Masih membahas hasil Employee
Engagement and Retention yang dirilis Kelly Service di bulan September
2013. Kelly melakukan penelitian dengan sample populasi sebanyak 120.000 orang
di 31 negara cross America, Eropa dan Asia Pasific. Hasil survey Kelly Service
merilis employee happiness
berhubungan dengan employee engagement dan retention. Agar tingkat
happiness employee bisa terjaga, Kelly Service dengan
menggunakan teknik multiple respond
survey menemukan, kebahagiaan bisa dibawa oleh leader melalui tiga hal,
yaitu memberi mereka kesempatan untuk mengembangkan diri (57%), memberikan
kejelasan tugas tanggungjawab dan goal
pekerjaan (46%), dan melakukan komunikasi terbuka (37%).
Di artikel sebelumnya, kita sudah membahas dua hal yang
diharapkan employee kepada leader mereka, yaitu kesempatan
mengembangkan diri dan melakukan komunikasi terbuka. Menyambung dua artikel
sebelumnya, harapan employee ketiga
kepada seorang leader yang bisa
membawa kebahagiaan adalah adanya kejelasan tugas tanggungjawab dan goal pekerjaan. Sebenarnya harapan kejelasan
tugas tanggungjawab employee bisa
dipenuhi oleh organisasi dengan membuat job
description yang baik. Informasi
yang harus terkandung job description
yang mampu menggambarkan tugas tanggungjawab employee, setidaknya terdiri dari deskripsi pekerjaan secara umum,
lingkup pekerjaan (tugas) dan kriteria keberhasilan, hubungan kerja di dalam
dan diluar perusahaan, proporsi lokasi kerja diruangan dan luar ruangan,
perlengkapan kerja, kualifikasi jabatan berupa
soft skiil competency dan technical competency.
Robert S. Kaplan dan
David P. Norton pertama kali memperkenalkan Balance Scorecard di tahun 1992 dalam Harvard
Business Review yang berjudul “The Balanced Scorecard –
Measures That Drive Performance”. Sesuai dengan namanya, Balance Scorecard berarti keseimbangan
antara faktor financial dan non financial yang mempengaruhi performance organisasi. Kaplan dan
Norton menyebutkan faktor non financial yang mempengaruhi kinerja perusahaan
ada tiga, yaitu costumer, internal process, dan learning and growth.
Performance atau
goal yang bisa diukur pada dimensi financial ada dua, yaitu increase revenue dan efficiency cost. Setiap pekerjaan pasti
berhubungan dengan dimensi financial, bagi jabatan tertentu akan berhubungan
dengan mencari revenue dan
mengeluarkan cost. Contohnya, employee yang memegang jabatan sebagai marketing,
lingkup kerjanya tentunya mengeluarkan cost
untuk mendapatkan revenue. Key performance indicator untuk jabatan
seperti ini tentunya harus memasukkan dua indicator (increase revenue dan efficiency
cost) dimensi financial tersebut.
Contoh performance indicator untuk
jabatan marketing adalah increase benefit 5% Revenue, dan decrease
cost iklan sebesar 1%. Ternyata tidak semua jabatan berpotensi untuk
menghasilkan revenue. Ada juga jabatan yang hanya mengeluarkan cost. Contohnya, employee yang bekerja di department HR. Key performance indicator untuk jabatan seperti ini tentunya hanya
memasukkan indicator efficiency cost.
Contoh performance indicatornya
adalah HR Cost sesuai budget yang telah direncanakan.
Dimensi non financial pertama yang dijadikan indicator performance adalah costumer.
Dimensi ini memiliki beberapa indiciator
performance, berupa elemen perolehan pelanggan, profitabilitas pelanggan,
kepuasan pelanggan. Jika key performance indicator seorang marketing adah increase 5% benefit maka apa secara costumer apa yang bisa dilakukan agar performance tersebut tercapai? Menjawab
pertanyaan tersebut leader bisa memasukkan indicator performance berupa
meningkatkan perolehan pelanggan, atau membidik pelanggan kelas tertentu, atau
meningkatkan kepuasan pelanggan. Sedangkan, indicator
performance seorang HR yang memiliki performance
indicator HR Cost sesuai budget
yang telah direncanakan, tentu saja tidak bisa menjadikan elemen perolehan
pelanggan, profitabilitas pelanggan sebagai indicator
performance nya. Karena pelanggan orang-orang HR sudah jelas (karyawan)
jadi elemen yang bisa dipilih adalah kepuasan pelanggan. Ingat bahwa performance indicator base on Balance
Scorecard harus saling terkait. Jika performance
indicator HR di dimensi financial tadi adalah HR Cost sesuai dengan budget planning, pertanyaannya apa performance indicator costumer (kepuasan
pelanggan) yg terkait dg performance
indicator financial perspective? Contoh performance
indicator nya bisa saja, Penggajian tepat waktu tanggal 1 tiap bulan dan
tidak ada kesalahan penggajian. Costumer puas dan HR Cost pasti base on budget.
Dimensi non financial kedua dari balance scorecard adalah berupa
internal proses. Elemen dimensi ini adalah mutu dan keandalan produk, kecepatan
memenuhi kebutuhan pelanggan, kecepatan merespon complain pelanggan. Contohnya
KPI HR tadi di elemen ke dua KPI nya "Tidak ada kesalahan dalam
penggajian". Contohnya kita ambil pilihan mutu dan keandalan produk. Bagaimana
caranya agar mutu penggajian bagus
sehingga tidak ada kesalahan penggajian? Menjawab pertanyaan tersebut bisa saja
dilakukan dengan mematuhi Standar Operational Procedure (SOP) penggajian.
Sehingga performance indicator HR pada dimensi ini bisa berupa: pencapaian pelaksanaan
SOP penggajian 100%. Artinya jika SOP penggajian bisa berjalan 100%, maka tidak
akan ada error dalam penggajian, jika
tidak ada error dipenggajian maka HR Cost base on benefit.
Dan dimensi ketiga dari non financial perspective adalah learning
and growth. Dimensi ini memiliki dua beberapa elemen pilihan, yaitu people development people
dan organization development. Anggap
saja, elemen yang mau diambil adalah elemen people
development. Ingat performance
indicator yang dibuat harus selalu berhubungan dengan performance indicator dimensi-dimensi sebelumnya. Jika performance indicator dimensi internal process HR tadi adalah "100%
melaksanakan SOP penggajian". Maka pertanyaannya, development people
seperti apa yang perlu dilakukan agar SOP penggajian dilaksanakan 100%? Bisa
jadi dilakukan dengan selalu melakukan sosialisasi dan sharing knowledge SOP. Sehingga
performance indicatornya bisa jadi sosialisasi dan sharing knowledge
pelaksanaan SOP Penggajian tiap satu bulan sekali. Sehingga, jika sosialisasi
dan sharing knowledge SOP penggajian dilaksanakan 100%, maka pencapaian
pelaksanaan SOP akan 100%, jika pelaksanaan SOP 100% maka tidak ada kesalahan
pembayaran gaji, jika tidak ada kesalahan bayar gaji maka HR Cost akan base on budget.
No comments:
Post a Comment