Pay kedua adalah pay for performance, artinya seorang
karyawan akan dibayar berdasarkan performance
yang dihasilkan. Semakin besar performance yang dihasilkan, semakin besar pula remuneration yang diterima. Tentu saja performance appraisal menjadi fokus
utama dari tipe remuneration pay for performance. Bahasan tentang performance appraisal dapat Anda baca
lagi di artikel sebelumnya “Performance Appraisal Redifine”.
Tujuan utama dari pay for performance adalah memberikan motivasi bagi karyawan. Bagi
yang performance nya bagus
dipeberikan penghargaan dengan paket remunerasi yang baik. Sebaliknya bagi
karyawan yang performance nya jelek
dihukum dengan paket remunerasi yang jelek juga. Bayangkan saja seandainya ada
karyawan yang memiliki performance
berbeda namun dibayar sama, akibatnya bisa jadi karyawan yang performance nya bagus akan terdemotivasi
dan menurunkan performance nya. Disinilah
peran pay for performance muncul.
Jika pay
for position cenderung pada kompenen remuneration
compentation atau gaji dan cenderung fix, maka pay for performance bisa digunakan untuk mendesign benefit yang
cenderung flexible mengikuti
pencapaian performance. Benefit yang
dimaksud adalah bonus performance.
Beberapa perusahaan menerapkan pemberian bonus performance tersebut dilakukan secara berkala tahunan. Di beberapa
perusahaan lain menerapkan pemberian bonus performance
dalam jangka bulanan, triwulanan ataupun quarter. Penetapan jangka pemberian
bonus ini tentunya dipengaruhi oleh kondisi dan strategi perusahaan.
Selain diterapkan dalam pemberian bonus,
praktek pay for performance juga bisa
diterapkan untuk kenaikan gaji. Perusahaan biasanya sudah memiliki standar
kenaikan gaji dengan performance yang
dihasilkan. Karyawan yang memiliki performance 100% sesuai target tentunya
memiliki kenaikan gaji yang berbeda dengan karyawan yang memiliki performance
diatas 100% atau malah dibawah 100%. Penetapan besaran pemberian kenaikan gaji
ini tentunya dipengaruhi oleh kondisi dan strategi perusahaan.
No comments:
Post a Comment