“Jika seseorang rela mengosongkan dompetnya demi kepalanya, maka tidak ada orang yang mampu merenggut itu darinya. Investasi pengetahuan (leher ke atas) selalu mendapatkan hasil yang lebih baik dan berlipat-lipat!” Benjamin Franklin
Investasi terbaik adalah investasi leher ke atas atau pengembangan diri. Investasi yang tidak hanya akan dipetik buahnya oleh perusahaan namun juga oleh karyawan sendiri. Menyadari hal tersebut, Holcim Academy yang bertransformasi menjadi People & Organization Performance (POP) selalu memperbaiki diri untuk memberikan service terbaik bagi seluruh karyawan.
Berguru para Starbuck, Kita ingat bahwa sebelum tahun 2012 kesuksesan pengembangan diri diukur dari keberhasilan mencapai 40 jam training per tahun, kemudian di tahun 2013 naik menjadi 50 jam training per tahun. Hasil observasi POP, menunjukkan banyak karyawan yang telah mendapatkan manfaat dari model pengembangan tersebut. Banyak karyawan yang promosi menduduki posisi lebih tinggi, bekerja sesuai dengan passion yang dimiliki, ataupun mengaplikasikan pengembangan diri yang didapat dengan membuka usaha bisnis di luar Holcim. Walaupun, tidak bisa dipungkiri juga bahwa masih ada karyawan yang belum mendapatkan manfaat langsung dari model pengembangan tersebut.
Memasuki tahun 2014 dan 2015, perubahan terjadi dimana-mana. Kompetitor semakin banyak, pertumbuhan ekonomi melambat, sehingga berdampak langsung pada bisnis Holcim. Perubahan tersebut tentunya membuat POP juga perlu ikut berbenah, model pengembangan diri yang awalnya berbasis jam training per tahun di-review lagi efektivitasnya.
In class training atau education dengan target 50 jam per tahun yang menjadi fokus tahun-tahun sebelumnya ternyata hanya berdampak 10% saja terhadap pengembangan diri karyawan. Dan program-program exposure seperti coaching, employee transfer, dan feedback berdampak 20% terhadap pengembangan diri karyawan. Dampak sisanya, 70% dihasilkan dari program experience seperti project assignment, project improvement, ataupun on the job training. Kajian ini tentunya menjawab sebuah pertanyaan, “kenapa investasi pengembangan diri yang begitu besar tidak berbanding lurus dengan lamanya karyawan mengikuti pelatihan?” Karena memang fokus education sebagai metode pengembangan diri hanya berdampak 10% saja terhadap karyawan.
Dengan semangat membantu karyawan bertumbuh, POP mengubah model pengembangan diri karyawan, yang awalnya berfokus pada in class training, menjadi pendekatan dengan fokus experience. Model pengembangan diri ini diberi nama 3Es, Experience-Exposure-Education. Menggunakan model pengembangan diri ini, karyawan lebih diajak meng-explore dirinya untuk mendapatkan best practice dari expert (coach) dan bahkan bisa merasakan langsung pengalaman (experience) nyata dengan melakukan on the job training, job assignment ataupun dengan project improvement. Efektifitas model pengembangan diri menggunakan 3Es dalam juga digambarkan dengan filosofi Confucius "Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya kerjakan, saya pahami".
Selain memiliki keunggulan efektivitas, K. David Hirschey, seorang ahli HR dari Minnesota juga mengklaim bahwa konsep 3Es juga memiliki kelebihan dalam hal efficiency cost dan waktu. Dari segi cost, fokus pada in class training membutuhkan biaya yang lebih mahal dari pada hasil pengembangan diri menggunakan program-program experience. Sedangkan perbandingan reduce time, jika keahlian atau best practice tertentu dipelajari dalam kelas membutuhkan beribu-ribu jam in class training, maka best practice tersebut bisa didapat dalam waktu yang lebih singkat dengan melakukan exposure dan experience.
Program pengembangan ini sendiri akan di-launch pada tanggal 30 Juni 2015. Seluruh karyawan akan terlibat pada launching tersebut, ditandai dengan menggunakan pendekatan 3Es dalam menyusun Individual Development Plan. Tersedia tiga opsi yang bisa dipilih karyawan, experience only, exposure & experience, atau paket lengkap education-exposure dan experience. Agar motivasi karyawan untuk mengembangkan diri menuju jalan kesuksesannya sendiri tercapai, POP juga akan memberikan external motivation berupa annual best achievement pada karyawan yang berkomitmen mengembangkan diri.
Berkah Selalu
N Kuswandi
No comments:
Post a Comment