Orang bermental miskin antipati dengan marketing
Orang bermental kaya selalu melakukan marketing
-Tung Desem Waringin-
Melanjutkan artikel saya sebelumnya, "Bangun Reputasi Sebelum Ikut Seleksi", ternyata membangun saja tidak cukup. Pasti Anda setuju, product yang baik hanya dikenal orang setelah diiklankan. Artinya sebagus apapun reputasi Anda, jika Anda tidak pernah beriklan tentang brand Anda, maka orang tidak akan mengenal Anda.
Jika personal branding ini coba kita aplikasikan ke dalam konsep Johari Windows, brand yang bagus itu berada di kuadran open (self know dan other know brand yang dibangun). Sayang nya, kadang kala kita terjebak di kuadran dua Johari Windows. Kuadran dua dinamakan sebagai kuadran "Blind", kita tahu brand yang akan kita bangun, namun orang lain tidak tau brand yang sedang kita bangun. Jika Anda terjebak di kuadran ini, saat nya mengiklankan diri.
Sayangnya, masih saja ada orang yang apriori dengan mengiklankan diri. Ada mental block yang menghalangi mereka untuk mengiklankan diri, "Kalau saya mengiklankan diri, saya takut nanti dikatain sombong dan cari muka?" Bisa jadi kita memiliki mental block seperti ini karena pernah punya pengalaman buruk dengan para bad marketing. Mereka hanya menjual product, menjual brand tanpa bisa bertanggungjawab dengan product atau pun brand yang dijual. Ujung-ujung nya mereka tidak akan mendapat costumer loyalty. Padahal menurut penelitian, untuk mendapat costumer baru, Anda harus mengeluarkan effort sebanyak 5X lipat. Sedangkan untuk mempertahankan costumer, Anda hanya butuh effort sebanyak 1X. Dan menariknya, saat costumer kehilangan kepercayaan kepada Anda, effort yang Anda keluarkan untuk mendapatkan costumer itu lagi sebanyak 12X.
"Trus bagaimana dong caranya supaya saya tidak dikatakan cari muka?" Jawabannya cuma sederhana, iklan kan brand akan Anda bangun, dan iklankan brand yang sudah teruji kualitasnya. Personal branding itu ada dua macam, practical branding dan psychology branding. Practical branding lebih mengarah kepada profesi yang Anda geluti. Sedangkan psychology branding berhubungan dengan habit atau behavior atau personality yang ingin dibranding.
Agar tidak terkesan mencari muka, Anda bisa mengiklankan branding yang sedang dibangun dengan mana resolusi. Katakan pada rekan-rekan Anda, bahwa resolusi saya adalah menjadi (sebutkan branding Anda). Kemudian minta semua rekan Anda menjadi buddies atau gampang nya menjadi guru yang selalu memberi feedback. Sedangkan, jika Anda sudah yakin dengan kualitas brand Anda, segera iklankan. Ingatlah sebaik apapun Anda pasti ada yang mencela. Bahkan, seorang Nabi masih dicela kaum nya. Ambil nilai-nilai positif dari celaan sebagi bagian dari mengembangkan brand dari kualitas menjadi premium.
Berkah selalu
N. Kuswandi
Orang bermental kaya selalu melakukan marketing
-Tung Desem Waringin-
Melanjutkan artikel saya sebelumnya, "Bangun Reputasi Sebelum Ikut Seleksi", ternyata membangun saja tidak cukup. Pasti Anda setuju, product yang baik hanya dikenal orang setelah diiklankan. Artinya sebagus apapun reputasi Anda, jika Anda tidak pernah beriklan tentang brand Anda, maka orang tidak akan mengenal Anda.
Jika personal branding ini coba kita aplikasikan ke dalam konsep Johari Windows, brand yang bagus itu berada di kuadran open (self know dan other know brand yang dibangun). Sayang nya, kadang kala kita terjebak di kuadran dua Johari Windows. Kuadran dua dinamakan sebagai kuadran "Blind", kita tahu brand yang akan kita bangun, namun orang lain tidak tau brand yang sedang kita bangun. Jika Anda terjebak di kuadran ini, saat nya mengiklankan diri.
Sayangnya, masih saja ada orang yang apriori dengan mengiklankan diri. Ada mental block yang menghalangi mereka untuk mengiklankan diri, "Kalau saya mengiklankan diri, saya takut nanti dikatain sombong dan cari muka?" Bisa jadi kita memiliki mental block seperti ini karena pernah punya pengalaman buruk dengan para bad marketing. Mereka hanya menjual product, menjual brand tanpa bisa bertanggungjawab dengan product atau pun brand yang dijual. Ujung-ujung nya mereka tidak akan mendapat costumer loyalty. Padahal menurut penelitian, untuk mendapat costumer baru, Anda harus mengeluarkan effort sebanyak 5X lipat. Sedangkan untuk mempertahankan costumer, Anda hanya butuh effort sebanyak 1X. Dan menariknya, saat costumer kehilangan kepercayaan kepada Anda, effort yang Anda keluarkan untuk mendapatkan costumer itu lagi sebanyak 12X.
"Trus bagaimana dong caranya supaya saya tidak dikatakan cari muka?" Jawabannya cuma sederhana, iklan kan brand akan Anda bangun, dan iklankan brand yang sudah teruji kualitasnya. Personal branding itu ada dua macam, practical branding dan psychology branding. Practical branding lebih mengarah kepada profesi yang Anda geluti. Sedangkan psychology branding berhubungan dengan habit atau behavior atau personality yang ingin dibranding.
Agar tidak terkesan mencari muka, Anda bisa mengiklankan branding yang sedang dibangun dengan mana resolusi. Katakan pada rekan-rekan Anda, bahwa resolusi saya adalah menjadi (sebutkan branding Anda). Kemudian minta semua rekan Anda menjadi buddies atau gampang nya menjadi guru yang selalu memberi feedback. Sedangkan, jika Anda sudah yakin dengan kualitas brand Anda, segera iklankan. Ingatlah sebaik apapun Anda pasti ada yang mencela. Bahkan, seorang Nabi masih dicela kaum nya. Ambil nilai-nilai positif dari celaan sebagi bagian dari mengembangkan brand dari kualitas menjadi premium.
Berkah selalu
N. Kuswandi
No comments:
Post a Comment