Friday, January 30, 2015

Menjadi Cermin Bagi Orang Lain

 

 
Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin yang lainnya” HR. Abu Daud

Catatan ini akan bercerita tentang modifikasi perilaku. Jika saya ingat-ingat lagi catatan-catatan sebelumnya tentang modifikasi perilaku, sepertinya ini adalah catatan ke 10. Di catatan sebelumnya saya share tentang beberapa hal penting dalam memodifikasi perilaku, mulai dari kualitas waktu, penggunaan mass media, cerita, teknologi, dan seterusnya.


Modifikasi perilaku begitu menarik untuk saya, hingga menjadi salah satu resolusi yang saya buat di tahun 2014. Dan kali ini saya akan share tentang “cermin”.


Sang Nabi begitu sederhana menyiratkan dan menyederhanakan kata yang dalam persepsi orang kadang kala menjadi berat. Kata itu adalah kata “feedback” yang bagi beberapa orang menjadi kata sangat menakutkan, namun berhasil dilembutkan dan diindahkan dengan kata “cermin” oleh Sang Nabi.


Kenapa Sang Nabi meminta kita menjadi cermin?

Karena dengan menjadi cermin, Anda telah membantu orang untuk berubah perilaku menjadi semakin baik dan baik.


Perhatikan saja cermin di rumah kita. Dengan cermin orang bisa melihat secara jujur dirinya. Cermin tidak pernah berbohong, cermin tidak pernah melebih-lebihkan, cermin tidak punya kepentingan dan cermin mengatakan kejujuran.


Dengan menunjukan penampakan orang yang bercermin dengan kejujuran, orang yang merasa baju nya tidak pas segera dibetulkan. Orang yang merasa rambutnya masih berantakan segera disisir.


Menariknya, orang yang ditampilkan belum pas oleh cermin tidak akan mendendam kepada cermin. Coba saja periksa diri Anda sendiri, saat Anda ditampilkan tidak menarik oleh cermin, apakah sampai sekarang Anda mendendam hinga tidak mau bercermin lagi?


Sebaliknya, orang-orang yang sudah bagus dengan penampilannya juga akan mendapatkan penilaian yang objective, timely, specific, tanpa kebohongan, dan tanpa udang di balik batu oleh cermin.


Bisa dipastikan orang-orang tersebut menjadi happy dengan bayangannya di cermin. Dibeberapa kejadian bahkan, orang-orang yang saking happy dengan bayangannya mencium cermin tempat bayangannya tertampil.


Keunggulan cermin yang dapat merubah perilaku orang juga ditambah dengan ciri cermin yang hanya berbisik pada orang yang bercermin. Cermin tidak pernah membocorkan rahasia orang yang bercermin kepada nya. Bayangan cermin hanya diberikan pada orang yang bercermin tidak pada orang lain.


Pernahkah Anda menjumpai cermin yang tiba-tiba ngomong “eh mas tadi sebelum kamu bercermin ada orang yang bercermin, orang nya jelek banget, jerawatan di mana-mana”? kalau Anda sampai menjumpai cermin model begini, saya pastikan Anda tidak bertemu dengan cermin, Anda sedang bertemu dengan penampakan.


Kemampuan cermin menyimpan rahasia akan menumbuhkan trust yang semakin kuat. Dan orang yang sudah being trusted (dipercaya) oleh orang lain, akan mampu memberikan pengaruh yang luar biasa. Anda bisa membaca proses otak yang membuat orang terpengaruh pada orang yang dipercayai dicatatan saya sebelumnya “Pembajakan dan Tabungan Emosi


Jadi temen-temen, jika Anda ingin merubah dan mengembangkan orang lain jadilah cermin yang selalu memberikan cerminan dengan objective, timely, specific, dan menyimpan rahasia kejelekan orang yang bercermin.


Berkah selalu
N Kuswandi

Sunday, January 25, 2015

Bertumbuh Dengan Cerita

 
Pernahkah Anda saat memulai presentasi, ataupun delivery training, atau saat sedang menyapa pertama kali orang rasanya begitu garing, hingga terasa disekitar Anda ada background Jangkrik “krik krik krik”? Tentunya rasanya sangat tidak menyenangkan.
 
