Kalau
di tulisan sebelumnya, saya sudah share bagaimana teori memanfaatkan alam bawah
tak sadar, maka kita sekarang akan diskusi prakteknya. Salah satu penelitian
yang membuat saya tertarik tentang penggunaan alam bawah tak sadar dilakukan
oleh Jason Silva, seorang ilmuan sekaligus pemandu acara Brain Game.
Penelitiannya sederhana,”bagaimana bernegosiasi dengan orang untuk mau
mengungkapkan berapa pendapatannya dalam satu tahun?” Seperti common sense yang kita tahu, orang-orang
barat sangat tabu berbicara tentang keluarga, pekerjaan dan pendapatan pada
orang yang tidak akrab dengan mereka. Sehingga penelitian ini cukup challenging, dan sebuah pencapaian jika Jason
Silva mampu membuat object penelitiannya mau menceritakan berapa banyak
pendapatannya dalam satu tahun.
Dibuatlah
kemudian dua kelompok. Di kelompok pertama, dengan mendekati orang per orang, Jason
bertanya kepada satu per satu orang, “kalau boleh tahu, berapa pendapatanmu
dalam satu tahun?” Seperti yang sudah diduga, Jason mendapatkan penolakan,
negosiasi yang dilakukannya gagal.
Bagaimana
dengan kelompok kedua, di kelompok ke dua, Jason tidak memodifikasi pertanyaan
maupun intonasi suaranya. Jason hanya memodifikasi gerakan kepalanya. Jika di
kelompok pertama, kepala Jason diam saja, di kelompok kedua, saat berbicara
Jason juga menggerakan kepalanya dengan mengangguk-angguk, seperti tanda
setuju. Keajaiban terjadi saat Jason melakukan hal tersebut, semua peserta di
kelompok kedua mau memberi tahukan jumlah pengghasilan dalam satu tahun.
Bagaimana
mungkin keajaiban bisa terjadi? Jawabnya karena Jason Silva memanfaatkan alam
bawah tak sadar orang yang diajak bernegosiasi. Albert Mahrebian seorang pakar
komunikasi memang pernah meneliti bahwa isi pesan hanya berdampak 7% saja dalam
kesuksesan berkomunikasi, 38% sisanya berasal dari intonasi dan 55% kesuksesan
komunikasi dipengaruhi oleh gesture.
Jason Silva memanfaatkan pengetahuan ini, semua orang setuju bahwa anggukan
adalah bentuk persetujuan. Dan memori itu tersimpan dalam alam bawah tak sadar,
tidak perlu mengingat bahwa orang mengangguk tanda setuju. Secara otomatis otak
manusia membaca anggukan adalah tanda persetujuan.
Saat Jason Silva menggangguk, maka akan
memancing memori alam bawah tak sadar,
bahwa anggukan adalah persetujuan. Jika dianalisa lebih jauh lagi, Jason Silva
sebenarnya juga menggunakan hukum Reciprocation
(timbal-balik). Dengan memberi anggukan maka Jason Silva mengharapkan hukum reciprocation terjadi dengan balasan
anggukan dari orang yang diajaknya bernegosiasi.
Beberapa
orang secara sadar ataupun tak sadar sebenarnya juga menggunakan pendekatan
yang hampir sama dengan yang dilakukan Jason Silva. Pernah kah Anda menemukan
orang yang saat Anda ajak bernegosiasi dia membenarkan, walaupun dengan kata
dan intonasi kecil “heem” atau “iya”. Saat Anda berbicara mitra negosiasi Anda
mengambil jeda kalimat Anda dengan “heem”, “iya”, dan kata-kata lain yang
sejenis. Beware, secara tak langsung
sebenarnya mitra negosiasi Anda sedang mempengaruhi Anda. Masih ingat catatan
saya sebelumnya “Memenangkan Negosiasi”, untuk berkata benar. Dia sedang memanggil
alam bawah tak sadar Anda untuk ikut berkata “benar” pada sudut pandangnya.
Berkah
selalu
N
Kuswandi
No comments:
Post a Comment