Catatan ini adalah
catatan ke empat tentang alasan kenapa asking
not telling. Dan dicatatan ini, saya juga akan berbagi lagi tentang alasan
kenapa perlu bertanya. Dicatatan sebelumnya, hasil riset dan success story
tentang asking telah menunjukan The Power of Asking. Diantaranya dari hasil
riset Garry Yukl yang menemukan bahwa asking
merupakan salah satu influence tactic
yang disebut sebagai inspirational tactic.
Kemudian success story Benjamin
Disraeli yang berhasil menjabat dua periode sebagai Perdana Menteri Inggris
karena kemampuan ask powerful question.
Serta success story Steve Job saat menginfluence Jhon Sculley (youngest and brightest CEO in PepsiCo)
untuk bergabung ke Apple dengan menggunakan pertanyaan. Dan di catatan kali
ini, saya ingin berbagi tentang hasil penelitian lain tentang The Power of
Asking.
Penelitian ini dilakukan
oleh Dr. William Miller. Dia adalah seorang doctor dibidang psychologist dan seorang pengajar di
University of New Mexico. Dr William
Miller meneliti tentang kuantitas terapi
yang diberikan kepada pecandu Narkoba. Apakah semakin banyak terapi yang
diberikan berdampak lebih baik dibandingkan dengan jumlah terapi yang lebih
sedikit?
Dari hasil penelitian
yang dilakukan Dr. William Miller, dia menyimpulkan tiga hal. Simpulan pertama
adalah tidak ada relevansi antara lamanya terapi terhadap pecandu Narkoba dengan
perubahan perilaku. Simpulan kedua menunjukan bahwa pertanyaan yang tepat mampu mempengaruhi orang untuk berubah.
Simpulan ketiga mengadili para pecandu dengan ceramah (telling) dan hukuman social justru
meningkatkan kecanduan.
Dengan hasil penelitian
yang pertama, Dr. William Miller kemudian mulai meneliti dari sisi yang lain.
Apa jadinya jika sorang terapis tidak menceramahi (telling) dan melakukan social
judgment, namun memahami apa yang sebenarnya pecandu inginkan.
Penelitian yang
dilakukan Dr. William Miller pun membuahkan hasil yang menggembirakan. Lewat
pertanyaan introspektif, Dr. William Miller mampu membantu orang untuk menemukan nilai-nilai
paling penting yang dimiliki oleh para pecandu. Dr. William Miller pun memberi
nama terapinya dengan nama motivational interview.
Menyadari pentingnya
pertanyaan introspektif tak heran jika sering kali orang-orang hebat
menggunakan nya untuk merubah perilaku. Tak terkecuali Mario Teguh, perhatikan
bagaimana Mario Teguh seringkali menutup motivational session nya denga
pertanyaan introspektif.
Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Dr. William Miller, Prof Geraint Rees dari University
College London meneliti dari sisi fisiologis otak manusia. Prof Geraint
menemukan bahwa otak manusia memiliki kemampuan untuk mengolah pertanyaan introspective pada bagian korteks prefrontal anterior. Struktur materi putih yang tersambung ke
daerah ini juga terkait dengan proses introspeksi.
Hasil penelitian Prof Geraint ini menunjukan bahwa sebenarnya manusia diberikan bekal oleh
Tuhan untuk lebih banyak mengempower diri saat fungsi ini dapat digunakan
secara maksimal. Dan peran coach dan facilitator lah yang akan banyak membantu memprovokasi
korteks prefrontal anterior tadi bekerja lebih maksimal.
Berkah
selalu
N
Kuswandi
No comments:
Post a Comment