Sunday, May 10, 2015

Memenangkan Negosiasi : Butuh itu Logika – Ingin itu Hati


Masih ingat catatan saya yang berjudul Memenangkan Negosiasi :   Membaca Pikiran. Dicatatan tersebut saya bercerita tentang orang dengan kepribadian apa yang ada dipikiran orang yang kita ajak bernegosiasi. Menariknya semua orang yang kita ajak negosiasi memiliki satu pikiran yang sama “What in it for me – apa untungnya bagi saya?”

Pikiran atau logika ternyata bukan satu-satu nya alasan orang mengambil keputusan. Masih ada kompenen lain selain logika dalam mengambil keputusan, komponen itu adalah hati. Perhatikan saja, beberapa orang tidak mengambil penawaran karena logika namun karena hati. Contohnya, ada seorang pedangang yang menawarkan makanan. Kalau sesuai logika, bisa jadi Anda tidak akan mengambil penawaran makanan tersebut. La wong, sudah makanannya sak uprit (sedikit), rasanya biasa saja, mahalnya bukan maen.

Tapi kenapa masih saja ada orang yang mengambil penawaran makanan itu? Bisa jadi urusannya prestige, atau alasannya suka. Coba perhatikan kedua alasan tersebut, kedua alasan tadi bukan lagi urusan logika, namun urusan hati.

Coba kita ingat pengalaman lain yang kita kita alami berhubungan dengan pengambilan keputusan karena hati. Pernahkah Anda bernegosiasi dengan orang yang selama ini baik dengan Anda, hingga walaupun Anda sebenarnya tidak membutuhkan apa yang dia tawarkan, namun Anda merasa “tidak enak” jika tidak menyetujui apa yang dinegosiasikan? Saat itu terjadi, maka sebenarnya bukan lagi logika yang berjalan, namun sudah urusan hati.

Begitu juga sebaliknya, saat Anda bernegosiasi dengan orang yang tidak Anda suka bisa jadi manfaat segunung yang disampaikan oleh mitra negosiasi Anda berasa tidak ada gunanya sama sekali. Saat itulah keputusan negosiasi Anda bukan lagi dipengaruhi oleh logika, namun oleh hati.

Masih ingat kan tulisan saya berjudul Memenangkan Negosiasi : Menghipnotis MitraNegosiasi? Sebenarnya memanfaatkan unconsciousness mind atau alam bawah tak sadar untuk menghipnotis mitra negosiasi pada prinsipnya sama dengan memanfaatkan hati saat bernegosiasi. Bukan lagi menyerang “what in it for me – apa untungnya bagi saya?” untuk memenangkan negosiasi, namun menyerang hati.

Akan lebih powerful lagi saat logika dan hati diserang secara bersamaan. Sehingga kemungkinan untuk memenangkan negosiasi akan semakin besar.

Ok masuk akal, trus bagaimana caranya kita menyerang logika dan hati, urutannya bagaimana?

Urutan sederhananya Hati – Logika – Hati, pendekatan pertama yang dilakukan adalah pendekatan dengan hati. Saat hati pertama kali sudah ditembak, Anda akan mudah untuk masuk dan diterima. Kemudian agar mitra negosiasi kita tidak merasa tertipu, Anda juga perlu memberikan informasi what in it for me nya. Anda juga perlu mengingat, saat Anda memberikan what in it for me nya, Anda perlu tetap menjaga hatinya. Dan agar hubungan setelah negosiasi masih tersambung dengan baik, langkah berikutnya adalah mengambil hatinya kembali.  

Mudah bukan? Yuk tinggal kita praktekan

Berkah selalu
N Kuswandi

No comments:

Post a Comment