Ada satu teknik hebat untuk mengubah suara background Jangkrik tadi menjadi suara konser musik yang mengasikan. Teknik itu bernama “Bang”. Sesuai dengan bunyinya “bang”, teknik ini ibarat menembak langsung ke hati dan pikiran audience atau participant training. Sehingga audience atau participant training merasa tergugah hati dan pikirannya untuk mengikuti perkataan Anda berikutnya.
 
Ada beberapa teknik dalam melakukan “bang”, dan salah satu teknik favorit saya adalah teknik “Success Story”. Membuka komunikasi dalam presentasi ataupun delivery training dengan bercerita kisah sukses seseorang. Ada beberapa success story yang pernah saya gunakan untuk membuka training. Beberapa diantaranya adalah kisah Alcoa dan Paul O’Neill, kisah Paul Revere, dll
 
Perhatikan saja iklan-iklan radio, bandingkan respond dan perhatian yang Anda berikan saat mendengar iklan radio dengan menampilkan testimonial orang yang berhasil dibandingkan dengan iklan dengan format lain. Saya bisa menjamin, Anda lebih memberi perhatian dan respond pada iklan yang bercerita.
 
Tidak hanya di radio, bahkan sering kali secara sadar ataupun tidak sadar para sales dan marketing menggunakan cerita untuk menjual produknya. “Kemarin si Abah beli product kita lo pak, dia happy banget dengan pelayanan dan product kita. Bapak pingen happy juga kan?”
 
Karena memang 75% total populasi di dunia adalah seorang extrovert yang suka bercerita. Tak heran budaya orang Indonesia juga “nongkrong” untuk saling bercerita.
 
Success story atau cerita inspiratif juga bagus untuk menginspirasi perubahan perilaku seseorang. Banyak orang berubah dari sebuah cerita, bahkan sebuah cerita mampu membuat budaya baru.


Jika di awal catatan ini ada kata-kata "garing dengan background Jangkrik", mungkin Anda akan kaget kalau popularitas kata-kata itu di dapat dari salah satu episode cerita animasi anak Sponge Bob. Ini tentu saja sudah menjadi bukti bahwa cerita mampu menjadi jalan yang baik untuk mengubah perilaku seseorang. 


 
 
Cerita yang dikarang oleh J.R.R Tolkien, yang saya yakin Anda adalah salah satu penikmatnya baik dari buku ataupun dari film nya, juga bisa menjadi bukti lain bahwa cerita bahkan bisa mengubah budaya. Tolkien dengan cerita trilogy fenomelanya berjudul “The Lord of The Ring” bercerita tentang petualangan seorang hobit bernama Frodo untuk memusnahkan cincin yang bisa memperbudak seluruh manusia, elf (peri), kurcaci, dan seluruh makluk hidup lainnya.


Dampak dari cerita The Lord of The Ring mampu mengubah banyak orang. The Lord of the Rings juga telah menginspirasi karya seni, musik, film, televisi, video game, dan sastra berikutnya. Bahkan cerita yang dibuat Tolkien ini membuat budaya pop baru bernama Hippies.
 
Dahsyat nya sebuah cerita yang membuat orang untuk bertindak juga bisa dirasakan dari cerita-cerita konspirasi semisal cerita UFO, atlantis, satria Templar, dan masih banyak cerita-cerita lain yang menginspirasi. Cerita-cerita ini membuat banyak orang bergerak dan mengubah hidup nya.
 
Perjalanan hidup kita juga bisa menjadi cerita yang menginspirasi banyak orang untuk berubah, menuju hal yang baik ataupun hal buruk. Tung Desem Waringin pernah berkata “Orang sukses selalu punya cerita perjalanan antara dulu dan menuju mimpi nya”. Tak heran Rosulullah pernah berkata dengan terjemahan bebas “Jika kamu mendapatkan kebaikan maka bagikan lah kepada orang lain”. Jika dipikir-pikir, Rosul menyuruh untuk berbagi itu agar orang yang mendengarkan juga ikut terinspirasi untuk melakukan kebaikan.
 
Jadi kesimpulannya, jika Anda ingin mengubah perilaku seseorang, bisa jadi orang itu adalah anggota team Anda, atau anak-anak Anda, atau orang-orang di sekitar Anda. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah bercerita kisah inspiratif.
 
