Saturday, June 4, 2016

International Coach Federation - 3th Competency : Establish Trust & Intimacy





Jika diartikan trust dan believe memiliki arti yang similar, yaitu kepercayaan. Begitu juga dengan kata faith yang juga berarti kepercayaan. Menariknya, dari beberapa kata yang berartikepercayaan”, International Coach Federation tidak menggunakan kata believe ataupun faith, namun menggunakan kata trust dalam competency ketiga sebagai seorang professional coach, yaitu Establish Trust and Intimacy.



Kenapa trust, bukannya believe ataupun faith?



Setelah saya susuri asal kata dari trust – believe – faith akhirnya saya menemukan jawabannya. Kata trust hanya digunakan untuk kepercayaan yang berasal dari adanya bukti. Sedangkan, orang yang mempercayai sesuatu tanpa membutuhkan bukti, kata believe dan faith lah yang digunakan.



Dalam kontek coaching, dimana coachee akan melakukan proses kemitraan hingga tidak jarang informasi bersifat rahasia bisa saja diucapkan oleh coachee, maka coachee membutuhkan orang yang terbukti dapat dipercaya. Dan trust lah yang akhirnya dapat menggambarkan kebutuhan coachee untuk berbagi cerita pada orang yang terbukti dapat dipercaya, bukan hanya kepada orang yang diyakini dapat dipercaya (believe atau faith).



Track record kita lah yang kemudian menjadi bukti, apakah Anda dapat dipercaya atau tidak coachee Anda.



Kenapa dibutuhkan coach yang dipercayai coachee?



Banyak alasan kenapa kita perlu menjadi coach yang dipercayai coachee. Salah satu alasan yang sangat menggugah bagi saya adalah alasan behaviour change. As we know, coaching adalah salah satu tool pengembangan diri dan satu dari empat indikator pengembangan diri menurut Kirkpatrick adalah behaviour change (tiga lainnya adalah happy reaction, knowledge yang lebih baik, dan usaha yang lebih efektif dan efisien). Dan every body know, untuk mengubah perilaku orang sangat lah sulit. Apalagi kalau perilaku tersebut dipengaruhi oleh alam bawah tak sadar.



Selalu menjadi diskusi menarik bagi para ahli psikologis untuk mencari cara mengubah perilaku seseorang. Diskusi tersebut akhirnya menghasilkan beberapa aliran psikologi untuk memodifikasi perilaku seseorang. Secara garis besar, aliran tersebut fokus pada lapisan-lapisan dinamika psikologis seseorang. Aliran pertama fokus pada lapisan dinamika psikologis paling bawah, yaitu un consciousness mind atau alam bawah tak sadar (termasuk didalamnya value – believe, mind set), aliran psikologis yang fokus pada lapisan ini diantaranya adalah psychoanalysis. Ada juga aliran psikologi yang fokus pada lapisan kedua dari bawah, yaitu motif. Aliran psikologi yang fokus pada lapisan ini dikenal dengan nama psikologi humanistis, dimana salah satu tokohnya adalah Abraham Maslow yang terkenal dengan Piramida Kebutuhan Maslow nya.



Aliran berikutnya fokus pada lapisan ketiga dari bawah, yaitu lapisan dinamika psikologis berupa attitude atau sikap. Dan aliran ini dikenal dunia psikologi sebagai aliran psikologi kognitif. Aliran lainnya berfokus pada lapisan dinamika psikologis paling atas, berupa behavior. Aliran psikologi ini dikenal sebagai aliran behavioristik.



Semua aliran psikologi berbicara tentang bagaimana caranya membantu orang untuk memodifikasi perilakunya. Aliran psychoanalysis contohnya berkeyakinan bahwa perilaku seseorang dapat dirubah jika alam bawah tak sadarnya dirubah. Aliran humanistis berkata lain, bahwa perilaku seseorang dapat dirubah jika motif nya dirubah. Sedangkan aliran kognitif berkeyakinan, tanpa merubah alam bawah tak sadar, ataupun motif, perilaku  seseorang masih bisa dirubah selama seseorang mendapatkan informasi yang akan merubah sikap (penilaiannya). Dan aliran behaviour juga memiliki hasil riset nya sendiri, yaitu tidak perlu seseorang dirubah alam bawah tak sadar nya, motif nya, ataupun attitude nya, untuk mengubah behaviour langsung saja berikan reward dan punishment.



Saya yakin, sebagai orang non psikologi, Anda semakin bingung memahami treatment-treatment dan keyakinan yang dimiliki tiap aliran psikologi. Trust me, bahwa seluruh aliran psikologi tersebut baik psychoanalysis, humanistis, kognitif dan behaviour telah berhasil menunjukan pendekatan mereka mampu memodifikasi perilaku orang.



Kemudian apa hubungannya dengan trust?

Hubungannya, ternyata semua keberhasilan pendekatan modifikasi perilaku dalam psikologi tersebut dipengaruhi oleh faktor kunci, yaitu trust.



Mari kita buktikan. Salah satu teknik modifikasi perilaku psychoanalysis adalah hypnotherapy, dan tahukah Anda bahwa hipnoterapi hanya bekerja jika terapisnya adalah orang yang Anda percayai? Pendekatan kognitif salah satunya bernama Rational Emotive Therapy, dan tahukah Anda keberhasilan tharapy ini dipengaruhi oleh percaya atau tidak nya Anda pada therapyst. Pendekatan modifikasi perilaku dari behavioristik bernama modeling, dan tahukah Anda bahwa object modeling hanyalah orang yang Anda percayai.



Hal ini membuktikan bahwa trust sangat penting untuk menentukan apakah Anda menjadi orang yang berpengaruh dalam membantu orang bertumbuh yang ditandai dengan perubahan perilaku yang dilakukan sebelum dan setelah coaching. So be trusted and being trusting



Berkah Selalu
N Kuswandi


No comments:

Post a Comment