Masih
ingat catatan saya yang berjudul Memenangkan Negosiasi : Membaca Pikiran. Dicatatan tersebut saya bercerita tentang orang dengan
kepribadian apa yang ada dipikiran orang yang kita ajak bernegosiasi. Menariknya
semua orang yang kita ajak negosiasi memiliki satu pikiran yang sama “What in it for me – apa untungnya bagi
saya?”
Pikiran
atau logika ternyata bukan satu-satu nya alasan orang mengambil keputusan. Masih
ada kompenen lain selain logika dalam mengambil keputusan, komponen itu adalah
hati. Perhatikan saja, beberapa orang tidak mengambil penawaran karena logika
namun karena hati. Contohnya, ada seorang pedangang yang menawarkan makanan.
Kalau sesuai logika, bisa jadi Anda tidak akan mengambil penawaran makanan
tersebut. La wong, sudah makanannya sak uprit (sedikit), rasanya biasa saja,
mahalnya bukan maen.
Tapi
kenapa masih saja ada orang yang mengambil penawaran makanan itu? Bisa jadi
urusannya prestige, atau alasannya
suka. Coba perhatikan kedua alasan tersebut, kedua alasan tadi bukan lagi
urusan logika, namun urusan hati.
Coba
kita ingat pengalaman lain yang kita kita alami berhubungan dengan pengambilan
keputusan karena hati. Pernahkah Anda bernegosiasi dengan orang yang selama ini
baik dengan Anda, hingga walaupun Anda sebenarnya tidak membutuhkan apa yang
dia tawarkan, namun Anda merasa “tidak enak” jika tidak menyetujui apa yang
dinegosiasikan? Saat itu terjadi, maka sebenarnya bukan lagi logika yang
berjalan, namun sudah urusan hati.
Begitu
juga sebaliknya, saat Anda bernegosiasi dengan orang yang tidak Anda suka bisa
jadi manfaat segunung yang disampaikan oleh mitra negosiasi Anda berasa tidak
ada gunanya sama sekali. Saat itulah keputusan negosiasi Anda bukan lagi
dipengaruhi oleh logika, namun oleh hati.
Masih
ingat kan tulisan saya berjudul Memenangkan Negosiasi : Menghipnotis MitraNegosiasi? Sebenarnya memanfaatkan unconsciousness
mind atau alam bawah tak sadar untuk menghipnotis mitra negosiasi pada
prinsipnya sama dengan memanfaatkan hati saat bernegosiasi. Bukan lagi
menyerang “what in it for me – apa untungnya
bagi saya?” untuk memenangkan negosiasi, namun menyerang hati.
Akan
lebih powerful lagi saat logika dan
hati diserang secara bersamaan. Sehingga kemungkinan untuk memenangkan
negosiasi akan semakin besar.
Ok
masuk akal, trus bagaimana caranya kita menyerang logika dan hati, urutannya
bagaimana?
Urutan
sederhananya Hati – Logika – Hati, pendekatan pertama yang dilakukan adalah
pendekatan dengan hati. Saat hati pertama kali sudah ditembak, Anda akan mudah
untuk masuk dan diterima. Kemudian agar mitra negosiasi kita tidak merasa
tertipu, Anda juga perlu memberikan informasi what in it for me nya. Anda juga perlu mengingat, saat Anda
memberikan what in it for me nya,
Anda perlu tetap menjaga hatinya. Dan agar hubungan setelah negosiasi masih
tersambung dengan baik, langkah berikutnya adalah mengambil hatinya kembali.
Mudah
bukan? Yuk tinggal kita praktekan
Berkah
selalu
N
Kuswandi
No comments:
Post a Comment