Dan biasanya untuk membuat efek positif di akhir cerita, saya akan membuat pernyataan ini.
“Cerita yang menarik bukan?”
“Dan tahukah Anda ada tiga respond orang setelah mendengarkan cerita sukses seseorang. Jenis pertama adalah orang-orang yang bermental miskin, saat mendengarkan success story seseorang, dia akan mencari celah untuk menjatuhkan cerita success tadi. Jenis kedua adalah orang-orang bermental biasa-biasa saja, mereka akan berkomentar “wow hebat ya”. Dan jenis ketiga adalah orang-orang bermental kaya, mereka akan berkomentar “saya akan belajar dari cerita dan orang hebat tadi”.
“Saya yakin teman-teman disini masuk kategori jenis ketiga, orang-orang yang bermental kaya. Bukan jenis pertama, jenisnya orang-orang bermental miskin”
Pernyataan yang langsung menonjok ke ulu hati harga diri para pendengarnya. Skak matt untuk membuat orang mengambil hikmah dari success story yang Anda ceritakan.


Success story begitu inspirational, karena orang selalu butuh bukti keuntungan atau manfaat untuk berubah. Dan kesemua keraguan akan bukti nyata dan fakta bisa dipuaskan dengan success story.
 
Berkah selalu
N Kuswandi

Tuesday, January 20, 2015

Pembajakan dan Tabungan Emosi


Ada ungkapan “Orang yang jatuh cinta, tahi kucing pun rasanya coklat”. Mau dipungkiri atau tidak memang itulah yang terjadi saat orang sudah jatuh cinta. Apapun yang dilihat dari pasangannya selalu menyedapkan mata, menyejukan pikiran dan menenangkan hati.

Sebaliknya, ada juga ungkapan “kalau sudah benci permata pun disangka batu biasa”. Orang yang sudah memendam kebencian dihatinya tertutup mata nya untuk melihat hal baik dari orang lain.

Jika ditarik dalam kontek organisasi, begitu juga yang akan terjadi saat anggota team kita memiliki perasaan tertentu pada seseorang. Mari berefleksi, bagaimana kita sebagai atasan dipandang oleh anggota team, dipandang sebagai orang yang dicintai atau orang yang dibenci?

Sepertinya tidak masuk akal ya, saat tahi kucing bisa menjadi rasa coklat dan permata bisa menjadi batu biasa. Bisa-bisa nya logika manusia yang mampu mengalahkan malaikat dan jin dikalahkan oleh dua perasaan benci dan cinta.

Apa yang terjadi dengan otak manusia yang dibanggakan itu?

Jika digambarkan, otak manusia paling luar disebut sebagai neokortek. Bagian ini merupakan bagian yang paling besar di otak manusia. Neukortek sendiri berfungsi sebagai pusat pertimbangan logis manusia. Neukortek akan mengolah data dan menimbang informasi secara logis. Orang yang dinominasi oleh bagian otak ini seringkali disebut sebagai rasionalis.

Walaupun menjadi bagian yang paling besar di otak, seringkali si besar ini didominasi atau dibajak lapisan otak yang lebih dalam, yaitu amigdala. Fungsi utama amigdala adalah menjadi pusat komando emosi manusia. Munculnya perasaan sedih, marah, suka-tidak suka, benci-cinta, berasal dari pengaturan otak ini.

Proses pembajakan data logis yang dilakukan oleh amigdala secara sederhana digambarkan secara menarik oleh Dr. Steven Covey dengan istilah tabungan emosi.

Analogi tabungan emosi sangat mirip dengan cara kita menabung tabungan di Bank. Menabung diibaratkan menanam atau bertindak yang membuahkan reaksi cinta. Dan mengambil uang diibaratkan dengan bertindak yang menimbulkan reaksi benci.

Tindakan yang memunculkan reaksi cinta ataupun benci akan tersimpan dalam memori amigdala. Saat tindakan yang memunculkan cinta dilakukan berulang kali maka tabungan positif yang disimpan amigdala akan semakin banyak. Sebaliknya saat tindakan yang menimbulkan reaksi benci dilakukan, tabungan positif akan berkurang, dan yang disimpan di dalam amigdala adalah kredit.

