Tadi malam secara kebetulan, saya
membuka laptop dan menemukan file audiobook lama tentang cerita Nabi Musa.
Sebuah cerita yang saya yakin sudah hafal diluar kepala temen-temen. Dalam
perenungan di dinginnya udara Cisarua, tiba-tiba ada bisikan gaib tentang
cerita Musa ini.
Nabi yang begitu perkasa, dalam
kehidupannya dijanjikan Tuhan akan “The Promise Land”. Percaya dengan janji
itu, Musa mengajak semua kaumnya bermigrasi menuju The Promise Land. Dalam
usahanya mengejar mimpi, Musa dan kaumnya dikejar oleh semua Bala Kurawa Fir’aun,
hingga mereka terpojok di tepian laut Merah. Musa pun berdoa pada Tuhan “Ya
Tuhan apa yang harus aku perbuat?” Tuhan menjawab “Pukulkan tongkatmu ke laut
hai Musa”. Musa pun mengikuti perintah Tuhannya, dan akhirnya laut terbelah.
Selamatlah Musa dan kaumnya dari kejaran Fir’aun.
Cerita ini ibarat perjalanan
hidup kita, suatu saat kita dijanjikan oleh Tuhan, hingga kita berani bermimpi
menuju The Promise Land. Tuhan memang
sudah menghamparkan segala sesuatu di dunia ini untuk dikhalifahi. Dan janji
itu disabdakan dengan “uzd ‘uni astajib lakum - berdoalah kepada Ku, akan kuberi”
Hingga saking yakinnya kita, The Promise Land itu maujud dalam To Be
dan To Have, Keinginan menjadi sesuatu ataupun keinginan memiliki sesuatu. To
Be nya bisa jadi apa saja, bermimpi untuk menjadi CEO, keinginan menjadi entrepreneur, ataupun keinginan untuk
menjadi apapun. Dan To Have nya bisa jadi maujud dalam keinginan memiliki mobil
Camry, keinginan memiliki apapun.
Layaknya Musa yang berjuang
mencapai mimpi The Promise Land, kadang kala kita dikejar oleh Fir’aun, dan
terjebak oleh laut. Fir’aun adalah gambaran tantangan yang akan mengejar usaha
kita mencapai mimpi. Dan Laut adalah gambaran hambatan yang akan kita temui
saat menuju The Promise Land.
Menariknya, ternyata Tuhan
memberikan solusi yang paling mudah kepada Musa. Tuhan tidak meminta Musa untuk
mengukir tongkatnya menjadi kapal dan meminjam senter pembesar Doraemon, hingga
semua kaumnya bisa naik dalam kapal. No, solusi Tuhan hanya sederhana, “pukulkan
tongkat yang sudah ada ditangan mu hai Musa”.
Solusi ini menandakan, sebenarnya
solusi atas tantangan dan hambatan yang menghalangi kita menuju The Promise Land
sudah ada ditangan kita sendiri, sudah ada didekat kita sendiri. Jika Anda
jualan property contohnya, dari cerita teman-teman ternyata yang membeli adalah
orang disekitar tempat property tadi dijual. Saat Anda membutuhkan dana untuk
mengejar mimpi Anda, jangan remehkan ATM didekat Anda. “Kalau Cuma ngambil di
ATM mah semua bisa bro”. Maksudnya ATM itu Anggota Keluarga, Teman dan Mertua. Begiju
juga saat mimpi untuk menjadi pengusaha tertantang gak ada yang beli. Solusi
Tuhan itu dekat, manfaatkan kedekatan pertemanan. Berdayakan teman-teman,
tetangga-tetangga sekitar untuk meramaikan.
Kadang kita merasa susah mencari
solusi atas kejaran Fir’aun dan jebakan Laut padahal solusi itu begitu dekat.
Sayangnya seperti sebuah pepatah, “Gajah dilupuk mata tidak tampak, kuman di seberang
lautan nampak”. Padahal kuman yang diseberang lautan tadi hanyalah solusi kecil
atas tantangan dan hambatan kita untuk menuju The Promise Land. Kenapa memilih
kuman seandainya ada solusi besar yang dijanjikan Tuhan? Kenapa mencari yang
jauh seandainya yang dekat sudah disediakan?
Berkah selalu
N Kuswandi
Pak Andi super sekali
ReplyDeleteTerimakasih pak Avi
Delete