Friday, May 16, 2014

I Do It For Me

 
“Service excellence itu merepotkan, sudah harus mengerjakan pekerjaan yang menumpuk masih harus ditambahi beban memberikan service excellence kepada customer? Mereka kan yang butuh dengan produk kita, mereka yang butuh barang dan jasa saya. Harus nya yang butuh dong yang baik-baikin yang punya barang”.
 
Kadang kala pola pikir seperti ini tiba-tiba muncul saat kita akan memberikan service kepada customer kita. Apalagi saat emosi kita sedang labil karena ada masalah, dan perasaan capek. Padahal kalau dilihat lagi, sebenarnya service yang diberikan kepada customer akan berdampak pada diri Anda sendiri.
 
Yuk coba kita renungkan, pertanyaan intropektif berikut :
  1. Saat Anda melakukan service excellence, apa harapan Anda? Tentunya kita menginginkan customer puas dengan pelayanan yang kita berikan
  2. Setelah customer puas, apa yang akan mereka lakukan? Bisa jadi customer akan kembali memberi produk dari kita lagi atau merekomendasikan orang lain untuk membeli produk dari kita
  3. Saat customer membeli produk lagi atau merekomendasikan produk kita ke orang lain, apa yang akan di dapat oleh perusahaan? Tentunya perusahaan akan untung dong
  4. Apa efeknya saat perusahaan untung? Gaji tahunan kita akan naik, benefit atau kesejahteraan kita akan naik, bonus bisa jadi dibagikan berkali-kali lipat
Dari keempat pertanyaan diatas, customer puas - customer kembali membeli produk – perusahaan untung – pendapatan kita naik, jika kita perhatikan saat memberikan service excellence kepada customer, sebenarnya yang diuntungkan tidak hanya customer, tidak hanya perusahaan, namun sebenarnya Anda sedang membuat keuntungan bagi diri Anda sendiri. Karena sesunggunya, customer lah yang menggaji Anda, perusahaan hanya menyampaikan titipan uang customer kepada Anda.
Namun, seringkali memberikan service excellence itu terasa berat dilakukan. Hal ini dikarenakan salah penempatan focus dalam memberikan service. Dan tentunya salah menempatkan focus bisa jadi salah merespon. Orang-orang yang memberikan service dan hanya berfokus pada kolom pertama, customer puas bisa pikiran dan bahasa tubuhnya merespon, “ngapain saya memuaskan pelanggan, toh tidak ada untung nya bagi saya”. Atau orang-orang yang hanya terfokus pada kolom kedua, bisa jadi pikiran dan bahasa tubuhnya merespon, “ah mending gak usah muasin pelanggan deh, nanti kalau pelanggan nya puas, datang lagi, beli lagi. Ngerepoti saja”. Dan saat focus kita hanya pada pertanyaan ke tiga bisa jadi respon kita, “perusahaan untung, tapi saya yang capek. Enakan perusahaan nya dong”.
Namun, saat kita berfokus pada kolom yang menarik bagi Anda, kolom no empat maka yang terjadi Anda akan terasa lebih ringan melakukan service excellence. Karena Anda sadar, untuk mendapatkan kenikmatan hidup (gaji naik, benefit naik, bonus naik) maka mau tidak mau Anda harus melakukan service excellence.
Agar semakin tertanam dalam hati dan pikiran kita keuntungan pribadi yang Anda dapat dari melakukan service ingatlah sebuah kata berikut “I do it for me”. Saya memberika service excellence sebenarnya untuk keuntungan diri saya sendiri. Sehingga, kalau Anda melayani customer ingatlah seberapapun menyebalkan customer Anda, lihatlah wajahnya dan Anda akan melihat wajah nya adalah wajah uang gaji bulanan Anda, wajah nya adalah benefit yang akan Anda terima dan wajah nya adalah bonus yang akan Anda gunakan untuk jalan-jalan ke luar negeri.
Berkah selalu
N Kuswandi

No comments:

Post a Comment