Layaknya di dalam bank, baik tabungan positif ataupun tabungan negative (kredit) dua-dua nya memiliki bunga. Sayangnya bunga tabungan negative cenderung lebih tinggi daripada bunga tabungan positif. Sehingga kebencian yang dirasakan oleh seseorang cenderung lebih mudah berkembang dari pada perasaan cinta.

Walaupun secara ukuran terlihat lebih kecil daripada neurokortek, namun amigdala memiliki pengaruh yang besar. Secara normal, informasi yang ditangkap pertama kali oleh pancaindera diolah oleh neurokortek.

Namun saat amigdala sudah memiliki memori tabungan positif atau tabungan negative (hutang) maka yang terjadi memori dari amigdala yang maju duluan. Sehingga bukannya ditimbang secara logis, namun di timbang secara emosional.

Sebenarnya pembajakan yang dilakukan oleh amigdala ini sering kali dimanfaatkan oleh para sales. Alih-alih menjual logika manfaat dari barang yang dijual, mereka menumbuhkan perasaan “cinta” terlebih dahulu. Bukan cinta pada produknya, namun cinta pada sales nya.

Kalau customer sudah mulai jatuh cinta, selanjutnya terserah Anda. Bahkan barang yang tidak dibutuhkan dan tidak bermanfaat bagi customer bisa dijual oleh sales yang mampu menumbuhkan perasaan cinta.

Begitu juga dengan seorang atasan, saat perasaan cinta sudah muncul di antara anggota team nya. Perubahan sebesar apapun, omongan seperti apapun akan dikerjakan dengan senang. Rasionalis nya telah dibajak oleh emosi.

Bahkan jika kita melihat struktur kepribadian manusia mulai dari yang terdalam mulai dari believe system atau mind set, motif, attitude, dan behavior. Masing-masing lapisan kepribadian memiliki teknik psikologi tersendiri untuk mengubah tiap lapisan. Namun dari semua teknik itu ada satu teknik yang sama, yaitu “Orang yang berpengaruh atau orang-orang yang dicintai”.

Sederhananya, jika Anda ingin menjadi leader yang bisa mengubah atau mendevelop anggota team. Jika Anda ingin menjadi sales yang mampu menjual banyak barang. Jika Anda ingin menjadi orang yang memiliki influence atau pengaruh terhadap orang lain. Jika Anda ingin merubah mindset atau believe system seseorang. Jika Anda ingin menjadi motivator handal yang bisa membangkitkan motifasi seseorang.

Jawabannya cuma satu jadilah ORANG YANG DICINTAI

Berkah Selalu

N Kuswandi

Wednesday, January 14, 2015

Modifikasi Perilaku : Pelukan dan Ciuman

Barangkali saat ini kita memiliki team yang punya potensi dan kompetensi yang bagus, namum sering kali terkesan menjadi perusak suasana team. Saat anggota team lain sudah siap-siap bergerak maju bersama eh si orang ini gondeli narik dari belakang.

Berbagai usaha pun sudah pernah kita lakukan untuk mengubah perilaku teman kita. Dengan kepedulian yang tinggi, sebagai leader usaha kita tak henti-hentinya dilakukan. Mulai dari coaching for improvement, memberikan punishment lewat performance appraisal, ataupun lewat feedback yang tak capek-capek nya diberikan. Namun kenapa si Semprul ini tidak berubah-berubah perilaku nya?

Memang sih perkara hidayah urusan Tuhan, bukan kah Nabi Muhammad saja tidak bisa merubah perilaku paman tercinta nya, Abu Tholib. Hingga Allah menurunkan sebuah ayat atas peristiwa itu, dengan terjemahan bebas, “Bukan lah seorang Nabi yang memberikan hidayah pada seseorang. Allah lah yang akan memberikan hidayah dengan melihat kesiapan hati orang yang akan menerima hidayah”.

Segala treatment yang kita lakukan barang kali tidak akan memberikan hidayah perubahan perilaku, namun paling tidak membantu si Semprul menyiapkan hati untuk menerima hidayah. Dan barang kali, sebenarnya kita hanya butuh  treatment sederhana untuk menyiapkan hati si Semprul.

