Sunday, August 4, 2013

Experience Learning Circle

Rekan-rekan yang berkecimpung di dunia pendidikan dan pembelajaran pasti sudah tidak asing dengan istilah pedagogy atau pembelajaran orang dewasa. Konsep pedagogy kemudian menjelma ke dalam teori experience learning circle nya Kolbi yang terdiri dari empat lingkaran. Dimulai dari lingkaran concrete experience, disusul lingkaran reflective observation, abstract conceptualization, dan active experimentation. Atau bahasa sederhana nya, pedagogy atau pembelajaran orang dewasa dimulai dari apa yang Anda lakukan? kemudian dilanjutkan dengan lingkaran apa yang Anda rasakan? Diteruskan dengan lingkaran, apa yang dapat dipelajari dari pengalaman tadi? Dan diakhiri dengan lingkaran apa yang akan Anda lakukan dari pelajaran yang didapat dari pengalaman?

Sehingga inti dari pedagogy adalah belajarlah dari pengalaman Anda. Tidak salah kalau ada sebuah pepatah "Pengalaman adalah guru terbaik". Sebuah kalimat simpel yang mengandung arti dalam. Pengalaman yang menjadi guru tentunya adalah pengalaman yang bisa direfleksikan ulang ke dalam pengalaman baru dengan hasil yang lebih baik dari pengalaman pertama. Ini lah yang kemudian disebut sebagai ilmu hikmah, ilmu yang membedakan character pada tiap orang, bahkan pada anak kembar sekalipun.

Walaupun pengalaman yang diterima sama, namun setiap orang akan menghikmahi atau merefleksikan (lingkaran ke tiga experience learning circle-reflective observation) pengalaman dengan cara dan hasil yang berbeda-beda. Dan hasil dari refleksi yang berbeda-beda tadi menjadi kebenaran subjective bagi para pembelajar. Yang merugi adalah orang yang bertemu dan mengalami pengalaman namun gagal atau tidak merefleksikan ke dalam pengalaman berikutnya.


Kisah Bakri Group bisa menjadi contoh menarik tentang merefleksikan pengalaman menjadi hikmah. Achmad Bakrie merintis usaha jual beli hasil bumi di tahun 1936. Usaha nya berkembang dengan cepat hingga mengekspansi ke bisnis lain hingga mencapai puncak kejayaan nya di tahun 1986, keluarga Bakrie menjadi Konglomerat baru di Asia. Pengalaman kejayaan ayah nya diteruskan oleh Aburizal Bakrie (Ical). Berbekal pengalaman ayah nya, Ical memperluas expansi usaha nya sampai puncak kejayaan nya dengan membeli dan meng IPO kan Bumi Resource. Semua lapisan masyarakat mengejar saham nya, karena setiap saham Bumi bergerak, grafik indek harga saham gabungan selalu bergeser hebat.

Sayang nya di tahun 1996 saat krisis moneter melanda dunia, Bakrie Group menjadi salah satu konglomerat yang masuk dalam kategori pengusaha yang perlu diselematkan oleh negara. Berbeda dengan ayah nya yang menjahui bank untuk mengembangkan usaha, Ical malah mendekati bank untuk mengembangkan usahanya. Utang nya yang berbentuk dolar lah yang menjadikan Bakrie Group terpuruk. Tidak belajar dari pengalaman ayah nya, Anindya Bakrie (Anak Ical) melakukan expansi usaha dengan cara yang sama. Lagi-lagi di tahun 2008 saat krisis moneter melanda Eropa, Bakrie Group kembali kolap. Dalam semalam Bakrie Group menanggung hutang sebesar Rp 11 triliun.



Berkah Selalu
Anker-Andi Keren



No comments:

Post a Comment