“Saya
iri dengan orang-orang Influence”.
Siapa orang influence itu? Masih ingat kan catatan saya sebelumnya tentang
kepribadian manusia dan pengaruhnya dalam bernegosiasi. Di catatan sebelumnya,
Memenangkan Negosiasi : Dominance War,
saya telah membahas satu dari empat kepribadian DISC (Dominance, Influence, Steadiness, dan Compliance), yaitu kepribadian Dominance.
Dicatatan ini kita akan melanjutkan perjalanan kita dengan dengan membahas
orang-orang berkepribadian influence.
Influence
Jika
urusannya adalah negosiasi, maka saya akan sangat iri dengan orang-orang
berkepribadian influence. Kenapa iri?
Seperti sebutan tipe kepribadiannya “influence”,
orang-orang bertipe ini memang punya bakat alami sebagai influencer – orang yang mempengaruhi.
Coba
kita cek dulu, apakah Anda adalah orang-orang berkepribadian influence? Tanyakan pada diri Anda, “Apakah
saya lebih memilih membangun relasi dibandingkan dengan result atau hasil?” Dan “Apakah saya lebih suka berbicara
dibandingkan dengan diam?” Jika kedua jawaban Anda adalah “Iya” maka selamat
Anda adalah seorang influence.
Berbeda
dengan orang berkepribadian dominance
yang lebih mengutamakan hasil atau tujuan, orang-orang influence lebih memilih mengutamakan relasi atau hubungan. Sehingga
mereka terlihat begitu menyenangkan di dalam kelompok. Jika di dalam team Anda, atau komunitas Anda punya
orang-orang yang berkepribadian Influence
maka saya jamin merekalah para entertain
yang membuat team dan komunitas Anda
selalu hidup dengan tertawa.
Kepribadian
ini tentunya juga berpengaruh dalam bernegosiasi. Perhatikan lagi kuadran
dibawah ini :
Kebalikannya
dari orang-orang berkepribadian dominance
yang focus pada tujuan, orang-orang
berkepribadian influence berfokus
pada relasi. Sehingga bagi orang-orang berkepribadian influence, kuadran yang akan terjadi adalah relasi high dan tujuan low. Dengan kata lain, kuadran yang dialami oleh orang-orang
berkepribadian influence adalah diagram “Akomodasi”.
Dengan
tipenya yang akomodatif maka jika
dibahasan dengan kata lain, orang-orang dengan tipe kepribadian influence adalah para negosiator yang flexible. Bagi mereka yang terpenting
adalah hubungan jangka panjang dibandingkan dengan hasil sementara dan merusak
pertemanan. Mereka flexible dalam mencapai tujuan negosiasi. Seandainya masih bisa kurang lebih ya mereka akan cenderung bisa untuk kurang lebih dari tujuan yang hendak dicapai. Berbeda dengan orang-orang dominance, jika mereka sudah menentukan tujuan maka tujuan itu yang harus dicapai, "pokoknya".
Jika
berhubungan dengan bisnis yang membutuhkan hubungan jangka panjang, orang-orang
influence tentunya sangat cocok untuk
menjadi negosiator.
Kenapa
bisa begitu?
Karena
kadang kala negosiasi tidak melulu masalah logika, kadang kala negosiasi itu
masalah hubungan baik. Walaupun logika yang dipakai untuk bernegosiasi masuk
akal, namun jika yang ngomong itu adalah orang yang dibenci, logika tadi menjadi
tidak masuk akal. Sebaliknya, walaupun logika yang digunakan dalam negosiasi
tidak masuk akal, namun karena orang sudah suka logika yang tidak masuk akal
pun menjadi masuk akal. “Tai kucing itu rasa coklat” gak masuk akal, namun
itulah yang dirasakan orang-orang yang sudah suka.
Hebatnya
orang-orang influence yang focus pada hubungan menyebabkan mereka
sangat mudah disukai orang. Sehungga tidak heran, mereka menjadi influencer yang baik dalam bernegosiasi.
Apalagi ditambah dengan kecenderungan untuk lebih suka berbicara dibandingkan
dengan diam. Kecenderungannya ini membuat dia mampu berfikir sambil bicara,
semakin keras dan cepat dia berbicara akan semakin keras otak nya berfikir.
Setiap pertanyaan dan perkataan mitra negosiasi nya akan dijawab dengan lebih
panjang.
Tentu
saja kepribadian influence juga
memiliki kelemahan dalam bernegosiasi. Orang-orang dengan tipe ini tidak cocok
jika harus bernegosiasi dengan berfokus pada hasil dan relasi yang rendah. Contoh
nya adalah negosiasi bisnis yang cuma akan bekerjasama satu kali setelah itu
putus.
Event
begitu saya tetap masih iri dengan orang-orang berkepribadian influence
Berkah
selalu
N
Kuswandi
like this
ReplyDelete