Beberapa waktu yang lalu, seorang sahabat memposting status di FB. Sebuah cerita kecil yang dilakukannya di rumah, mencium dan memeluk sang Anak. Begini lah statusnya
 
 
 



Membaca status ini tiba-tiba mengingatkan saya kembali tentang sebuah penelitian tentang agresivitas. Ada dua ekor kera yang masih kecil di tempatkan pada dua kondisi yang berbeda. Kondisi pertama, si Kera kecil ditempatkan dengan seekor induk kera yang setia memberikan pelukan. Sebaliknya, di kondisi kedua, si Kera Kecil ditempatkan dengan sebuah boneka induk kera. Dan si Kera Kecil bisa mendapatkan dan memeluk boneka yang disediakan setiap waktu.

Setiap hari kera kecil mendapat treatment-treatment kecil yang membuatnya ingin berlindung pada induknya. Kera yang memiliki induk dewasa akan memeluk atau dipeluk induknya saat treatment-treatment kecil itu berjalan, dan kera kecil yang memiliki induk palsu berupa bodeka juga merespond treatment dengan memeluk bonekanya.

Menariknya setelah beberapa saat, peneliti mengukur tingkat agresivitas ke dua kera kecil. Hasilnya cukup mengejutkan, kera kecil yang sering memeluk atau dipeluk induknya memiliki tingkat agresivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan kera yang memiliki induk boneka. Walaupun sama-sama memeluk namun kehangatan tidak terasa sama dibandingkan antara induk boneka dengan induk kera sungguhan.

Hasil penelitian ini menjadi rujukan bahwa pelukan mampu meredakan dan mengurangi agresivitas seseorang.

Apa hubungannya dengan perilaku si Semprul?

Penelitian tadi secara tersirat juga menunjukan, bisa jadi agresivitas anggota team kita dipengaruhi dari frekuensi kita memeluk. Dalam artian memeluk sebenarnya dan dalam artian memeluk secara filosofis. Memeluk bisa jadi diartikan seberapa banyak frekuensi kita sebagai seorang “induk” yang berhubungan dengan penuh kehangatan, bukan hanya menjadi seorang “induk” boneka yang bersifat dingin.
 
Sama-sama berhubungan, berkomunikasi namun berapa banyak hati yang ada dalam hubungan dan komunikasi tadi. Seberapa sering kita bertemu dan berbicara hati dengan hati?
 
Sayangnya, kecenderungan manusia itu menghindari bahaya. Seandainya ada yang keluar dari norma layaknya si Semprul, otak primitif manusia (otak kecil) sudah membisikan dalam kesadaran manusia bahwa "si Semprul berbahaya dan harus dihindari, hindari jauh-jauh". Bukan malah sering dikunjungi dan diajak berkomunikasi dan berhubungan dengan hati.

Selain frekuensi, kualitas kehangatan pelukan juga perlu dilihat. Dan tentunya teman-teman masih ingat, kualitas kehangatan atau yang sering dikenal kebutuhan psikologis ini dapat dipenuhi dengan EEISS (Esteem, Empathy, Involve, Share, dan Support).

Menutup catatan ini, seribu empat ratus tahun yang lalu, Ali bin Abi Tholib pernah berkata “Jika Cinta Ibarat Pohon, maka Akarnya adalah kunjungan”. Jika ingin mendapatkan cinta si Semprul, jangan lupa untuk selalu berkunjung ke dalam hatinya.
 
Berkah selalu
N Kuswandi 

Friday, January 9, 2015

Menggunakan Media Merubah Perilaku


Apa kesan Anda dengan pemberitaan media saat ini? Dengan common sense dan analisa sederhana, jawaban orang akan beragam. Di antara jawaban yang diberikan, salah satu jawabannya adalah media sekarang sudah memihak.

Tentunya masih ingat saat momen-momen pemilihan presiden RI. Terlihat sekali persaingan Metro TV  dan TV One dalam memihak calon presiden. Metro TV dibawah komando Surya Paloh, yang juga komandan Partai Nasdem memilih untuk memihak Jokowi – JK. Sedangkan TV One, dibawah Abu Rizal Bakri yang juga Ketua Partai Golkar memilih memihak Prabowo.

