Banyak ahli
mendefinisikan tentang coaching. Dan
salah satu dari banyak definisi tentang coaching, salah satu definisi tentang
coaching diberikan oleh John Whitmore yang merupakan seorang Business Coach
nomer satu yang diakui oleh Independent Newspaper dan penerima penghargaan President’s
Award dari International Coach Federation. Menurut John Whitmore, coaching adalah membuka potensi
seseorang untuk memaksimalkan pertumbuhan coachee (orang yang diberi coaching).
Definisi dari John Whitmore
ini kemudian diadaptasi menjadi definisi coaching yang dikeluarkan oleh International Coach Federation (ICF) yang
merupakan salah satu organisasi professional coaching yang memiliki
kredibilitas tinggi dan jaringan di seluruh dunia. Didirikan oleh seorang professional coach bernama Thomas
J. Leonard
pada tahun 1995 dengan semangat membangun komunitas professional coaching di Amerika Utara. Saat ini, ICF memiliki 126
chapter diseluruh dunia dengan 25.000 member dan terus bertambah setidaknya 500
orang per tahun, menjadikan ICF sebagai organisasi professional coaching
terbesar dan terkredible di seluruh dunia. Adapsi definini coaching dari John Whitmore yang dikeluarkan ICF
sendiri menjadi coaching adalah proses
kemitraan dengan coachee untuk memprovokasi proses berfikir coachee secara kreatif
dan menginspirasi untuk memaksimalkan potensi dan performance coachee.
Dari definisi
tersebut, ada tiga kata kunci yang yang bisa digarisbawahi. Pertama adalah kemitraan,
kedua adalah memprovokasi cara berfikir dan ketiga adalah memaksimalkan potensi
dan performance. Kata kunci pertama “kemitraan” yang menjadikan coaching
menjadi pembeda dengan tool-tool pengembangan yang lain. Seperti sudah kita
ketahui, beberapa tool pengembangan yang familiar didengar diantaranya adalah
training, conseling, mentoring dan consulting. Keempat tool pengembangan diri
ini dikembangkan dengan bintang utamanya adalah pihak pertama (trainernya,
konselornya, mentornya ataupun konsultannya), berbeda dengan coaching, karena
proses kemitraan maka bintang utamanya adalah pihak kedua (coachee nya).
Perhatikan saja, jika
Anda mengikuti pelatihan, siapa yang menjadi bintangnya? Atau saat Anda
mengikuti konseling, mana yang berperan paling dominan? Ataupun saat Anda
mendapatkan service consulting dan mentoring, siapa yang lebih pintar?
Sebaliknya, saat Anda mendapatkan coaching, maka fokus nya bukan di coach nya
namun di coachee nya, coachee nya lah yang pintar menemukan jalannya sendiri,
coachee nya sendiri yang menemukan solusi dan memutuskan solusi mana yang akan
diambil dan diimplementasikan.
Perbedaan lainnya terletak
pada kata kunci definisi coaching yang kedua, memprovokasi pikiran. Training, mentoring, conseling dan
consulting adalah tool pengembangan diri yang sifatnya searah. Saat Anda
mendapatkan training, Anda diminta
untuk mengimplementasikan apa yang sudah dibawa oleh trainer. Begitu juga saat Anda melakukan mentoring, consulting
ataupun consulting, prosesnya searah dan cenderung direct atau telling dari pihak pertama kepada client nya. Sebaliknya, saat Anda
melakukan proses coaching, coach akan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang
kreaktif untuk menggali (seeking) dan memaksimalkan potensi
yang Anda miliki.
Berkah Selalu
N Kuswandi
It's really a great and helpful piece of info.
ReplyDeleteI am happy that you just shared this useful info with
us. Please stay us informed like this. Thank you for sharing.