Dengan menggunakan konsep pay for position artinya seorang
karyawan dibayar berdasarkan posisi atau jabatan. Dengan ada nya pay for position berarti akan ada
perbedaan remuneration di tiap level
jabatan. Penentuan pay for positition
untuk level jabatan dari bawah ke atas, mulai dari front
liner yang bekerja di garis depan, team
leader para front liner,
supervisor, ataupun manager tentunya terlihat perbedaan nya dengan jelas. Challenge menerapkan pay for position adalah menentukan compentation dan benefit yang diterima untuk level yang sama, contohnya sama-sama
supervisor, satunya supervisor produksi dan satu nya supervisor marketing, mana
yang perlu dibayar lebih bahal oleh perusahaan? Atau sama-sama seorang manager,
satu nya manager HRD dan satu nya manager keuangan, mana yang harus dibayar
lebih tinggi?
Job
grading
adalah jawaban atas pertanyaan tadi. Perusahaan perlu memberikan penilaian
bobot pekerjaan pada semua posisi. Semekin tinggi nilai bobot posisi maka
semakin besar juga compensation dan benefit yang diterima. Ada tiga
parameter yang digunakan untuk melihat bobot posisi, pertama Know How atau competency
yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan. Semakin komplek competency yang dibutuhkan semakin
tinggi nilai know how yang diberikan.
Perusahaan bisa menggunakan skala 1-5 untuk menentukan kompleksitas competency yang dibutuhkan. Nilai satu
menggambarkan pekerjaan yang bisa dilakukan oleh semua orang dan tidak
dibutuhkan kompleksitas competency,
contoh nya seperti office boy.
Semakin ke atas nilai nya menggambarkan pekerjaan tersebut hanya bisa dilakukan
sedikit orang saja sehingga membutuhkan kompleksitas competency yang tinggi.
Parameter kedua untuk menetapkan job
grading adalah Problem Solving. Semakin
tinggi tantangan pemikiran yang dibutuhkan untuk mengevaluasi, menciptakan,
menjelaskan dan mengambil soluasi suatu masalah akan semakin tinggi bobot nilai
pekerjaan tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tantangan untuk mengevaluasi,
menciptakan, menjelaskan dan mengambil soluasi suatu masalah maka akan semakin
rendah juga bobot nilai pekerjaan tersebut. Contohnya adalah membandingkan
antara supervisor keuangan dengan supervisor maintenance. Tentunya seorang
supervisor maintenance yang memiliki kompleksitas tantangan lebih besar dalam
pekerjaannya memiliki bobot nilai pekerjaan yang lebih tinggi dari supervisor
keuangan.
Accountability menjadi
parameter ketiga dalam menetapkan job grading pekerjaan. Accountability adalah hasil dan konsekuensi dari suatu tindakan
atau keputusan yang telah dibuat. Mudah nya perusahaan perlu mengukur seberapa
besar kebebasan posisi tersebut untuk bertindak, apa dampak jabatan terhadap
hasil kerja, dan dampak pekerjaan terhadap hasil kerja. Semakin besar accountability nya akan semakin besar
juga nilai bobot pekerjaan. Contohnya adalah membandingkan bobot pekerjaan team
leader general affair dengan team leader accounting. Perusahaan bisa melihat
membandingkan asset yang dikelola
oleh kedua team leader tadi, semakin besar asset yang dikelola semakin besar
pula bobot nya. Perusahaan juga perlu melihat jika kedua team leader tadi
melakukan kesalahan, mana yang berdampak lebih besar bagi perusahaan. Semakin besar
dampaknya semakin besar pula nilai bobot pekerjaan.
Setelah mendapatkan hasil job grading perusahaan juga perlu
melihat remunerasi yang diberikan oleh perusahaan sejenis. Fungsinya adalah
antisipasi jangan sampai talent yang
melakukan pekerjaan yang sama menerima remunerasi yang tidak kompetitip
dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Fungsi kedua adalah untuk menarik talent dari perusahaan lain. Semakin
kompetitif remunerasi yang dibuat akan memungkinkan meretain talent perusahaan dan menarik talent dari perusahaan lain.
Perusahaan konsultasi seperti Kelly
Service, Hay, ataupun Mercer memiliki data salary
survey yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk membandingkan compentation yang diberikan. Data salary survey tersebut berisi, patokan
gaji paling rendah dan paling tinggi yang diberikan perusahaan untuk posisi
tertentu. Dengan melihat data tersebut perusahan bisa menentukan posisi yang
diambil untuk menentukan persentil compentation
yang akan diberikan kepada karyawan. Apakah berada di titik paling rendah dari
hasil salary survey atau titik
persentil 0%? Atau menempatkan diri di posisi tengah-tengah dari data salary
survey atau persentil 50%? Atau malah memposisikan diri sebagai perusahaan
dengan pemberian compentation paling
tinggi dengan menempatkan diri di posisi teratas atau persentil 100%
Berkah Selalu
N Kuswandi
No comments:
Post a Comment