Dibalik kontroversi plus minus media, sebenarnya media punya peran penting dalam mengubah perilaku. Sebenarnya media masa bisa menjadi media yang baik dalam perubahan social.

Dr. Garth Japhet misalnya, dia adalah ahli membangun modal social, mengubah masalah “aku” menjadi “kita”. Dr Japhet mengawali karir sebagai doter dan melewati jalan berliku panjang untuk menjadi CEO Soul City, sebuah serikat media konsultan.

Dr. Japhet memberikan perhatian pada pencegahan kekerasan terhadap wanita di Afrika Selatan. Sudah menjadi rahasia umum jika kekerasan terhadap wanita di Afrika Selatan begitu tinggi, satu diantara sembilan wanita pernah diperkosa setidaknya satu kali seumur hidup. Dan satu dari lima wanita pernah disiksa secara fisik atau mental oleh pasangannya,

Dr. Japhet yakin banyak kalangan yang sebenarnya tidak menyetujui kekerasan. Namun mereka tidak memiliki pengaruh yang cukup untuk mengubah perilaku social. Dr. Japhet kemudian menunjukan caranya kepada mereka.

Di acara televise Soul City, Dr. Japhet menciptakan tokoh guru yang dihormati, bernama Thabang. Sang Guru berkali-kali menyiksa istri nya yang disukai oleh banyak orang, Matlakala namanya.

Penonton langsung menyimpulkan bahwa Marlakala tidak layak disiksa. Marlakala wanita baik, mudah bersahabat, dan tak lebih dari korban yang berdosa. Begitu juga dengan Thabang, yang bisa dibilang seorang pribadi yang baik.

Pada suatu episode, para tetangga mendengar Thabang memukul Marlakala dan mereka tidak bisa membiarkan lagi. Para tetangga kemudian berkumpul di depan pintu rumah Thabang dan memukul-mukul panci serta wajan. Mereka tidak berkata apa-apa, akhirnya Thabang menjadi malu dan mulai mengubah perilaku.

Hal menarik terjadi setelah episode tersebut diputar. Orang-orang dari beberapa kota kecil di seluruh Afrika Selatan ketika mendengar suara penyiksaan pasangannya dari rumah sebelah mulai berdiri di depan rumah tetangga mereka dan mulai memukul-mukul panci dan wajan.

Kekuatan media menunjukan keajaibannya. Pesan sederhana untuk menanggulangi kekerasan terhadap wanita begitu ampuh dimainkan oleh model pengganti. Lagi-lagi media masa akan menjadi cara ampuh untuk mengubah perilaku seseorang ke arah positif ataupun negative.

Laksana pisau yang tajam, saat berada di tangan yang tepat akan menghasilkan makanan yang enak. Dan saat berada di tangan yang salah akan menjadi alat pembunuh.

Sayangnya di Indonesia, media masih menjadi komoditas yang lebih cenderung memihak dibanding bersikap netral. Pertanyaannya apa yang bisa kita lakukan untuk mengubah itu?

Berkah Selalu
N Kuswandi

Sunday, January 4, 2015

Daniel Pink Modifikasi Perilaku Project Sunlight

Dari bulan Oktober sampai Desember 2014 kemarin Sunlight dibawah Unilever sedang gencar-gencar nya mempromosikan Project Sunlight. Agar mengingatkan memori yang dimiliki berikut link video nya
 
 
Pada intinya Project Sunlight ini adalah gerakan untuk menumbuhkan kesadaran mencuci tangan.  

Ikutan penasaran juga bagaimana membuat orang tersadar untuk mencuci tangan. Penasaran saya sebenarnya dilandasi dari misi hidup saya di tahun 2014, Behavior Modifying – ahli dalam memodifikasi perilaku. Logika saya bukankah membuat orang yang awalnya tidak suka mencuci tangan menjadi suka mencuci tangan adalah bentuk modifikasi perilaku.

Coba-coba searching seorang ahli yang saya anggab sebagai guru perubahan perilaku, Daniel Pink. Ternyata Daniel Pink pernah melakukan treatment untuk mengubah perilaku orang untuk mencuci tangan setelah buang air kecil saat menonton pertandingan Bisbol.

