengalami kerugian karena tidak melibatkan semua stakeholder.

Ceritanya dimulai dari beberapa tahun yang lalu saat para pemimpin sebuah perusahaan makanan multinasional memutuskan untuk memangkas biaya produksi dengan membeli konsentrat jus apel dari pemasok baru yang menawarkan harga lebih rendah.

Para eksekutif hanya melibatkan orang-orang keuangan dalam mengambil keputusan. Sayangnya ada seorang stakeholder yang bertanggungjawab atas pengembangan produk, yaitu direktur R&D yang tidak disertakan.

Sang Direktur R&D terperanjat setelah mendengar direksi memutuskan menggunakan konsentrat jus apel yang ditawarkan pemasok baru. Sang Direktur R&D kemudian menyampaikan ke direksi bahwa konsentrat yang mereka beli sama sekali tidak mengandung jus apel, konsentrat yang dibeli hanya mengandung air gula saja.

Sayangnya Dewan Direksi sudah terlanjur senang bisa menghemat $250.000 setahun, dan menertawakan direktur R&D sebagai orang naif.  Setelah beberapa waktu berselang, para costumer yang mengetahui perubahan rasa merasa dirugikan atas “penipuan” yang dilakukan dewan direksi. Para customer pun menuntut perusahaan tersebut. Akhirnya tiba hari ketika para eksekutif masuk penjara dan membayar $25 juta. Jumlah yang sama dengan jumlah dolar yang konon akan mereka hebat.

Ceritanya tentu akan berbeda jika Dewan Direksi mau melibatkan seluruh stakeholder termasuk direktur R&D.

Tentu saja ada challenge yang akan dihadapi saat banyak stakeholder terlibat dalam proses pengambilan keputusan akan. Semakin banyak stakeholder semakin susah untuk merumuskan effective decision. Penyebabnya karena tiap stakeholder punya sudut pandangnya masing-masing.

Walau pun cukup challenging untuk melibatkan stakeholder, sebenarnya waktu yang Anda luangkan untuk memahami semua sudut pandang stakeholder tidak lah seberapa banyak jika dibandingkan waktu dan sumberdaya yang akan Anda buang jika stakeholder saling berselisih atas ketidakpuasan keputusan yang mereka terima.

Di Amerika Serikat saja, 1,2 juta pengacara menagih $71 miliar setahun untuk jasa menangani perselisihan akibat dari keputusan yang tidak memuaskan semua stakeholder. Dan nilai $71 miliar tadi belum mencakup fee keputusan financial yang mereka menangkan dipengadilan.

Coba saja perhatikan kejadian lain di negeri ini, rapat pleno persiapan Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar yang terjadi di Slipi, tanggal 24 November 2014. Rapat ini salah satu agendanya adalah mendiskusikan pelaksanaan Munas. Alternative pertama dilaksanakan pada akhir November 2014 dan alternative kedua dilaksanakan di bulan Januari 2015.

Seperti yang kita tahu, rapat ini berakhir rusuh. Penyebabnya tidak ada sinergi antar para stakeholder. Dihari kedua rapat, pemimpin rapat yang seharusnya Abu Rizal Bakrie melimpahkan mandatnya ke Theo S. Dan setelah rapat dibuka, Theo tiba-tiba tanpa melibatkan stakeholder yang memiliki sudut pandang Munas dilaksanakan di bulan Januari langsung mengetuk palu, dan memutuskan menyetujui Munas akan dilaksanakan tanggal 30 November 2014.

Seketika itu suasana rapat yang awalnya tenang menjadi tidak kondusif. Terdengar interupsi dimana-mana, terdengar juga pecahan gelas yang sengaja dibanting oleh peserta. Bahkan beberapa peserta rapat berujar ketua rapat bersikap semena-mena.

Kejadian berikutnya seperti yang kita tahu, Partai Golkar pecah menjadi dua kubu. Kubu pertama adalah stakeholder yang tidak puas dengan keputusan rapat dan dikomandoi Agung Laksono. Sebaliknya, kubu kedua adalah stakeholder yang puas dengan keputusan rapat dan dikomandoi Abu Rizal Bakrie.

Tentu saja, kedua kubu harus menerima konsekuensi yang tidak mengenakan. Image Partai Golkar menurun, Golkar perlu mengeluarkan ongkos yang lebih besar karena ada nya dua Munas yang dilakukan. Dan yang lebih merugikan lagi adalah kehilangan waktu untuk berislah.

Selain terhindar dari kerugian, dengan melibatkan stakeholder juga memiliki dua manfaat besar. Manfaat pertama berupa munculnya better decision, sinergi yang tercipta diantara stakeholder akan menghasilkan alternatif-alternatif  terbaik untuk dipilih. Manfaat kedua dari pelibatan stakeholder dalam pengambilan keputusan adalah munculnya komitmen menjalankan keputusan.

Berkah selalu
N Kuswandi