Friday, May 29, 2015

Memenangkan Negosiasi : Musuh atau Mitra


 
Teman-teman, bisa jadi Anda bertanya-tanya kenapa dicatatan awal saya tentang negosiasi Memenangkan Negosiasi : Membenarkan, saya menggunakan kata mitra negosiasi? Kenapa bukan menggunakan lawan negosiasi?

Penggunaan kata ini sebenarnya sejalan dengan tiga kata kunci negosiasi, kata kunci pertama adalah mempengaruhi orang, kata kunci kedua adalah mengubah sikap dan perilaku, dan kata kunci ketiga adalah mencari persamaan. Perhatikan ketiga kata kunci di atas, menurut Anda mana yang lebih mudah Anda pengaruhi, mitra atau lawan? Bagaimana dengan mengubah sikap dan perilaku, mana yang lebih mudah Anda rubah, mitra atau lawan? Dan munurut Anda mana yang lebih mudah mencari persamaan dengan mitra atau mencari persamaan dengan lawan?

Saya yakin, Anda akan menjawab ketiga pertanyaan tersebut dengan jawaban “tentu saja mitra”. Nah, jawaban inilah yang menjadikan saya memilih menggunakan kata mitra negosiasi dibandingkan lawan negosiasi.



Perhatikan juga gambar di atas, dalam setiap negosiasi sebenarnya ada lima kejadian yang akan terjadi. Kejadian pertama adalah menghindari sudut pandang orang yang diajak berdiskusi. Kejadian kedua mengakomodasi berupa mengakomodasi sudut pandang orang lain. Kejadian ketiga adalah mengkonfrontasi sudut pandang orang lain. Kejadian keempat adalah berkolaborasi dengan sudut pandang orang lain. Dan kejadian kelima adalah berkompromi.

Kelima kejadian tersebut berhubungan dengan seberapa lama relasi yang ingin dibangun, dan seberapa tinggi tujuan mencapai hasil negosiasi. Perhatikan kelima kejadian diatas, jika Anda menganggap orang yang Anda ajak bernegosiasi sebagai lawan, maka Anda menempatkan disi untuk menghindari negosiasi atau berkonfrontasi dengan orang yang Anda ajak diskusi. Benar bisa jadi Anda mendapatkan hasil yang diinginkan saat berkonfrontasi dengan orang yang Anda ajak diskusi, namun relasi yang Anda bangun hanya sebentar. Untuk urasan yang memang tidak membutuhkan relasi jangka panjang, maka bisa jadi menganggap orang yang kita ajak bernegosiasi sebagai lawan yang layak dikonfrontasi bisa jadi bisa dilakukan.

Namun, jika Anda menginginkan relasi yang sifatnya jangka panjang, dan lebih berhasil untuk mencapai tujuan maka nampaknya Anda perlu merubah orang yang Anda ajak bernegosiasi dari lawan menjadi mitra. Anda perlu berkompromi dan berkolaborasi dengan orang yang Anda ajak bernegosiasi. Berkompromi berarti ada sudut pandang mitra negosiasi yang Anda ambil, dan Ada sudut pandang mitra negosiasi yang tidak Anda ambil. Sedangkan berkolaborasi adalah mencari alternative lain, bisa jadi alternative nya sangat berbeda dengan sudut pandang kita ataupun mitra negosiasi.

Harapannya dengan menggunakan kata “mitra negosiasi”, lama-lama mind set kita juga berubah saat mengganggab orang yang kita ajak negosiasi bukan lagi sebagai musuh namun sebagai mitra. Karena memang yang lebih penting adalah mind set nya, bukan hanya bisa berkata “kamu itu mitra negosiasi ku”, namun hati dan pikirannya masih berkata “dia itu musuh yang perlu dihancurkan, semua sudut pandangnya perlu di konfrontasi”. Bahkan, saat kita cuma mengubah kata tanpa mengubah mind set yang terjadi hanya perkataan saja yang jadi mitra, namun sikap, dan perkataan kita masih mengganggap orang yang kita ajak bernegosiasi sebagai musuh. Bukan lagi relasi jangka panjang yang Anda dapat, dan bukan lagi pencapaian terbaik yang Anda capai, namun Anda mendapatkan musuh baru.

Sebaliknya, saat mind set kita memang sudah menganggap orang yang didepan kita adalah mitra negosiasi maka  secara otomatis pun sikap, perilaku, dan perkataan kita seperti mind set yang kita miliki. Relasi jangka pandang dan pencapaian terbaik pun Anda dapatkan.

 

Berkah selalu
N Kuswandi

No comments:

Post a Comment