Sunday, January 25, 2015

Bertumbuh Dengan Cerita

 
Pernahkah Anda saat memulai presentasi, ataupun delivery training, atau saat sedang menyapa pertama kali orang rasanya begitu garing, hingga terasa disekitar Anda ada background Jangkrik “krik krik krik”? Tentunya rasanya sangat tidak menyenangkan.
 
Ada satu teknik hebat untuk mengubah suara background Jangkrik tadi menjadi suara konser musik yang mengasikan. Teknik itu bernama “Bang”. Sesuai dengan bunyinya “bang”, teknik ini ibarat menembak langsung ke hati dan pikiran audience atau participant training. Sehingga audience atau participant training merasa tergugah hati dan pikirannya untuk mengikuti perkataan Anda berikutnya.
 
Ada beberapa teknik dalam melakukan “bang”, dan salah satu teknik favorit saya adalah teknik “Success Story”. Membuka komunikasi dalam presentasi ataupun delivery training dengan bercerita kisah sukses seseorang. Ada beberapa success story yang pernah saya gunakan untuk membuka training. Beberapa diantaranya adalah kisah Alcoa dan Paul O’Neill, kisah Paul Revere, dll
 
Perhatikan saja iklan-iklan radio, bandingkan respond dan perhatian yang Anda berikan saat mendengar iklan radio dengan menampilkan testimonial orang yang berhasil dibandingkan dengan iklan dengan format lain. Saya bisa menjamin, Anda lebih memberi perhatian dan respond pada iklan yang bercerita.
 
Tidak hanya di radio, bahkan sering kali secara sadar ataupun tidak sadar para sales dan marketing menggunakan cerita untuk menjual produknya. “Kemarin si Abah beli product kita lo pak, dia happy banget dengan pelayanan dan product kita. Bapak pingen happy juga kan?”
 
Karena memang 75% total populasi di dunia adalah seorang extrovert yang suka bercerita. Tak heran budaya orang Indonesia juga “nongkrong” untuk saling bercerita.
 
Success story atau cerita inspiratif juga bagus untuk menginspirasi perubahan perilaku seseorang. Banyak orang berubah dari sebuah cerita, bahkan sebuah cerita mampu membuat budaya baru.


Jika di awal catatan ini ada kata-kata "garing dengan background Jangkrik", mungkin Anda akan kaget kalau popularitas kata-kata itu di dapat dari salah satu episode cerita animasi anak Sponge Bob. Ini tentu saja sudah menjadi bukti bahwa cerita mampu menjadi jalan yang baik untuk mengubah perilaku seseorang. 


 
 
Cerita yang dikarang oleh J.R.R Tolkien, yang saya yakin Anda adalah salah satu penikmatnya baik dari buku ataupun dari film nya, juga bisa menjadi bukti lain bahwa cerita bahkan bisa mengubah budaya. Tolkien dengan cerita trilogy fenomelanya berjudul “The Lord of The Ring” bercerita tentang petualangan seorang hobit bernama Frodo untuk memusnahkan cincin yang bisa memperbudak seluruh manusia, elf (peri), kurcaci, dan seluruh makluk hidup lainnya.


Dampak dari cerita The Lord of The Ring mampu mengubah banyak orang. The Lord of the Rings juga telah menginspirasi karya seni, musik, film, televisi, video game, dan sastra berikutnya. Bahkan cerita yang dibuat Tolkien ini membuat budaya pop baru bernama Hippies.
 
Dahsyat nya sebuah cerita yang membuat orang untuk bertindak juga bisa dirasakan dari cerita-cerita konspirasi semisal cerita UFO, atlantis, satria Templar, dan masih banyak cerita-cerita lain yang menginspirasi. Cerita-cerita ini membuat banyak orang bergerak dan mengubah hidup nya.
 
Perjalanan hidup kita juga bisa menjadi cerita yang menginspirasi banyak orang untuk berubah, menuju hal yang baik ataupun hal buruk. Tung Desem Waringin pernah berkata “Orang sukses selalu punya cerita perjalanan antara dulu dan menuju mimpi nya”. Tak heran Rosulullah pernah berkata dengan terjemahan bebas “Jika kamu mendapatkan kebaikan maka bagikan lah kepada orang lain”. Jika dipikir-pikir, Rosul menyuruh untuk berbagi itu agar orang yang mendengarkan juga ikut terinspirasi untuk melakukan kebaikan.
 
Jadi kesimpulannya, jika Anda ingin mengubah perilaku seseorang, bisa jadi orang itu adalah anggota team Anda, atau anak-anak Anda, atau orang-orang di sekitar Anda. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah bercerita kisah inspiratif.
 
Dan biasanya untuk membuat efek positif di akhir cerita, saya akan membuat pernyataan ini.
“Cerita yang menarik bukan?”
“Dan tahukah Anda ada tiga respond orang setelah mendengarkan cerita sukses seseorang. Jenis pertama adalah orang-orang yang bermental miskin, saat mendengarkan success story seseorang, dia akan mencari celah untuk menjatuhkan cerita success tadi. Jenis kedua adalah orang-orang bermental biasa-biasa saja, mereka akan berkomentar “wow hebat ya”. Dan jenis ketiga adalah orang-orang bermental kaya, mereka akan berkomentar “saya akan belajar dari cerita dan orang hebat tadi”.
“Saya yakin teman-teman disini masuk kategori jenis ketiga, orang-orang yang bermental kaya. Bukan jenis pertama, jenisnya orang-orang bermental miskin”
Pernyataan yang langsung menonjok ke ulu hati harga diri para pendengarnya. Skak matt untuk membuat orang mengambil hikmah dari success story yang Anda ceritakan.


Success story begitu inspirational, karena orang selalu butuh bukti keuntungan atau manfaat untuk berubah. Dan kesemua keraguan akan bukti nyata dan fakta bisa dipuaskan dengan success story.
 
Berkah selalu
N Kuswandi

No comments:

Post a Comment