Salah satu tempat yang selalu menjadi tujuan saat dinas di Jakarta adalah Angkringan Jl. Muwardi belakang terminal Grogol. Bukan karena rasa makanannya sebenarnya, namun penyedap nya yang mantab.
Penyedap pertama adalah teman-teman kuliah yang mengejar sebongkah permata di Jakarta. Ngobrol dengan mereka sambil menikmati nasi kucing Angkringan laksana penyedap makanan yang sakti. Penyedap kedua adalah lalu lalang mahasiswi manis Tri Sakti yang ikuta...n ngangkring. Mereka penyedap mata yang membuat mata betah melek.
Beruntung minggu ini dapat kesempatan dinas lagi ke Jakarta. Angkringan Jl. Muwardi pun sudah diagendakan untuk menjadi tempat yang dikunjungi. Tak lupa "woro-woro" kepada teman-teman untuk segera berkumpul. Obrolan penyedap rasa dituangkan dalam bungkus nasi angkringan.
We la dalah, obrolan itu tidak terasa memanjang sampai Sang Presiden terpilih. Memang kebanyakan teman-teman saya adalah Prabowo lover yang cukup kecewa juga dengan kekalahan idola nya. Terlihat sekali kekecewaannya muncul lewat keresahannya memikirkan Indonesia jika dipimpin presiden terpilih, Jokowi.
Bisa jadi benar kekawatiran teman saya dan bisa jadi kekawatirannya akan salah. Kita coba balik logika nya menjadi begini, Presiden bertugas membuat kebijakan, artinya presiden membuat product dan jasa. Dan tentu saja dengan posisi begini, rakyat adalah customer nya, Rakyat adalah Raja nya.
Tentu saja sebagai Raja, rakyat lebih berkuasa daripada Presiden. Dan sebagai Raja, bargaining position dan bargaining power nya lebih tinggi daripada seorang pelayan.
Dengan label Rakyat adalah Customer nya Presiden, dan Customer adalah Raja, maka pelayan "presiden" yang baik akan bertanya pada Raja "rakyat" nya, apa yang menjadikan nya puas? Tak terkecuali dengan kebijakan BBM
Berkah Selalu
N Kuswandi
No comments:
Post a Comment