Masih ingat, bahwa perilaku-perilaku kita dipengaruhi oleh pikiran bawah sadar. Dicatatan-catatan sebelumnya tentang memenangkan negosiasi dengan memanfaatkan alam bawah tak sadar. Di catatan kali ini, Anda juga akan mempelajari satu trik lagi dalam memanfaatkan alam bawah sadar.
Ada banyak metode untuk membuka pintu menuju alam bawah tak
sadar, salah satu nya adalah dengan gerakan. Mari kita mulai pembahasan ini
dengan hasil riset yang dilakukan oleh Paul Ekman
dan Wallace Freisen serta dibantu oleh Robert Levenson. Penelitiannya dimulai
dengan mengumpulkan sejumlah relawan dan kemudian dibagi dalam 2 kelompok.
Kelompok pertama diminta untuk memperagakan
ekspresi wajah dengan emosi-emosi menyusahkan semacam sedih, marah, dan takut.
Sedangkan kelompok kedua diminta untuk mengingat dan meresapi kembali kejadian
buruk dan pengalaman pahit yang pernah mereka alami. Selama kedua kelompok
tersebut melakukan instruksi peneliti, mereka dihubungkan dengan sensor
temperatur tubuh dan pengukur laju denyut jantung. Hasilnya cukup mengejutkan,
kedua kelompok mengalami kenaikan laju denyut jantung dan temperatur yang sama
persis. Gejala fisiologis yang mereka alami tidak berbeda.
Kelompok pertama yang hanya sekedar memperagakan
ekpresi wajah sedih ternyata tanda-tanda fisiologisnya menunjukan hal yang sama
seperti orang yang mengenang pengalaman pahit. Bedanya kelompok pertama
memulainya dari ekpresi wajah menjalar ke tanda fisiologis, sedangkan kelompok
kedua memulainya dari hati kemudian efeknya menjalar ke ekspresi wajah.
Agar semakin meyakinkan hasil riset tersebut, berselang
beberapa lama, beberapa Psikolog Jerman mencoba riset yang senada. Dan hasilnya
juga tidak jauh berbeda. Kedua penelitian tersebut berkesimpulan sama. Proses
yang selama ini diyakini bahwa ekspresi wajah merupakan output dari kondisi
hati ternyata berlaku juga sebaliknya. Ternyata kondisi hati senang atau sedih
itu bisa diciptakan melaui ekspresi wajah.
Penelitian ini bisa diterapkan dalam negosiasi,
untuk menciptakan hasil kondisi fisiologis tertentu, negosiator bisa
menstimulus mitra negosiasi melakukan gerakan tertentu. Stimulus yang bisa
dilakukan untuk menciptakan kondisi fisiologis yang memungkinkan mitra
negosiasi membuka alam bawah tak sadar adalah dengan gerakan tangan. Caranya
sederhana, saat bernegosiasi pastikan tangan Anda hidup atau bergerak. Bukan
layaknya gerakan Tukul Arwana, namun dengan gerakan tangan ke bawah kemudian ke
atas.
Praktekan saja sendiri ke diri Anda, saat Anda
menurunkan tangan Anda, fisiologis apa yang Anda rasa tiba-tiba berbeda? Santai,
santai dan santai bukan. Saat kondisi santai inilah otak manusia berada dalam
gelombang otak Alpha. Gelombang ini berada pada frekuensi 8 – 12 Hz, sehingga
memungkinkan orang berada dalam kondisi tenang. Dengan kondisi seperti ini,
mitra negosiasi Anda akan lebih logis mengambil keputusan.
Sebaliknya, saat gerakan tangan dimulai dari
bawah ke atas, kondisi fisiologis apa yang Anda rasakan? Tegang bukan. Kondisi
seperti ini berarti otak manusia berada dalam gelombang otak Beta. Frekuensi
nya berapa pada 12-25 Hz, sehingga membuat mitra negosiasi Anda berkonsentrasi
penuh menghadapi Anda. Tentu saja kondisi ini tidak ideal saat melakukan
negosiasi.
Berkah
selalu
N
Kuswandi
No comments:
Post a Comment