Dari penelitian awal yang dilakukan, Daniel Pink menemukan bahwa para penonton pertandingan Bisbol yang buang air kecil hanya 40% saja yang mencuci tangan setelah buang air kecil. Menggunakan hasil penelitian peneliti dari Belanda yang menemukan bahwa bau lemon identic dengan bau sabun cuci. Daniel Pink membuat hipotesis bahwa bau khas lemon yang identik sudah masuk ke dalam alam bawah tak sadar manusia. Setiap kali mencium bau lemon, alam bawah tak sadar manusia menyimpulkan ada sabun cuci dan mendorong orang untuk cuci tangan.

Daniel Pink kemudian menggunakan membuat treatment berdasarkan hipotesisnya untuk mengubah perilaku cuci tangan para penonton pertandingan Bisbol. Dipasanglah alat pengharum ruangan dengan rasa lemon yang khas di toilet stadion pertandingan Bisbol. Beberapa saat kemudian, Daniel Pink memonitor perubahan perilaku yang terjadi. Dari pengamatan yang dilakukan, Daniel Pink berhasil membuktikan hipotesisnya. Bau khas lemon bekerja secara misterius, alam bawah tak sadar manusia berbisik pada otak untuk mencuci tangan saat membau lemon.

Selama penelitiannya menggunakan cara kerja misterius lemon, Daniel Pink berhasil merubah perilaku mencuci tangan.  Jika pada awal nya hanya 40% saja orang yang mencuci tangan, setelah dilakukan treatment menjadi 72% penonton pertandingan Bisbol berubah perilaku nya menjadi mau mencuci tangan setelah buang air kecil.

Belum puas dengan hasil  penilitiannya, Daniel Pink berkeinginan meningkatkan hasil penilitiannya. Daniel Pink percaya semangat mencuci tangan sebenarnya masih bisa lebih ditingkatkan. Jika dipenelitian awal Daniel Pink menggunakan konsep pendekatan psikologi analisis, penelitian berikutnya Daniel Pink menggunakan pendekatan psikologi behavioristic. Dengan psikologi analisis focus Daniel Pink adalah alam bawah tak sadar. Sedangkan dengan psikologi behavioristic focus nya adalah pembiasaan dengan reward dan punishment.

Alih-alih menggunakan punishment di penelitian nya yang kedua, Daniel Pink di penelitiannya kedua lebih cenderung menggunakan reward. Daniel Pink berfikir bagaimana membuat kegiatan mencuci tangan menjadi hal yang menyenangkan saat dilakukan.

Dan inilah yang dilakukan, Daniel Pink memasang technology di kran air, tempat sabun, dan tempat mengambil tisu. Seperti kita tahu, pertandingan Bisbol memiliki back sound suara yang khas. Perhatikan back sound suara pelempar bola melemparkan bola, perhatikan back sound saat bola bisa dipukul oleh pemain dan perhatikan juga back sound saat pemain mendapatkan point. Ketiga back sound tersebut lah yang dipasangkan di kran air, tempat sabun, dan tempat mengambil tisu.

Saat orang menyalakan kran, selama kran nya mengeluarkan air akan muncul suara back sound pelempar bola. Saat orang mengambil sabun cuci tangan muncul back sound bola dipukul. Dan saat tisu diambil muncul back sound pemain mendapatkan point.

Tentu saja para penonton pertandingan Bisbol adalah orang-orang yang cinta Bisbol. Saat mencuci tangan dan mendengar back sound Bisbol muncul perasaan senang. Saat ada orang yang habis buang air kecil akan keluar toilet tanpa cuci tangan, kemudian mendengar ada suara yang dia kenal karena ada yang sedang cuci tangan. Suara itu menarik perhatian orang tersebut dan membuat tidak jadi langsung keluar. Orang tersebut pun akhirnya juga ikut mencuci tangan.

Menariknya technology yang dibuat Daniel Pink ternyata meningkatkan orang dalam mencuci tangan setelah buang air  kecil. Dari 40% orang yang mencuci tangan menjadi 72% dengan bau khas lemon, dan meningkat menjadi 80% dengan technology yang menyenangkan.

Berkah Selalu
N Kuswandi