Thursday, February 26, 2015

Involve Stakeholder To Enggagement


Kadang kala kita merasa keputusan yang kita ambil sudah yang terbaik, namun kenapa hasilnya tidak baik? Jabawannya ada di seberapa kuat stakeholder mengeksekusi keputusan. Sederhananya keputusan sebaik apapun yang dibuat, jika tidak dieksekusi dengan baik tentunya tidak akan menghasilkan hasil terbaik.

Franklin Covey, bekerja sama dengan Harris Interactive, sebuah lembaga jajak pendapat di Amerika Serikat, melakukan xQ (Execution Quotient) Survey terhadap 12.000 pekerja AS sepanjang Desember 2003. Hasil dari survei tersebut, ditemukan ada empat faktor penyebab kegagalan eksekusi, yakni: orang tidak tahu apa yang menjadi sasaran yang disepakati, orang tidak tahu bagaimana cara mencapai sasaran yang disepakati, orang tidak mengukur pencapaian yang disepakati, dan orang tidak bertanggung jawab terhadap kemajuan dalam sasaran yang disepakati.

Rham Execution dalam bukunya The Discipline of Getting Things Done juga mengungkapkan 70% strategi gagal dieksekusi atau lack of execution. Strategi sering gagal sebab tidak di eksekusi dengan baik, apakah karena organisasi yang tidak mampu menjadikannya strategi terjadi atau para pemimpin yang keliru melihat atau menganalisa tantangan-tantangan yang dihadapi perusahaan atau bisa jadi keduanya.

Pertanyaannya bagaimana membuat stakeholder mau ikut bertanggungjawab mengeksekui keputusan yang sudah dibuat?

Garry Yukl seorang ahli influence, lewat penelitiannya yang dikenal dengan Influence Behavior Question menemukan salah satu teknik menginfluence orang adalah dengan inspiration appeal tactics. Tactics influence jenis ini dilakukan dengan metode seeking atau menggali. Orang yang ingin diinfluence dilibatkan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.

Logikanya jika seorang stakeholder dilibatkan untuk memecahkan masalah maka mereka akan mengemukakan ide atau sudut pandang mereka. Tiap orang punya kebutuhan untuk dihargai. Dan orang akan merasa dihargai saat ide atau sudut pandang nya diterima oleh orang lain.

Setelah proses diskusi yang saling tersinergi akhirnya keluar keputusan yang saling memuaskan para stakeholder. Saat ide atau sudut pandang nya terakomodasi maka orang akan cenderung lebih berkomitmen untuk melaksanakan keputusan yang dibuat.

Ada perasaan tanggungjawab untuk melaksanakan keputusan yang dibuat. “La ini kan ide dan sudut pandang saya, mosok saya yang ngomong, saya sendiri yang mengingkari” mungkin begitu kata hatinya.

(Jimmy Wales)
 
Kisah kesuksesan Wikipedia bisa menggambarkan pengaruh dari keterlibatan. Prinsip keterlibatan stakeholder di Wikipedia terlihat dari kebebasan setiap pengguna (stakeholder) Wikipedia untuk mengakses, membuat dan mengkoreksi.


Prinsip keterlibatan ini adalah filosofi yang Jimmy Wales, pendiri Wikipedia, dalam membangun Wikipedia.  Jimmy memaparkan bahwa falsafah pendirian Wikipedia adalah ensiklopedia bebas lisensi yang ditulis oleh semua stakeholder (pengguna internet) dalam banyak bahasa.

Dengan keterlibatan para stakeholder nya, Wikipedia mampu menjadi Ensiklopedia dengan 1 miliar kata, membuatnya lebih besar dari gabungan Britannica dan Encarta (Ensiklopedia yang dikembangkan oleh Microsoft).

Menurut Jimmy, Wikipedia bukanlah inovasi teknologi, melainkan inovasi social. Salah satu yang membuat Wikipedia sukses adalah keterlibatan semua orang untuk membangun situs tersebut.

Hal sederhana yang membedakan Wikipedia, Britanica dan Encarta adalah pelibatan pengguna (stakeholder). Jika di Ensiklopedia Britanica dan Encarta, stakeholder hanya dilibatkan diakhir dengan menjadi pengguna. Sebaliknya Wikipedia melibatkan stakeholder dari awal, mereka dilibatkan dalam pembuatannya dan terlibat untuk menggunakannya.

Kesuksesan Wikipedia mengantarkannya menyabet penghargaan bergengsi Webby and Prix Ars Electronica Awards. Jimmy Wales sendiri disebut sebagai 100 tokoh paling berpengaruh di dunia tahun 2006 oleh majalah Time.

No comments:

Post a Comment