Teman-teman,
bisa jadi Anda bertanya-tanya kenapa dicatatan awal saya tentang negosiasi
Memenangkan Negosiasi : Membenarkan, saya menggunakan kata mitra negosiasi? Kenapa
bukan menggunakan lawan negosiasi?
Penggunaan
kata ini sebenarnya sejalan dengan tiga kata kunci negosiasi, kata kunci
pertama adalah mempengaruhi orang, kata kunci kedua adalah mengubah sikap dan
perilaku, dan kata kunci ketiga adalah mencari persamaan. Perhatikan ketiga
kata kunci di atas, menurut Anda mana yang lebih mudah Anda pengaruhi, mitra
atau lawan? Bagaimana dengan mengubah sikap dan perilaku, mana yang lebih mudah
Anda rubah, mitra atau lawan? Dan munurut Anda mana yang lebih mudah mencari
persamaan dengan mitra atau mencari persamaan dengan lawan?
Saya
yakin, Anda akan menjawab ketiga pertanyaan tersebut dengan jawaban “tentu saja
mitra”. Nah, jawaban inilah yang menjadikan saya memilih menggunakan kata mitra
negosiasi dibandingkan lawan negosiasi.
Perhatikan
juga gambar di atas, dalam setiap negosiasi sebenarnya ada lima kejadian yang
akan terjadi. Kejadian pertama adalah menghindari sudut pandang orang yang
diajak berdiskusi. Kejadian kedua mengakomodasi berupa mengakomodasi sudut
pandang orang lain. Kejadian ketiga adalah mengkonfrontasi sudut pandang orang
lain. Kejadian keempat adalah berkolaborasi dengan sudut pandang orang lain. Dan
kejadian kelima adalah berkompromi.
Kelima
kejadian tersebut berhubungan dengan seberapa lama relasi yang ingin dibangun,
dan seberapa tinggi tujuan mencapai hasil negosiasi. Perhatikan kelima kejadian
diatas, jika Anda menganggap orang yang Anda ajak bernegosiasi sebagai lawan,
maka Anda menempatkan disi untuk menghindari negosiasi atau berkonfrontasi
dengan orang yang Anda ajak diskusi. Benar bisa jadi Anda mendapatkan hasil yang
diinginkan saat berkonfrontasi dengan orang yang Anda ajak diskusi, namun relasi
yang Anda bangun hanya sebentar. Untuk urasan yang memang tidak membutuhkan
relasi jangka panjang, maka bisa jadi menganggap orang yang kita ajak
bernegosiasi sebagai lawan yang layak dikonfrontasi bisa jadi bisa dilakukan.
Namun,
jika Anda menginginkan relasi yang sifatnya jangka panjang, dan lebih berhasil
untuk mencapai tujuan maka nampaknya Anda perlu merubah orang yang Anda ajak
bernegosiasi dari lawan menjadi mitra. Anda perlu berkompromi dan berkolaborasi
dengan orang yang Anda ajak bernegosiasi. Berkompromi berarti ada sudut pandang
mitra negosiasi yang Anda ambil, dan Ada sudut pandang mitra negosiasi yang
tidak Anda ambil. Sedangkan berkolaborasi adalah mencari alternative lain, bisa jadi alternative
nya sangat berbeda dengan sudut pandang kita ataupun mitra negosiasi.
Harapannya
dengan menggunakan kata “mitra negosiasi”, lama-lama mind set kita juga berubah saat mengganggab orang yang kita ajak negosiasi
bukan lagi sebagai musuh namun sebagai mitra. Karena memang yang lebih penting
adalah mind set nya, bukan hanya bisa
berkata “kamu itu mitra negosiasi ku”, namun hati dan pikirannya masih berkata “dia
itu musuh yang perlu dihancurkan, semua sudut pandangnya perlu di konfrontasi”.
Bahkan, saat kita cuma mengubah kata tanpa mengubah mind set yang terjadi hanya perkataan saja yang jadi mitra, namun
sikap, dan perkataan kita masih mengganggap orang yang kita ajak bernegosiasi
sebagai musuh. Bukan lagi relasi jangka panjang yang Anda dapat, dan bukan lagi
pencapaian terbaik yang Anda capai, namun Anda mendapatkan musuh baru.
Sebaliknya,
saat mind set kita memang sudah
menganggap orang yang didepan kita adalah mitra negosiasi maka secara otomatis pun sikap, perilaku, dan
perkataan kita seperti mind set yang
kita miliki. Relasi jangka pandang dan pencapaian terbaik pun Anda dapatkan.
Berkah
selalu
N
Kuswandi
No comments:
Post a Comment