Melanjutkan catatan sebelumnya berjudul "Management by Wandering Around (MBWA)" atau yang dikenalkan oleh Jokowi dengan nama blusukan, dicatatan kedua tentang MBWA ini akan dibahas tentang manfaat melakukan MBWA. Tentunya rekan-rekan masih ingat, bagaimana Jokowi blusukan di Tanah Abang dan Pluit? Salah satu hasil nya berupa minimal nya konflik terbuka dengan warga. Itulah salah satu manfaat dari MBWA. Dengan melakukan MBWA maka akan menumbuhkan "trust".
"Trust" dibangun dari open communication, konsisten terhadap hasil komunikasi. Dan open communication ini lah skill pertama yang harus dilakukan jika ingin menggunakan MBWA. Jokowi mencontohkan skill open communication ini dengan mengajak warga berdialok terbuka, menerima masukan dan memberi masukan. Jokowi juga cenderung konsisten dengan hasil open communication sehingga "trust" warga terhadap Jokowi tumbuh. Bahkan jika ada ketidakpuasan bukan Jokowi yang menjadi sasaran. Contoh nya saja kasus waduk Pluit. Saat warga tidak puas, mereka melampiaskan pada Satpol PP. Begitu juga dengan kasus Tanah Abang. Warga yang tidak puas melampiaskan pada Ahok. Trust dari warga lah yang memungkinkan perubahan yang dilakukan Jokowi diterima warga.
Manfaat kedua dari melakukan MBWA adalah manfaat decision making. Dari skill pertama melakukan MBWA yaitu skill open communication, selain bisa menumbuhkan trust juga bisa menghasilkan decision making yang effective. Dengan open communication jika ada permasalahan dibahas bersama. Solusi tidak hanya muncul dari leader namun juga berasal dari sub ordinat. Jokowi juga melakukan hal yang sama, saat permasalahan waduk Pluit, Jokowi memiliki isu untuk segera memindahkan warga, sedangkan warga memiliki isu rusun yang akan mereka tempati belum selesai 100%. Dari MBWA lah Jokowi dapat mengkomunikasikan isu nya dan menangkap isu factual dari warga. Hasilnya decision yang diambil pun bisa effective.
Sebuah keputusan dikatakan effective jika orang yang akan menerima dampak pengambilan keputusan dilibatkan. Dengan melibatkan orang yang akan dikenai keputusan diharapkan mampu memunculkan ide cemerlang yang dirasa oleh para pihak sebagai keputusan "win-win". Harapannya jika keputusan yang win-win tadi muncul dari para pihak maka komitment untuk menjalankan keputusan tadi lebih besar jika dibandingkan hanya diputuskan sepihak saja.
Selain menumbuhkan trust dan menghasilkan decision yang effective, MBWA juga bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas. Selain kuantitas target produksi nya terpenuhi, seorang leader juga mampu menjaga kualitas hasil produksi nya. Tentunya berbeda antara team yang diawasi dengan team yang tidak diawasi. Seperti gelombang, pada dasarnya manusia juga naik-turun performance nya. Ada kalanya performance nya naik secara konsisten dan ajeg, dan ada kalanya performance nya turun dratis. Keberadaan leader yang melakukan MBWA dengan menggunakan skill kedua MBWA berupa giving feedback dapat menjaga atau memaintance gelombang performance yang sedang di atas dan mengenhance performance yang sedang dibawah.
Mungkin rekan-rekan masih ingat gebrakan yang dilakukan Jokowi pertama kali setelah dilantik menjadi gubernur. Dia langsung melakukan MBWA ke kantor-kantor kelurahan. Melihat produktivitas pegawai kelurahan yang rendah (kantor belum dibuka pada jam seharusnya) maka Jokowi memberikan feedback pada para camat. Hasilnya produktivitas mereka menjadi semakin baik. Pada suatu saat seperti teori performance adalah gelombang, maka performance yang sedang bagus ini perlu dimaintaince dengan memberikan positif feedback (penghargaan).
Berkah selalu
N. Kuswandi
"Trust" dibangun dari open communication, konsisten terhadap hasil komunikasi. Dan open communication ini lah skill pertama yang harus dilakukan jika ingin menggunakan MBWA. Jokowi mencontohkan skill open communication ini dengan mengajak warga berdialok terbuka, menerima masukan dan memberi masukan. Jokowi juga cenderung konsisten dengan hasil open communication sehingga "trust" warga terhadap Jokowi tumbuh. Bahkan jika ada ketidakpuasan bukan Jokowi yang menjadi sasaran. Contoh nya saja kasus waduk Pluit. Saat warga tidak puas, mereka melampiaskan pada Satpol PP. Begitu juga dengan kasus Tanah Abang. Warga yang tidak puas melampiaskan pada Ahok. Trust dari warga lah yang memungkinkan perubahan yang dilakukan Jokowi diterima warga.
Manfaat kedua dari melakukan MBWA adalah manfaat decision making. Dari skill pertama melakukan MBWA yaitu skill open communication, selain bisa menumbuhkan trust juga bisa menghasilkan decision making yang effective. Dengan open communication jika ada permasalahan dibahas bersama. Solusi tidak hanya muncul dari leader namun juga berasal dari sub ordinat. Jokowi juga melakukan hal yang sama, saat permasalahan waduk Pluit, Jokowi memiliki isu untuk segera memindahkan warga, sedangkan warga memiliki isu rusun yang akan mereka tempati belum selesai 100%. Dari MBWA lah Jokowi dapat mengkomunikasikan isu nya dan menangkap isu factual dari warga. Hasilnya decision yang diambil pun bisa effective.
Sebuah keputusan dikatakan effective jika orang yang akan menerima dampak pengambilan keputusan dilibatkan. Dengan melibatkan orang yang akan dikenai keputusan diharapkan mampu memunculkan ide cemerlang yang dirasa oleh para pihak sebagai keputusan "win-win". Harapannya jika keputusan yang win-win tadi muncul dari para pihak maka komitment untuk menjalankan keputusan tadi lebih besar jika dibandingkan hanya diputuskan sepihak saja.
Selain menumbuhkan trust dan menghasilkan decision yang effective, MBWA juga bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas. Selain kuantitas target produksi nya terpenuhi, seorang leader juga mampu menjaga kualitas hasil produksi nya. Tentunya berbeda antara team yang diawasi dengan team yang tidak diawasi. Seperti gelombang, pada dasarnya manusia juga naik-turun performance nya. Ada kalanya performance nya naik secara konsisten dan ajeg, dan ada kalanya performance nya turun dratis. Keberadaan leader yang melakukan MBWA dengan menggunakan skill kedua MBWA berupa giving feedback dapat menjaga atau memaintance gelombang performance yang sedang di atas dan mengenhance performance yang sedang dibawah.
Mungkin rekan-rekan masih ingat gebrakan yang dilakukan Jokowi pertama kali setelah dilantik menjadi gubernur. Dia langsung melakukan MBWA ke kantor-kantor kelurahan. Melihat produktivitas pegawai kelurahan yang rendah (kantor belum dibuka pada jam seharusnya) maka Jokowi memberikan feedback pada para camat. Hasilnya produktivitas mereka menjadi semakin baik. Pada suatu saat seperti teori performance adalah gelombang, maka performance yang sedang bagus ini perlu dimaintaince dengan memberikan positif feedback (penghargaan).
Berkah selalu
N. Kuswandi
No comments:
Post a Comment