Wednesday, August 21, 2013

Live With New Behavior

Berkarya di perusahaan dengan sejarah panjang learning and development menjadi challenge tersendiri. Apalagi berkarya di area soft competency yang perkembangan ilmu nya tidak secepat perkembangan ilmu teknikal. Sehingga challenge nya adalah mendelivery knowledge ataupun skill soft competency dengan cara atau metode berbeda. Karena sebenarnya dinamika psikologis itu hanya berputar saja.

Challenge lain yang lebih menantang mungkin adalah mengembalikan learning and development ke "khitoh" nya. Bisa jadi para pelaku learning and development melupakan hakekat utama learning untuk me"live" kan knowledge menjadi new behavior. Berbagai pendekatan atau aliran psikologi bermunculan untuk memastikan proses learning menjadi new behavior.

Setelah tiga tahun belakangan ini, saya sering menggunakan psikologi behavior dengan "modifikasi perilaku nya". Diskusi pagi ini dengan salah seorang rekan kerja yang kesengsem dengan NLP, membuat teringat masa-masa awal menggeluti dunia training and development, yang lebih banyak menggunakan pendekatan psikologi kognitif (NLP bagian dari psikologi kognitif) yang kemudian mulai saya tinggalkan. Alasan nya sederhana saja, kok ya psikologi kognitif lebih efektif jika proses pembelajaran hanya dilakukan pada kelompok kecil orang. Dilain hal, hampir semua organisasi menggunakan sistem reward and punishment di aktivitas harian nya. Contoh nyata nya, system remunerasi kebanyakan perusahaan masih menggunakan Pay for Performance (orang dibayar berdasarkan performance nya). Sehingga terasa ada link yang hilang saat proses pembelajaran in class menggunakan pendekatan psikologi kognitif, namun kehidupan nyata di organisasi didrive dengan pendekatan reward and punishment (psikologi behavior).

Walaupun begitu, pendekatan psikologi kognitif (NLP) sebenarnya masih bisa dicombain dengan pendekatan psikologi behavior. Jika psikologi behavior mengalurkan terbentuknya new behavior dari tahap awareness - acceptance - commitment, maka dari pengalaman yang saya rasakan, pendekatan psikologi behavior agak susah masuk pada tahap awareness. Bahkan kadang kala penganut psikologi behavior memaksakan modifikasi perilaku langsung masuk ke tahap acceptance. Dengan berpegangan pepatah "Wohing trisno jalaran soko kulino", orang dipaksa untuk menerima (accept) terhadap behavior yang akan dimunculkan.

Disinilah psikologi kognitif bisa dicombain dengan psikologi behavior. Memang berdasarkan pengalaman saya, psikologi kognitif sangat ampuh untuk menggali awareness. Teknik-teknik psikologi kognitif semisal NLP (Neuro Lingustik Program), EFT (Emotional Freedom Technique), SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique), ABCD Therapy, Ego State Therapy, dll memang teknik ampuh untuk mengakses memori. Sedikit saja memori bisa diakses, semakin mudah untuk menimbulkan emosi dan menanamkan awareness.

Berkah selalu
N. Kuswandi

No comments:

Post a Comment