Friday, April 10, 2015

Memenangkan Negosiasi : Influence Flexibility





“Saya iri dengan orang-orang Influence”. Siapa orang influence itu? Masih ingat kan catatan saya sebelumnya tentang kepribadian manusia dan pengaruhnya dalam bernegosiasi. Di catatan sebelumnya, Memenangkan Negosiasi : Dominance War, saya telah membahas satu dari empat kepribadian DISC (Dominance, Influence, Steadiness, dan Compliance), yaitu kepribadian Dominance. Dicatatan ini kita akan melanjutkan perjalanan kita dengan dengan membahas orang-orang  berkepribadian influence.

Influence

Jika urusannya adalah negosiasi, maka saya akan sangat iri dengan orang-orang berkepribadian influence. Kenapa iri? Seperti sebutan tipe kepribadiannya “influence”, orang-orang bertipe ini memang punya bakat alami sebagai influencer – orang yang mempengaruhi.

Coba kita cek dulu, apakah Anda adalah orang-orang berkepribadian influence? Tanyakan pada diri Anda, “Apakah saya lebih memilih membangun relasi dibandingkan dengan result atau hasil?” Dan “Apakah saya lebih suka berbicara dibandingkan dengan diam?” Jika kedua jawaban Anda adalah “Iya” maka selamat Anda adalah seorang influence.

Berbeda dengan orang berkepribadian dominance yang lebih mengutamakan hasil atau tujuan, orang-orang influence lebih memilih mengutamakan relasi atau hubungan. Sehingga mereka terlihat begitu menyenangkan di dalam kelompok. Jika di dalam team Anda, atau komunitas Anda punya orang-orang yang berkepribadian Influence maka saya jamin merekalah para entertain yang  membuat team dan komunitas Anda selalu hidup dengan tertawa.

Kepribadian ini tentunya juga berpengaruh dalam bernegosiasi. Perhatikan lagi kuadran dibawah ini :




Kebalikannya dari orang-orang berkepribadian dominance yang focus pada tujuan, orang-orang berkepribadian influence berfokus pada relasi. Sehingga bagi orang-orang berkepribadian influence, kuadran yang akan terjadi adalah relasi high dan tujuan low. Dengan kata lain, kuadran yang dialami oleh orang-orang berkepribadian influence adalah diagram “Akomodasi”.

Dengan tipenya yang akomodatif maka jika dibahasan dengan kata lain, orang-orang dengan tipe kepribadian influence adalah para negosiator yang flexible. Bagi mereka yang terpenting adalah hubungan jangka panjang dibandingkan dengan hasil sementara dan merusak pertemanan.  Mereka flexible dalam mencapai tujuan negosiasi. Seandainya masih bisa kurang lebih ya mereka akan cenderung bisa untuk kurang lebih dari tujuan yang hendak dicapai. Berbeda dengan orang-orang dominance, jika mereka sudah menentukan tujuan maka tujuan itu yang harus dicapai, "pokoknya".

Jika berhubungan dengan bisnis yang membutuhkan hubungan jangka panjang, orang-orang influence tentunya sangat cocok untuk menjadi negosiator.

Kenapa bisa begitu?

Karena kadang kala negosiasi tidak melulu masalah logika, kadang kala negosiasi itu masalah hubungan baik. Walaupun logika yang dipakai untuk bernegosiasi masuk akal, namun jika yang ngomong itu adalah orang yang dibenci, logika tadi menjadi tidak masuk akal. Sebaliknya, walaupun logika yang digunakan dalam negosiasi tidak masuk akal, namun karena orang sudah suka logika yang tidak masuk akal pun menjadi masuk akal. “Tai kucing itu rasa coklat” gak masuk akal, namun itulah yang dirasakan orang-orang yang sudah suka.

Hebatnya orang-orang influence yang focus pada hubungan menyebabkan mereka sangat mudah disukai orang. Sehungga tidak heran, mereka menjadi influencer yang baik dalam bernegosiasi. Apalagi ditambah dengan kecenderungan untuk lebih suka berbicara dibandingkan dengan diam. Kecenderungannya ini membuat dia mampu berfikir sambil bicara, semakin keras dan cepat dia berbicara akan semakin keras otak nya berfikir. Setiap pertanyaan dan perkataan mitra negosiasi nya akan dijawab dengan lebih panjang.

Tentu saja kepribadian influence juga memiliki kelemahan dalam bernegosiasi. Orang-orang dengan tipe ini tidak cocok jika harus bernegosiasi dengan berfokus pada hasil dan relasi yang rendah. Contoh nya adalah negosiasi bisnis yang cuma akan bekerjasama satu kali setelah itu putus.

Event begitu saya tetap masih iri dengan orang-orang berkepribadian influence

Berkah selalu
N Kuswandi

1 comment: