Catatan
ke dua belas tentang negosiasi, awalnya hanya merencanakan enam catatan tentang
negosiasi, eh saking asiknya membahas negosiasi hingga tidak terasa sudah
sampai kecatatan ke dua belas. Catatan ke dua belas ini masih melanjutkan
catatan sebelumnya yang berjudul Memenangkan Negosiasi : Butuh itu Logika –Ingin itu Hati, dicatatan tersebut saya share
untuk memenangkan negosiasi kadang kala yang dibutuhkan adalah untuk
menumbuhkan ingin, bukan butuh. Agar memperkuat catatan tentang pentingnya
menggunakan pendekatan hati, saya membuat dua catatan lagi, yaitu MemenangkanNegosiasi : Menghipnotis Mitra Negosiasi dan Memenangkan Negosiasi : Negosiasidengan Teknik NLP. Dan catatan in juga akan memperkuat pentingnya menumbuhkan
ingin
Bisa jadi Anda akan berkata, “Ah bang, yang
namanya Hipnotis dan NLP mah saya tidak familiar. Ada gak cara lain untuk
menumbuhkan ingin? Cara yang gak perlu mengingat-ingat istilah-istilah jlimet
seperti di NLP”
Saya memahami, memang kalau belajar NLP dan Hipnotis selalu ada istilah-istilah yang tidak familiar untuk digunakan. Kita review dulu catatan Memenangkan Negosiasi : Butuh Itu Logika – Ingin itu Hati, di catatan tersebut saya menulis bahwa untuk memenangkan kebutuhan dan keinginan dalam waktu yang sama maka tahapan negosiasi yang bisa Anda lakukan adalah dengan formula :
Tentunya
teman-teman masih ingat, saya menulis di catatan Memenangkan Negosiasi : Butuh
itu Logika – Ingin itu Hati bahwa orang yang sudah jatuh cinta bahkan tai
kucing pun rasa coklat. Sebenarnya tujuan dari memberikan kebutuhan psikologis
adalah agar orang merasa nyaman, merasa senang saat bernegosiasi dengan kita.
Dan saat orang sudah nyaman dan senang bernegosiasi dengan kita maka orang akan
memutuskan untuk mengubah sudut pandangnya, bahkan tak jarang keputusannya
mengubah sudut pandang itu bukan karena urusan benar atau salah lagi, namun
sudah urusan suka atau tidak suka.
“Oke
mulai masuk akal bang, pertanyaannya nih apa saja kebutuhan psikologis yang
perlu diberikan kepada mitra negosiasi kita?”
Tenang
saja, kebutuhan psikologis itu sudah diteliti oleh konsultan people development bernama Development Dimension International atau
lebih familiar disingkat DDI. Dalam penelitiannya DDI menemukan bahwa setiap
orang memiliki kebutuhan psikologis dasar berupa Esteem – Empathy – Involvement – Share – Support.
Mulai
awal bernegosiasi, mitra negosiasi kita perlu dimenangkan hatinya dengan
memberikan Esteem – Empathy – Involvement
– Share – Support. Contohnya saat mitra negosiasi kita berbicara dari sudut
pandangnya, kita bisa memberikan empathy
dengan tidak menyela apa yang dibicarakan. Saat mitra negosiasi kita berbicara
tentang sudut pandangnya, dan kita tidak setuju dengan sudut pandangnya, kita
bisa memberikan esteem atau menjaga
harga diri mitra negosiasi. Caranya bukan dengan menyalahkan, namun menyetujui
sudut pandangnya. Saat kita bernegosiasi bukannya mendominasi pembicaraan,
namun memberikan kesempatan mitra negosiasi untuk involve atau terlibat dalam diskusi, dan share sudut pandangnya. Dan bisa jadi kita perlu memberinya support saat bernegosiasi.
Bayangkan
saja seandainya Anda adalah mitra negosiasi yang diperlakukan seperti tadi,
dihargai sudut pandangnya, tidak disela saat berbicara, dilibatkan dan diberi
kesempatan untuk share sudut pandang, dan diberi support untuk bernegosiasi.
Menurut Anda, apakah Anda akan nyaman dan senang untuk bernegosiasi? Tentu saja
Anda akan nyaman, dan kenyamanan adalah kunci untuk memenangkan negosiasi.
Lebih
dalam tentang Esteem – Empathy –
Involvement – Share – Support akan saya bahas dicatatan berikutnya ya.
Selamat berpraktek dan menangkan hati mitra negosiasi Anda
Berkah
selalu
N
Kuswandi
No comments:
Post a Comment